Mata uang dinar Utsmani ditemukan di sejumlah wilayah Aceh.
Sebagai bandar atau kota pelabuhan yang strategis di masa lalu, wilayah Kesultanan Aceh Darussalam sangat ramai dan kosmopolitan. Banyak orang-orang dari berbagai wilayah di dunia yang berkunjung dan menetap di Aceh Darussalam. Termasuk orang-orang Turki Utsmani yang cukup banyak meninggalkan jejak di Aceh.
Ketua Umum Lembaga Masyarakat Peduli Sejarah Aceh, Mizuar Mahdi, menceritakan, pada 2013 ditemukan mata uang dinar di Aceh dengan jumlah yang sangat banyak. Dinar tersebut berasal dari Turki Utsmani.
"Koin-koin Dinar yang ditemukan itu berasal dari masa Sultan Sulaiman al-Qanuni dan Sultan Selim II bin Sulaiman al-Qanuni," kata Mizura saat diwawancarai Republika.co.id belum lama ini.
Dia menceritakan, ditemukan juga surat-surat dari Kesultanan Aceh Darussalam untuk Turki Utsmani dan sebaliknya. Selain itu ditemukan juga manuskrip-manuskrip yang semakin memperkuat bukti sejarah kehadiran Turki
Utsmani di Aceh Darussalam.
"Dari temuan-temuan ini memang bukti kehadiran Turki Utsmani di Aceh sangat nyata, temuan koin dDinar di Aceh itu dalam jumlah yang sangat banyak," kata Mizuar.
Dia mengatakan, bukti-bukti itu juga diperkuat dengan banyaknya temuan makam kuno yang pada nisannya tertulis nama-nama yang cenderung mirip dengan nama orang-orang Turki, Arab, Persia, Baghdad, India, dan berbagai daerah Muslim lainnya.
Ditemukan juga makam seorang ulama dari Makah yang pada nisannya tertulis sebagai orang yang mengasuh Sultan Alauddin Ri'ayat Syah.
Lembaga Masyarakat Peduli Sejarah Aceh juga menyampaikan adanya Kampung Bitai sebuah desa di Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh di masa lalu. "Kampung Bitai ini juga dikenal sebagai perkampungan bagi penduduk Muslim yang berasal dari wilayah Turki Utsmani," ujar Mizuar.
Tidak mengherankan banyaknya ditemukan jejak Turki Utsmani di Aceh, karena Sultan-sultan Aceh Darussalam menjalin hubungan dengan Sultan-sultan Turki Utsmani.
Mereka memiliki hubungan bilateral di berbagai bidang. Turki Utsmani juga membantu Aceh Darussalam memerangi Portugis yang ingin merebut bandar-bandar di Selat Malaka dan mengganggu pelayaran calon jamaah haji ke Makah.
Sultan Alauddin Ri'ayat Syah pemimpin Kesultanan Aceh Darussalam pernah mengirim surat kepada Turki Utsmani yang dipimpin Sultan Sulaiman al-Qanuni.
Dalam suratnya Sultan Alauddin Ri'ayat Syah meminta bantuan untuk menghadapi Portugis yang sedang merebut bandar-bandar atau kota pelabuhan dan akan menyerang Aceh Darussalam.
Beberapa tahun kemudian pada masa kepemimpinan Sultan Selim II, Turki Utsmani mengirim 15 kapal perang kecil dan dua kapal perang besar beserta pasukan militer dan perlengkapannya ke Aceh Darussalam. Semua kapal perang dan pasukan tersebut dipersiapkan untuk membantu Aceh Darussalam berjihad melawan Portugis.
No comments:
Post a Comment