Sebesar apapun dosa yang dilakukan seorang hamba akan mendapatkan ampunan dari Allah SWT jika hamba tersebut bersungguh-sungguh melakukan taubat.
Sebab Allah SWT adalah al-Ghafur yaitu Dzat Yang Maha Pengampun. Karenanya seorang yang melakukan dosa hendaknya beristighfar, memohon ampun kepada Allah dan tidak mengulangi perbuatan dosa yang pernah dilakukan.
Rasulullah SAW mengajarkan sebuah kalimat istighfar yang paling utama atau disebut sayyidul istighfar untuk dibaca umatnya. Ini dapat ditemukan dalam hadis Rasulullah yang diriwayatkan Imam Bukhari nomor 6306 dalam Fath al-Bari. Berikut kalimat istighfar yang disebutkan Rasul sebagai sayyidul istighfar sebagaimana petikan hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari:
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
"Allahumma Anta Rabbi, la ilaha illa Anta khalaqtani, wa ana 'abduka, wa ana ala ahdika wawa'dika mastatha'tu, audzubka min syarrima shana'tu, abu'u laka bini'matika alayya wa abu'u laka bi dzanbi, faghfirli, fa innahu la yaghfirudzunuba illa Anta. (Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui dosaku kepada-Mu dan aku akui nikmat-Mu kepadaku, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain-Mu.)"
Dalam lanjutan hadis itu Rasullulah SAW menjelaskan jika seorang hamba membacanya penuh keyakinan saat siang hari dan orang tersebut meninggal pada hari itu sebelum sore hari, maka orang tersebut masuk dalam golongan penghuni surga.
Begitupun ketika seorang hamba membacanya di malam hari dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum pagi datang, orang tersebut juga masuk dalam golongan penghuni surga.
Hadis ini berkedudukan sahih menurut ijma ulama dengan jalur hadis dari Abdullah bin Amru, Abdul Warits bin Sa'id atau Abu Ubaidah, al Husain bin Dzakwan, Abdullah bin al-Buraidah atau Abu Sahal, Basyir bin Kaab atau Abu Ayyub dan Syaddad Bin Aus atau Abu Ya'laa. Hadits serupa juga bisa ditemukan dalam hadis yang diriwayatkan Tirmidzi dan Nasai.
No comments:
Post a Comment