Hadirkan Kelembutan, Agar Rahmat Allah Datang
Ya Allah, siapa yang memegang urusan umatku lalu mempersulit mereka maka persulitlah ia. Siapa bersikap (Rifq) lembut pada mereka maka lembutlah padanya," kata Nabi
ISLAM datang dengan pesona kelembutan, ia lahir dan di bawa oleh seorang Nabi yang juga memiliki hati dan perangai yang tiada duanya. Hal ini merupakan salah satu titik penentu bagi keberhasilan beliau mengemban amanah besar ini. Ada padanya perpaduan kejujuran, dan kelembutan yang tak bisa diingkari kawan maupun lawan.
Berbalik saat ini, saat penyeru kebenaran lebih banyak tapi kebenaran justru sangat sulit untuk di terima. Bukan karna nilai kebenarannya berkurang, tetapi ada value yang terkikis, salah satunya adalah kelembutan. Hal ini tentu tidak mudah sebab ia benar-benar diberikan kepada siapa yang dirahmati-Nya dari para hamba.
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ الله لِنتَ لَهُمْ
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka…”. (QS: Ali Imran: 159)
Kelembutan adalah rahmat, yang jika ia hilang maka kebenaran akan ditinggalkan. Bahkan semakin membuat jarak yang kian jauh dari kebenaran.
وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
“Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” [Ali-Imran/3 : 159]
Kasarnya ucapan dan perangai pemimpin dan penyeru kebaikan membuat kebenaran semakin dijauhi. sebab, mereka ragu bahwa sangat tak mungkin kebenaran itu menyesakkan dada, kebenaran pastilah nikmat di rasa. Karnanya menyampaikan kebenaran, harus dengan cara yang benar. Sedang lembutnya perangai dan ucapan adalah salah satu amalan yang dapat mengundang ampunan Allah juga mengantarkan pelakunya pada Surga. Dari Abu Syuraih, ia berkata pada Rasulullah ﷺ
يَا رَسُولَ اللَّهِ، دُلَّنِي عَلَى عَمِلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ
إِنَّ مِنْ مُوجِبَاتِ الْمَغْفِرَةِ بَذْلُ السَّلامِ، وَحُسْنُ الْكَلامِ
“Wahai Rasulullah, tunjukkanlah padaku suatu amalan yang dapat memasukkanku ke dalam Surga.” Beliau bersabda, di antara sebab mendapatkan ampunan Allah adalah menyebarkan salam dan bertutur kata yang baik.” (HR. Thobroni dalam Mu’jam Al Kabir no. 469)
Menolak kebenaran dengan cara yang lembut, serta menyampaikan kebenaran dengan kelembutan keduanya dapat mengantarkan pada kebaikan. Allah Ta’ala berfirman:
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An Nahl : 125).
Karenanya Ibnu Baththol mengatakan, “Ketahuilah bahwa tutur kata yang lembut dapat menghilangkan permusuhan dan dendam kesumat. Lihatlah firman Allah Ta’ala,
ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ
“Tolaklah (kejelekan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (QS: Fushilat: 34-35).
Syahdan Rasulullah ﷺ mendapatkan teguran dari Allah Ta’ala ketika suatu hari beliau sedang berbicara dengan beberapa pembesar Quraisy dan beliau berharap mereka mau memeluk Islam. Tetiba di tengah-tengah pembicaraaan, datanglah seorang buta yaitu Abdullah Ibnu Ummi Maktum. Maka Abdullah Ibnu Ummi Maktum bertanya kepada Rasulullah ﷺ mengenai sesuatu dan mendesak Rasulullah ﷺ.
Namun, beliau ﷺ mengabaikan Abdullah Ibnu Ummi Maktum seraya bermuka masam dan tetap berbicara dengan pembesar Quraisy. Kemudian, turunlah firman Allah Ta’ala:
عَبَسَ وَتَوَلَّى (1) وَمَا أَنْ جَاءَهُ الْأَعْمَى(2) يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّى(3)
“Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling. Karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa).” (QS: ‘Abasa : 1-3).
Hal ini menjadi pelajaran penting bahwa, Islam senantiasa menghadirkan kelembutan sebagai pewarna. Bahkan Allah menegur Rasulullah ﷺ saat kelembutan beliau tetiba bermasalah, sebagai hikmah bagi kita. Bahwa kelembutan pada siapapun, dalam agama ini mutlak dilakukan. Karna agama ini adalah rahmatan lil alamin.
Namun dalam hal lain praktek Rasulullah terkait dengan sikap lembut juga sangat banyak, salah satunya adalah kisah seorang Arab Badui, yang dikisahkan dari hadits sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ قَامَ أَعْرَابِيٌّ فَبَالَ فِي الْمَسْجِدِ فَتَنَاوَلَهُ النَّاسُ فَقَالَ لَهُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعُوهُ وَهَرِيقُوا عَلَى بَوْلِهِ سَجْلًا مِنْ مَاءٍ أَوْ ذَنُوبًا مِنْ مَاءٍ فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِينَ وَلَمْ تُبْعَثُوا مُعَسِّرِينَ
“Bahwa Abu Hurairah berkata, “Seorang ‘Arab badui berdiri dan kencing di masjid, lalu orang-orang ingin mengusirnya. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda kepada mereka: “Biarkanlah dia dan siramlah bekas kencingnya dengan setimba air, atau dengan seember air, sesungguhnya kalian diutus untuk memberi kemudahan dan tidak diutus untuk membuat kesulitan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kelembutan atau dalam bahasa haditsnya Ar Rifq, adalah sebuah perangai yang apabila ada pada sesuatu maka sesuatu itu kan sangat indah. Namun jika kelembutan telah lenyap dari sesuatu, maka sesuatu itu akan nampak sangat buruk. Hal ini disinyalir dalam sabda Nabi ﷺ.
إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُوْنُ فيِ شَيْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شَيءٍ إِلاَّ شَانَهُ
“Sesungguhnya, tidaklah kelembutan (Ar Rifq) itu ada pada sesuatu kecuali ia akan membaguskannya, dan tidaklah (kelembutan) itu tercabut dari sesuatu, kecuali akan memburukkannya.” [HR. Muslim dalam Al-Birr wash Shilah 2594]
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ يُحْرَمِ الرِّفْقَ يُحْرَمِ الْخَيْرَ
“Barangsiapa yang diharamkan baginya (Ar Rifq), maka ia diharamkan dari kebaikan.” [HR: Muslim]
Nabi pernah mendoakan siapapun pemimpin, yang bersikap lembut pada rakyatnya dengan doa;
اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ فَارْفُقْ بِهِ
“Ya Allah, siapa yang memegang urusan umatku lalu mempersulit mereka maka persulitlah ia, dan siapa yang memegang urusan umatku lalu bersikap (Rifq) lembut pada mereka maka bersikap lembutlah padanya.” [ Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya, dari Aisyah Radiyallaahu ‘anhu dalam kitab Al-Imarah 1828 ]
Olehnya mari hadirkan kelembutan dalam perangai dan ucapan agar Allah senantiasa mengucuri kita dengan rahmat-Nya.*/Naser Muhammad
No comments:
Post a Comment