4 Sebab agar Doa Terkabul

SETIAP Muslimin setiap hari memanjatkan doa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Segala kebaikan diminta, seperti kesehatan, rezeki, jodoh, dan lainnya.
Mereka berharap doanya diijabah dengan segera oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Guna memenuhi hajat yang diinginkan atau direncanakan.
Namun dalam berdoa, setiap umat Islam haruslah memerhatikan adab-adabnya. Sebab, tata cara ini bisa menentukan terkabulnya doa.
Berikut ini sebab-sebab terkabulnya doa kaum Muslimin, sebagaimana dikutip dari Muslim.or.id, Selasa (9/6/2020).
  1. Ikhlas

Mengikhlaskan doa tersebut untuk Allah Subhanahu wa ta’ala, konsisten atau istikamah, dan menjauhi kemusyrikan.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
فَادْعُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
Artinya: “Maka berdoalah (sembahlah) Allah Ta’ala dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya).” (QS Ghaafir (40): 14).

Maka itu, tauhid (ikhlas) merupakan syarat terkabulnya doa tersebut. Sebab, tauhid akan mendekatkan seseorang kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan sebagai sarana atau wasilah dikabulkannya doa seorang hamba.

Sepenuh hati
Berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dengan sepenuh hati, menghadirkan hatinya untuk benar-benar dikabulkan oleh Allah Ta’ala. Tidak berdoa dengan hati yang lalai dan berpaling, sehingga hanya menggerakkan lisannya, sedangkan hatinya berpaling memikirkan yang lainnya.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ

Artinya: “Berdoalah kepada Allah dengan keyakinan bahwa doa tersebut akan dikabulkan. Dan ketahuilah, sesungguhnya Allah Ta’ala tidaklah mengabulkan doa dari hati yang lalai dan berpaling.” (HR Tirmidzi Nomor 3488 dan Al Hakim dalam Al Mustadrak 1/493). (Tirmidzi mengatakan hadis ini gharib dan tidak diketahui kecuali melalui jalur ini. Akan tetapi, hadis ini memiliki penguat yang diriwayatkan oleh Ahmad (2/177) dan dihasankan sanadnya oleh Al Haitsami dalam Majma’ Az-Zawaid 10/118. Demikian pula dinilai hasan oleh Al Albani dalam Shahihul Jaami’ Nomor 245)



Menyebut nama Allah Subhanahu wa ta’ala
Berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dengan menyebutkan nama dan sifat Allah Ta’ala, misalnya yaa Rahmaan, yaa Rahiim, yaa Allah, dan sebagainya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ



Artinya: “Hanya milik Allah asmaa-ul husna. Maka mohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya.” (QS Al A’raf (7): 180).

Waktu mustajab
Mencari waktu-waktu mustajab terkabulnya doa. Yang dituntut dari seorang Muslim adalah berdoa secara terus-menerus di waktu kapan pun. Akan tetapi, seorang Muslim juga hendaknya memerhatikan waktu-waktu khusus yang lebih besar kemungkinan untuk dikabulkan.

Misalnya, ketika bersujud, atau di akhir malam, atau di bulan Ramadhan, lebih khusus lagi di sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Ini adalah waktu-waktu istimewa, sehingga hendaknya setiap Muslimin lebih banyak berdoa pada waktu-waktu tersebut dibandingkan lainnya. (okz)

No comments: