6 Orang yang Doanya Selalu Diterima Allah Ta’ala

NABI Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam mengatakan bahwa setiap kali seseorang berdoa karena Allah Subhanahu wa ta’ala, maka Allah akan menerima permohonannya atau menghindarkan masalah yang datang.
Jika orang tersebut berdoa sesuatu yang tidak dapat diterima dalam syariat Islam atau melanggar aturan, maka tidak diterima dengan cara apa pun.
Berikut ini enam jenis orang yang doanya selalu diterima Allah Subhanahu wa ta’ala, sebagaimana dikutip dari The Islamic Information, Kamis (11/6).
  1. Doa orang sakit
Di antara doa yang mustajab adalah doa yang dipanjatkan dari seseorang ketika dalam kondisi lemah, terpepet, terdesak, yang sangat membutuhkan pertolongan Allah Subhanahu wa ta’ala. Maka itu, doa mereka lebih mustajab dibandingkan doa mereka yang sehat dan dalam keadaan longgor.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ

Artinya: “Siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan. (QS An-Naml: 62)
Kita semua tahu, orang sakit termasuk di antara mereka. Ibnu Allan menjelaskan mengapa doa orang sakit lebih mustajab.
وذلك لأنّه مضطر ودعاؤه أسرع إجابةً من غيره
Artinya: “Karena orang sakit termasuk orang yang terdesak. Dan doanya lebih cepat diijabahi daripada yang lainnya.” (Al-Futuhat Ar-Rabbaniyah, Syarh Al-Adzkar An-Nawawiyah, 4/92).




Doa orang yang berpuasa
Doa orang yang berpuasa berfungsi seperti pesona. Banyak ulama menyebut waktu puasa sebagai momen emas untuk berdoa.

An-Nawawi menjelaskan:

ﻳﺴﺘﺤﺐّ ﻟﻠﺼﺎﺋﻢ ﺃﻥ ﻳﺪﻋﻮ ﻓﻲ ﺣَﺎﻝِ ﺻَﻮْﻣِﻪِ ﺑِﻤُﻬِﻤَّﺎﺕِ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓِ ﻭَﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻟَﻪُ ﻭَﻟِﻤَﻦْ ﻳُﺤِﺐُّ ﻭَﻟِﻠْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴﻦَ

Artinya: “Dianjurkan bagi orang yang berpuasa untuk berdoa sepanjang waktu puasanya (selama ia berpuasa) dengan doa-doa yang sangat penting bagi urusan akhirat dan dunianya, bagi dirinya, bagi orang yang dicintai dan untuk kaum muslimin.” (Syarh Al-Muhaddzab An-Nawawi)



Doa ayah untuk anaknya
Biasanya seorang ibu yang banyak berdoa untuk anak-anaknya, tetapi ternyata ayah juga bisa. Sebab setiap kali seorang ayah berdoa untuk anak-anaknya akan diterima.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Artinya: “Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orangtua, doa orang yang bepergian (safar), dan doa orang yang dizalimi.” (HR Abu Daud Nomor 1536. Syaikh Al Albani mengatakan hadis ini hasan).

Doa orang dari tempat jauh
Doa yang dipanjatkan seseorang untuk orang lain dari tempat yang jauh tidak akan ditolak oleh Allah Subhanahu wa ta’ala dan pasti dijawab.

Dari Abu Darda berkata bahwasanya Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُوْ لأَِخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلاَّ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوْكِلُ بِهِ آمِيْنَ وَلَكَ بِمِثْلِ

Artinya: “Tidaklah seorang Muslim berdoa untuk saudaranya yang tidak ada di hadapannya, maka malaikat yang ditugaskan kepadanya berkata: ‘Amin, dan bagimu seperti yang kau doakan’.” (Sahih Muslim, Kitab Doa wa Dzikir bab Fadli Doa fi Dahril Ghalib)



Doa orang yang dianiaya
Dari Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

اِتَّقِ دَعْوةَ الْمَظْلُوْمِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ

Artinya: “Takutlah kepada doa orang-orang yang teraniaya, sebab tidak ada penghalang antaranya dengan Allah (untuk mengabulkan).” (Shahih Muslim, kitab Iman 1/37–38)



Doa orang yang bepergian
Allah Subhanahu wa ta’ala akan menerima doa orang yang sedang bepergian (safar).

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ

Artinya: “Tiga orang yang doanya pasti terkabulkan: doa orang yang teraniaya, doa seorang musafir, dan doa orangtua terhadap anaknya.” (Sunan Abu Daud, Kitab Sholat bab Doa bi Dhahril Ghaib 2/89. Sunan At-Tirmidzi, Kitab Al Bir bab Doaul Walidain 8/98-99. Sunan Ibnu Majah, Kitab Doa 2/348 Nomor 3908. Musnad Ahmad 2/478. Dihasankan Al Albani dalam Silsilah Shahihah Nomor 596). (okz)

No comments: