Alasan Allah Menciptakan Babi yang Diharamkan bagi Manusia
Allah SWT adalah sang pencipta alam semesta beserta segala sesuatu di dalamnya. Mulai langit dan bumi, hingga semua yang bernyawa juga merupakan ciptaan Allah, termasuk hewan babi.
Lalu banyak orang yang bertanya, mengapa Allah juga menciptakan sesuatu yang diharamkan, jika memang tidak ada faedahnya bagi manusia? Dan salah satu yang paling sering dipertanyakan adalah babi.
Seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an,
إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ ۖ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
p dir="ltr">
Artinya: “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Al-Baqarah : 173)
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ
Artinya : “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.” (Q.S. Al-Maidah : 3).
إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya : “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barang siapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. An-Nahl : 115).
Beberapa firman Allah tersebut menegaskan bahwa babi merupakan hewan yang diharamkan bagi umat islam.
Sesuatu yang Allah haramkan pasti ada mudarat atau mudaratnya lebih besar daripada manfaatnya. Hewan yang diharamkan juga akan memberikan pengaruh bagi orang yang memakannya.
Begitu pula babi yang terkenal akan sifat khobits (menjijikkan). Babi adalah binatang yang kerakusannya dalam makan tidak tertandingi binatang lain.
Ia melahap semua makanan yang ada di depannya. Jika perutnya telah penuh atau makanannya telah habis, ia akan memuntahkan isi perutnya dan memakannya lagi untuk memuaskan kerakusannya.
Bahkan ia tak segan memakan kotoran apa pun di hadapannya. Kotoran manusia, binatang atau sampah busuk, bahkan memakan kotorannya sendiri hingga tidak ada yang tersisa. Kadang ia mengencingi kotorannya dan memakannya.
Babi juga merupakan hewan pemalas, maka orang yang gemar memakan babi akan punya sifat dan tabiat seekor babi pula.
Allah menciptakan babi bertujuan sebagai bahan ujian bagi manusia. Jika seseorang mampu menghindari mengonsumsi daging babi, maka ia lulus dalam ujian Allah.
Ustadz Abdul Somad menjelaskan dalam dakwahnya, beliau mengumpamakan ujian Allah SWT sama seperti pertanyaan ujian pilihan ganda yang biasa ditemui di sekolah.
“Kenapa dari empat pilihan tersebut, yang tiga tak betul, kenapa yang satu betul. Apakah guru itu bodoh? Tidak. Kenapa dibuatnya satu betul, tiga tak betul? Untuk sebagai ujian.” jelas Ustadz Abdul Somad.
“Begitu juga dengan ini, diciptakannya anjing, diciptakannya babi, dan kambing, kau pilih yang mana.” pungkasnya.
No comments:
Post a Comment