Surat Nabi Muhammad kepada Raja Romawi dikirimkan pada awal tahun ketujuh hijriyah.
Usai tahun keenam Hijriyah, Nabi Muhamamd SAW menuliskan sejumlah surat kepada raja-raja. Tujuannya yaitu adalah untuk mengajak mereka masuk Islam dan taat kepada Allah.
Dalam buku berjudul Perjalanan Hidup Rasul Yang Agung Muhammad SAW yang ditulis oleh Syekh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri disebutkan, Ketika ingin menulis surat-surat kepada para raja itu, diberitakan kepada Nabi Muhammad bahwa para raja-raja tidak mau menerima surat kecuali jika diberi stempel. Sehingga, Nabi Muhammad pun membuat stempel dari perak bertuliskan: "Muhammad Rasul Allah." Tulisan ini terdiri dari tiga baris, Muhammad satu baris, Rasul sebaris, dan Allah sebaris.
Kemudian, beberapa orang sahabat yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dipilih Nabi untuk dijadikan utusan kepada raja-raja. Tokoh ulama besar, Al Manshurfuri menyebut, Nabi mengirim beberapa utusan itu pada awal bulan Muharram, di tahun ke tujuh hijriyah.
Di antara surat-surat itu adalah, surat yang ditujukan kepada Raja Romawi, Heraclius. Imam Bukhari dalam Shahih Bukhari, meriwayatkan teks surat untuk Heraclius itu. Bunyi surat itu adalah:
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Dari Muhammad hamba Allah dan utusanNya kepada Heraclius penguasa Romawi. Salam sejahtera bagi orang yang mengikuti petunjuk. Masuk Islamlah, niscaya kamu selamat. Masuk Islamlah, niscaya Allah memberimu pahala dua kali lipat. Jika kamu berpaling, kamu akan menanggung dosa orang-orang Romawi.
Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang sama di antara kita, bahwa kita tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah, dan tidak mempersekutukanNya dengan sesuatu pun; dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai sembahan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka. "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)."
Nabi Muhammad memilih Dihyah bin Khalifah al-Kalbi untuk membawa surat ini. Dia diperintahkan agar menyerahkan surat itu kepada penguasa Bushra, agar penguasa Bushra menyerahkan kepada Kaisar Heraklius. Setelah mendapat surat itu, Kaisar Heraclius memanggil Abu Sofyan yang saat itu belum memeluk Islam untuk menanyakan tentang berbagai hal soal Nabi Muhammad (akan dibahas di tulisan selanjutnya).
Selanjutnya, Kaisar memberikan hadiah kepada Dihyah selaku pembawa surat untuknya berupa sejumlah uang dan pakaian.
Rol
No comments:
Post a Comment