Nama Nenek Moyang Bangsa Jin
Jin termasuk golongan setan dari segi asal penciptaannya. Mereka diciptakan dari api. Akan tetapi, dari segi karakter, jin memiliki karakter seperti manusia; sebagiannya beriman, sedangkan sebagian lainnya mengingkari Allah Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Sebagai seorang muslim, kita wajib percaya kepada yang ghaib. Salah satunya adalah hal ihwal jin dengan segala karekternya sebagaimana termaktub dalam kitab suci al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah yang shahih.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Syeikh Ibnu Muflih al-maqdisi dalam Agar Tidak Diperdaya Setan, ‘Ikrimah meriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma tentang nama nenek moyang jin dan karakternya.
“Nama nenek moyang jin,” tulis ‘Ikrimah, “adalah Suma.” Di dalam buku yang sama, kami tidak menjumpai nama lain yang dikutip oleh Syeikh Ibnu Muflih al-Maqdisi.
Kemudian, Allah Ta’ala berfirman kepada Suma, “Berkhayallah!”
Lanjut ‘Ikrimah meriwayatkan, “Suma pun berkhayal (sebagai sosok) yang tidak bisa dilihat, lenyap di dalam bumi, dan kembali menjadi muda setelah usia tuanya.”
Sebagai salah satu bentuk Rahmat Allah Ta’ala, dan salah satu cara-Nya menguji umat manusia, lanjut ‘Ikrimah, “Khayalan jin pun diwujudkan padanya.”
Jelasnya memungkasi riwayat ini, “Di sore hari, jin menjadi tua karena pergantian masa. Lalu di pagi hari keesokan harinya, ia kembali menjadi seorang pemuda dengan usia sekitar tiga puluh tahun.”
Mari menundukkan diri setelah membaca riwayat ini. Bahwa bangsa jin, termasuk setan di dalamnya, tidak pernah tua. Mereka dijadikan abadi sampai masa yang ditentukan oleh Allah Ta’ala. Mereka diberi tangguh untuk menggoda umat manusia dengan menjerumuskannya ke dalam kesesatan.
Ujungnya, mereka mencari pengikut sebanyak-banyaknya untuk bersama menikmati siksa neraka yang pedih dan amat mengenaskan. Dan untuk hal itulah, setan mengerahkan seluruh kemampuannya. Sehingga, kita pun harus bersiap siaga agar bisa terhindar dari godaan dan bisikan setan yang amat keji.
Apalagi, dalam pertarungan yang abadi ini, setan ‘dimenangkan’ karena bisa menyaksikan kita, sedangkan kita tak kuasa melihatnya. Akan tetapi, Allah ta’ala lebih memenangkan kita dengan memberi akses untuk langsung terhubung dan meminta pertolongan dari-Nya. Allah-lah sebaik-baik Pelindung dan Pembela. Hasbunallah wa ni’mal wakiil. [Pirman
No comments:
Post a Comment