Dahsyatnya Istighfar, Bisa Menyembuhkan Komplikasi Kejiwaan

Membaca istighfar merupakan salah satu bentuk kepasrahan seorang muslim, sekaligus mengingat Allah ketika sedang terjadi sesuatu dalam diri, termasuk ketika jiwa merasa tidak tenang. Ternyata Alquran telah menerangkan, istighfar dapat menyembuhkan komplikasi kejiwaan manusia.
Dikutip dari buku pintar ‘Sains dalam Alquran Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah’, karya Dr. Nadiah Thayyarah, Allah SWT berfirman dalam Surah Ali Imran:
وَٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا۟ فَٰحِشَةً أَوْ ظَلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا۟ ٱللَّهَ فَٱسْتَغْفَرُوا۟ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ
Wallażīna iżā fa’alụ fāḥisyatan au ẓalamū anfusahum żakarullāha fastagfarụ liżunụbihim, wa may yagfiruż-żunụba illallāh
Artinya: “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah?” (QS. Ali Imran: 135).
Selain ayat Alquran di atas, Nabi Muhammad SAW juga mengatakan, bahwa dengan membaca istighfra maka Allah akan memberinya jalan keluar dari kesempitan, serta kemudahan lainnya ketika jiwa seorang muslim sedang dilanda kesakitan.

“Siapa yang terbiasa beristighfar, maka Allah akan memberinya jalan keluar dari kesempitannya dan kelapangan dari kesedihannya, serta memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (HR. Abu Dawud).

Sementara para ahli jiwa mengatakan, orang-orang yang menderita komplikasi kejiwaan biasanya diakibatkan oleh tekanan batin sejak anak-anak, atau akibat peristiwa traumatik yang mereka alami. Saat beranjak dewasa, perasaan tertekan itu semakin membesar hingga menyebabkan komplikasi kejiwaan, bahkan dapat menimbulkan berbagai penyakit.

Oleh karenanya, dalam ilmu psikologi modern sangat sesuai dengan hadist Nabi, yakni tentang istighfar dan faedahnya dalam menghilangkan tekanan jiwa manusia. Hal ini merupakan mukjizat nabawi di bidang ilmu kejiwaan.

Saat seseorang mengakui kesalahan dan dosanya lalu memohon ampun kepada Allah dengan sungguh-sungguh, maka perbuatannya itu akan menimbulkan ketenangan batin sehingga tidak lagi merasa bersalah dan berdosa.(okzn)

No comments: