Paceklik dan Permintaan Hujan Badui ke Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW berdoa agar hujan segera turun pada masa paceklik. Ilustrasi paceklik.
Nabi Muhammad SAW berdoa agar hujan segera turun pada masa paceklik. Ilustrasi paceklik.
Foto: Agung Supriyanto

Nabi Muhammad SAW berdoa agar hujan segera turun pada masa paceklik.
Tanah Hijaz, termasuk di dalamnya adalah Makkah dan Madinah, pernah juga mengalami musim hujan dan paceklik pada masa Rasulullah SAW.  
Paceklik pada masa Rasulullah SAW dipicu kemarau panjang dan hujan yang tak kunjung turun. Direktur Aswaja Center Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Ma’ruf Khozin, menukilkan riwayat tentang fakta sejarah itu sebagai beriikut:  
ﻋَﻦْ ﺃَﻧَﺲِ ﺑْﻦِ ﻣَﺎﻟِﻚٍ، ﻗَﺎﻝَ: ﺃَﺻَﺎﺑَﺖِ اﻟﻨَّﺎﺱَ ﺳَﻨَﺔٌ ﻋَﻠَﻰ ﻋَﻬْﺪِ اﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ، ﻓَﺒَﻴْﻨَﺎ اﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﺨْﻄُﺐُ ﻓِﻲ ﻳَﻮْﻡِ ﺟُﻤُﻌَﺔٍ ﻗَﺎﻡَ ﺃَﻋْﺮَاﺑِﻲٌّ
Anas bin Malik berkata: "Di masa Nabi SAW terjadi musim paceklik. Ketika Nabi SAW berkhutbah maka berdiri seorang Arab pedalaman
ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ اﻟﻠَّﻪِ: ﻫَﻠَﻚَ اﻟﻤَﺎﻝُ ﻭَﺟَﺎﻉَ اﻟﻌِﻴَﺎﻝُ، ﻓَﺎﺩْﻉُ اﻟﻠَّﻪَ ﻟَﻨَﺎ
Ia berkata: "Wahai Rasulullah, harta telah hancur dan keluarga kelaparan. Doakan kepada Allah untuk kami"
ﻓَﺮَﻓَﻊَ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﻭَﻣَﺎ ﻧَﺮَﻯ ﻓِﻲ اﻟﺴَّﻤَﺎءِ ﻗَﺰَﻋَﺔً، ﻓَﻮَاﻟَّﺬِﻱ ﻧَﻔْﺴِﻲ ﺑِﻴَﺪِﻩِ، ﻣَﺎ ﻭَﺿَﻌَﻬَﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﺛَﺎﺭَ اﻟﺴَّﺤَﺎﺏُ ﺃَﻣْﺜَﺎﻝَ اﻟﺠِﺒَﺎﻝِ، ﺛُﻢَّ ﻟَﻢْ ﻳَﻨْﺰِﻝْ ﻋَﻦْ ﻣِﻨْﺒَﺮِﻩِ ﺣَﺘَّﻰ ﺭَﺃَﻳْﺖُ اﻟﻤَﻄَﺮَ ﻳَﺘَﺤَﺎﺩَﺭُ ﻋَﻠَﻰ ﻟِﺤْﻴَﺘِﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
Lalu Nabi mengangkat kedua tangannya. Kami tidak melihat adanya awan di langit. Demi Allah yang jiwaku ada dalam kuasa-Nya, Nabi belum menurunkan tangannya hingga awan menyebar seperti gunung-gunung. Nabi belum turun dari mimbar hingga aku melihat hujan telah menetes di jenggot Nabi SAW
ﻓَﻤُﻄِﺮْﻧَﺎ ﻳَﻮْﻣَﻨَﺎ ﺫَﻟِﻚَ، ﻭَﻣِﻦَ اﻟﻐَﺪِ ﻭَﺑَﻌْﺪَ اﻟﻐَﺪِ، ﻭَاﻟَّﺬِﻱ ﻳَﻠِﻴﻪِ، ﺣَﺘَّﻰ اﻟﺠُﻤُﻌَﺔِ اﻷُﺧْﺮَﻯ
Di hari itu kami mendapat hujan, esok dan lusa, hingga Jumat berikutnya
ﻭَﻗَﺎﻡَ ﺫَﻟِﻚَ اﻷَﻋْﺮَاﺑِﻲُّ - ﺃَﻭْ ﻗَﺎﻝَ: ﻏَﻴْﺮُﻩُ - ﻓَﻘَﺎﻝَ: ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ اﻟﻠَّﻪِ، ﺗَﻬَﺪَّﻡَ اﻟﺒِﻨَﺎءُ ﻭَﻏَﺮِﻕَ اﻟﻤَﺎﻝُ، ﻓَﺎﺩْﻉُ اﻟﻠَّﻪَ ﻟَﻨَﺎ
Orang tadi -atau yang lain- berdiri dan berkata: "Wahai Rasulullah. Bangunan telah hancur dan harta tenggelam. Doakan kepada Allah untuk kami"
ﻓَﺮَﻓَﻊَ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ: «اﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺣﻮاﻟﻴﻨﺎ ﻭَﻻَ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ»
Nabi mengangkat kedua tangannya dan berdoa: "Ya Allah, turunkan hujan di sekeliling kami dan jangan jadikan petaka bagi kami"
ﻓَﻤَﺎ ﻳُﺸِﻴﺮُ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﺇِﻟَﻰ ﻧَﺎﺣِﻴَﺔٍ ﻣِﻦَ اﻟﺴَّﺤَﺎﺏِ ﺇِﻻَّ اﻧْﻔَﺮَﺟَﺖْ
Tidaklah Nabi mengisyaratkan dengan tangannya ke arah awan kecuali awan tersebut terlepas dari awan yang lain (HR Bukhari)
Dalam riwayat lain kitab Sahih Bukhari ada tambahan:
ﻳُﺮِﻳﻬِﻢُ اﻟﻠَّﻪُ ﻛَﺮَاﻣَﺔَ ﻧَﺒِﻴِّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﺇِﺟَﺎﺑَﺔَ ﺩَﻋْﻮَﺗِﻪِ
"Allah memperlihatkan kepada mereka karamah (yang dimaksud disini adalah mukjizat) Nabi SAW dan terkabulnya doa Nabi."

No comments: