Miliki Tiga Hal Ini, Anda Bagai Diberikan Dunia Seisinya
Islam adalah agama samawi yang mengajarkan kesederhanaan kepada seluruh pemeluknya. Islam mengajarkan qonaah, merasa cukup atas semua yang dikaruniakan oleh Allah Ta’ala. Jika diberikan ujian dan cobaan, Islam mengajarkan kesabaran dan sifat itu menjadi kebaikan bagi pelakunya. Dan, saat dikaruniai nikmat berlimpah, Islam amat melarang bermewah-mewah, tetapi anjuran agar pemeluknya senantiasa bersyukur atas semua nikmat yang diamanahkan kepadanya.
Secara global, nikmat hidup terdiri dari tiga aspek; fisik, otak, dan jiwa. Jika ketiga aspek penyusun tubuh manusia itu telah dicukupi kebutuhan asasinya, maka sempurnalah kenikmatan seorang hamba.
Tubuh yang Sehat
Ini adalah kendaraan. Seorang hamba bisa melakukan ibadah dan segala amal saleh secara optimal jika badannya sehat. Mata yang sehat sehingga bisa membantu untuk membaca al-Qur’an dan melihat bukti Kekuasaan Allah Ta’ala di alam semesta, telinga yang normal sehingga mampu mendengarkan ayat-ayat-Nya saat dibacakan dan kalimat-kalimat kebaikan lainnya, pun mulut yang senantiasa digerakkan lidahnya untuk memuji dan mengingat nama-nama Allah Ta’ala yang agung dan mulia.
Pun dengan anggota tubuh yang lain; kaki, tangan, organ dalam, dan seluruh potensi fisik yang diberikan oleh Allah Ta’ala, jika semuanya sehat maka bisa menjadi sarana untuk semakin dekat dengan Allah Ta’ala, dan menjadi parameter kekayaan asasi seorang hamba.
Pasalnya, jika pun jumlah kekayaan melimpah, andai tubuhnya sakit-sakitan, apakah makna kekayaan itu selain dinikmati oleh orang lain jika tak digunakan untuk berinfak di jalan-Nya?
Hati Merasa Aman
Hatinya bersih. Tak ada prasangka buruk. Senantiasa berbaik sangka kepada sesama. Tak ada dendam, yang mendominasi adalah niat untuk senantiasa berbuat baik kepada orang lain. Tak pernah merasa terancam keselamatan jiwanya, sebab akhlaknya memesona kepada semua manusia.
Hati adalah sumber kebaikan bagi sekujur badan. Maka hati yang dipenuhi prasangka, benci, dendam, sombong, dan berbagai sifat buruk lainnya pun akan mengundang aneka jenis penyakit fisik yang membunuh jiwa seorang hamba.
Alangkah menderitanya orang yang mengidap penyakit ini, hatinya jauh dari rasa aman.
Makanan untuk Hari Ini
Kemarin adalah masa lalu, esok adalah masa depan. Maka hari yang menjadi rezeki seorang hamba adalah hari ini. Sebab, kemarin telah berlalu, dan tak ada yang kuasa menjamin diri ini sampai di esok hari.
Inilah di antara bukti kemuliaan Islam. Ia mengajarkan pemeluknya untuk fokus pada apa yang dijalani, dan tak sibuk dengan segala sesuatu yang tidak pasti. Pun, terkait makanan. Tidak perlu menimbun untuk sekian lama. Jika ada untuk hari ini saja, maka itu lebih dari makna cukup.
Pasalnya, di antara kegalauan yang sering dialami oleh seorang manusia terjadi saat dirinya sibuk memikirkan esok yang amat panjang sehingga luput dari memperbanyak dan membaguskan amal saleh.
Jika tiga hal ini sudah Anda miliki saban hari, percayalah dengan apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dalam kitab az-Zuhd ini, “Maka seolah-seolah telah diberikan kepadanya dunia dengan segala isinya.”
Jika demikian, untuk apa terlalu khawatir dengan hal-hal lain di setiap hari yang kita jalani? [Pirman
No comments:
Post a Comment