Kiat Mengendalikan Bahaya Hawa Nafsu:

SECARA common sense (akal sehat) kita tahu bahayanya seseorang mengikuti hawa nafsu. Bahkan pada tingkatan tertentu seseorang akan bisa terjatuh ke dalam syirik akbar karena ia memperbudakkan dirinya kepada hawa nafsu dan menyembahnya.
Nah, bagaimana cara mudah agar selamat dari penyembahan hawa nafsu tersebut? Ustaz Said Abu Ukasyah memberikan dua kiat berikut semoga bisa membantu Anda.
Kiat umum mengendalikan nafsu

1. Konsultasikan kepada dua “Dewan Pertimbangan Jiwa”, yaitu Agama Islam dan Akal Sehat sebelum melangkah
Imam Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah berkata, “Tatkala seorang yang sudah baligh diuji dengan hawa nafsu, tidak seperti binatang (yang tidak diuji dengannya), dan setiap waktu ia menghadapi gejolak hawa nafsu, maka dianugerahkan kepadanya dua penentu keputusan, yaitu agama Islam dan akal sehat. Ia pun selalu diperintahkan untuk mengkonsultasikan gejolak hawa nafsu yang dihadapi kepada dua penentu keputusan tersebut dan tunduk kepada keduanya”.
Maksudnya, ulama sudah menjelaskan bahwa setiap kali seseorang menghadapi suatu masalah, sebelum mengambil langkah, ia tertuntut untuk muhasabah (introspeksi) diri, agar bisa memutuskan langkah yang tepat, yaitu langkah yang diridhai oleh Allah Taala.
Untuk bisa memutuskan langkah yang tepat, maka haruslah dikonsultasikan terlebih dahulu kepada penentu keputusan yang asasi, yaitu syariat Islam, ia harus menimbang keputusan yang akan diambilnya dengan tinjauan syariat Islam, dan ia gunakan akal sehatnya agar bisa memahami syariat Islam dengan baik, mengokohkan keimanannya, dan membantunya dalam mempertimbangkan maslahat dan mudharat yang ada.
Jika sebuah alternatif keputusan sesuai dengan syariat Islam dan akal sehatnya, maka diambillah keputusan tersebut, namun jika tidak, maka ditinggalkannya. Dan ketahuilah bahwa agama Islam pastilah selaras dengan akal sehat (yaitu akal yang lurus dan sesuai dengan fitrah), keduanya tidaklah mungkin bertentangan.
Orang yang tidak sudi menghambakan hatinya kepada hawa nafsu adalah orang yang selalu menimbang suatu masalah dengan tinjauan syariat dan akal sehat. Dengan keduanya ia kendalikan hawa nafsunya

2. Anda galau? Jauhilah apa yang paling disukai hawa nafsu Anda
Sebagian Salafus Saleh berkata,
“Jika Anda bimbang menghadapi dua alternatif pilihan keputusan, Anda tidak tahu mana yang paling bahaya, maka tinggalkanlah sesuatu yang paling dekat/disukai hawa nafsumu, karena sikap yang terdekat dengan kesalahan itu ada pada mengikuti hawa nafsu”.

Tidak jarang dikarenakan minimnya ilmu syari yang dimiliki seseorang dan kelemahan akal sehatnya, maka di dalam memutuskan suatu perkara, ia menemui kesulitan.
Ia bingung ketika menghadapi dua alternatif pilihan keputusan, mana yang harus diambil, padahal, ia harus mengambil keputusan sekarang juga, tidak ada satupun orang alim yang bisa dihubungi ketika itu. Maka sebagian salaf sudah memberikan resep mudah kepada kita, yaitu tinggalkanlah sesuatu yang paling dekat dengan hawa nafsumu atau paling disukai hawa nafsumu! Dan pilihlah sebuah keputusan yang terjauh dari hawa nafsumu.
Mengapa demikian? Rahasianya terdapat dalam ucapan Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah rahimahullah berikut ini, “Ketika sikap yang sering terjadi pada orang yang mengikuti hawa nafsu, syahwat dan amarah adalah tidak bisa berhenti sampai pada batas mengambil manfaat saja (darinya), karena itulah (banyak) disebutkan nafsu, syahwat, dan amarah dalam konteks yang tercela, karena dominannya bahaya yang ditimbulkannya (dan) jarang orang yang mampu bersikap tengah-tengah dalam hal itu (mengatur nafsu, syahwat, dan amarahnya- pent)”. (Inilah)
Wallahu a’lam. 
Sumber: Asbabut Takhallaush minal hawa karangan Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah rahimahullah

No comments: