Ijtihad-Ijtihad Abu Bakar yang Dicatat dalam Sejarah Islam




Setelah Rasulullah wafat pada 623, Abu Bakar terpilih sebagai khalifah pertama menggantikan peran Rasulullah dalam memimpin negara dan umat Islam. Waktu itu, daerah kekuasaan Islam hampir mencakup seluruh Semenanjung Arabia yang dihuni berbagai suku Arab.

Pengangkatan Abu Bakar sebagai khalifah berlangsung melalui dua kali baiah. Pertama, di Saqifah Bani Sa'idah yang disebut dengan baiah khashshah, dan kedua di Masjid Nabawi di Madinah yang dikenal dengan baiat umum. 

Dalam pidato kenegaraan yang disampaikan pada bait umum, dia mengatakan, ''Taatilah saya, selama saya taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan bila saya durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya, jangan patuhi saya.''

Pidota Abu Bakar itu punya konsekuensi logis bahwa jika ada orang atau kelompok tidak taat pada Allah dan Rasul-Nya, sang khalifah akan menindaknya dengan tegas. 

Pernyataannya itu terbukti ketika di awal pemerintahannya terjadi sejumlah kekacauan dan pemberontakan. Muncul orang-orang murtad, orang yang mengaku sebagai nabi, dan para pembangkang dalam membayar zakat.

Terhadap semua bentuk pembangkangan itu, Abu Bakar bertindak tegas, memutuskan untuk menumpasnya. Ia membentuk sebelas pasukan yang masing-masing dipimpin oleh panglima perang yang tangguh, seperti Khalid bin Walid, Amr bin Ash, Ikrimah bin Abu Jahal, dan Syurahbil bin Hasanah.

Dalam buku Ensiklopedi Islam disebutkan, ijtihad politik Abu Bakar tersebut membawa dampak positif bagi umat Islam. Di satu sisi, keberhasilan pasukan Islam menumpas semua jenis pembangkangan menumbuhkan kesadaran musuh-musuh Islam bahwa kekuatan militer umat Islam telah mapan. 

Bahkan, banyak suku Arab yang dengan sukarela mengintegrasikan diri dengan Islam. Dan di sisi yang lain, secara internal, menguatkan jalinan ukhuwah para sahabat setelah perselisihan akibat perbedaan pandangan politik dalam penentuan khalifah pertama.

Setelah mampu menyelesaikan masalah internal umat, Abu Bakar memandang perlu membentengi teritori Islam dari ancaman dua negara adikuasa, Persia dan Bezantium. Abu Bakar berinisiatif menaklukkan Irak dan Suriah. 

Penaklukan Irak di bawah pimpinan Khalid bin Walid. Dan penaklukan Suriah di bawah pimpinan tiga panglima, yaitu Amr bin Ash, Yazid bin Abu Sufyan, dan Syurahbil bin Hasanah.

Di samping melakukan ijtihad politik secara masif, Abu Bakar memberikan perhatian yang besar pada urusan sosial keagamaan. Prinsip-prinsip keadilan dan pemerataan beliau pratikkan dengan meneladani kearifan Rasulullah SAW. 

Dia mendirikan lembaga bait al-mal atau lembaga keuangan yang dipimpin oleh Abu Ubaidah. Juga, mendirikan lembaga peradilan yang dipimpin Umar bin Khattab.

Hasil ijtihad Abu Bakar yang hingga kini masih dirasakan umat Islam sedunia adalah pengumpulan ayat-ayat Alquran yang sebelumnya bertebaran di berbagai tempat. Upaya pengumpulan ini dilakukan setelah sang khalifah setuju dengan usulan Umar bin Khattab setelah melihat banyaknya sahabat penghafal Alquran yang gugur di medan perang.

No comments: