Profesi Para Nabi


Nabi Daud mendapatkan penghasilan dari hasil keringat tangannya sendiri. Sedangkan Nabi Zakariya ‘alaihis salam bekerja sebagai tukang kayu

 BEKERJA merupakan salah satu cara manusia sejak dulu untuk bertahan hidup dan memenuhi kebutuhannya. Bagaimana contoh profesi atau pekerjaan para Nabi yang bisa dicontoh oleh umatnya?

“Wahai Rasulullulah ﷺ, mata pencarian (kasb) apakah yang paling baik?” Nabi kemudian bersabda, “Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur (diberkahi).” (HR: Ahmad 4:141).

Asy Syaibani mengatakan bahwa kasb adalah mencari harta dengan menempuh cara yang halal. Sedangkan thoyyib, maksudnya adalah usaha yang berkah atau halal. Pada zaman Nabi Muhammad ﷺ, para sahabat tidak bertanya manakah pekerjaan yang paling banyak penghasilannya.

Namun, yang mereka tanya adalah manakah yang paling diberkahi. Sehingga dari sini kita dapat memetik pelajaran bahwa tujuan dalam mencari rezeki adalah mencari yang paling berkah, bukan semata-mata karena menghasilkan banyak uang. Demikian penjelasan berharga dari Syeikh ‘Abdullah bin Sholih Al Fauzan dalam Minhatul ‘Allam.

Rasulullah ﷺ saja yang menjalani kehidupannya dengan bekerja. “Dari al-Miqdam Radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidaklah seorang (hamba) memakan makanan yang lebih baik dari hasil usaha tangannya (sendiri), dan sungguh Nabi Dawud ‘alaihissalam makan dari hasil usaha tangannya (sendiri)” HR. Al-Bukhari.

Menillik hadits di atas tentu kita juga merujuk pekerjaan atau profesi apa saja yang dijalani para Nabi dalam kehidupan sehari-hari dalam menopang nafkah keluarganya.

Salah satu sifat yang jaiz (boleh atau mungkin-mungkin saja) yang dimiliki oleh Nabi adalah sifat-sifat kemanusiaannya (al-A’raadh al-Basyariyyah). Dengan kata lain, para nabi juga juga memiliki sifat kemanusiaan yang melekat pada mereka namun tidak merendahkan pangkat mereka yang mulia. (Dalam kitab al-Jawahir al-Kalamiyah fi Idhahil-Aqidah al-Islamiyah, h. 49).

Mengenai profesi apa saja yang para Nabi jalani, Syeikh Nawawi al-Bantani menjelaskannya dalam kitab Kasyifatu-s-Saja’ (h. 102-103) profesi-profesi para Nabi. Beliau mengutip keterangan dari Ahmad As-Suhaimi bahwa bidang profesi paling utama adalah petani. Kedua adalah industri dan terakhir adalah perdagangan.

Beliau kemudian merinci profesi yang digeluti oleh para Nabi. Nabi pertama, Nabi Adam profesinya adalah sebagai petani, sehingga lapangan kerja pertama di muka bumi adalah bercocok tanam, dan orang yang bercocok tanam pertama kali adalah Nabi Adam.

Di ujung suatu siang, Nabi Adam merasa kelelahan sehingga menyuruh Hawa untuk menanam sisa tanamannya. Ajaib, tanamannya berubah menjadi jelai. Allah menurunkan wahyu “Gandum diganti dengan Jelai karena Hawa menuruti musuh (setan)”

Kemudian, Syaikh Nawawi menjelaskan, Nabi Idris yang berprofesi sebagai penjahit, Nabi Nuh dan Nabi Zakaria sebagai tukang mebel, Nabi Ibrahim menjual aneka pakaian, Nabi Musa bekerja sebagai penulis yang menulis Taurat dengan tangannya sendiri, selain juga bekerja untuk Nabi Syuaib. Nabi Daud berprofesi sebagai tukang besi dan Nabi Sulaiman mengayam daun kurma.

Allah juga menjelaskan dalam firmanya:

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al Mulk: 15). Bahkan giat bekerja dalam rangka mencari nafkah adalah jalan yang ditempuh para nabi ‘alaihimush sholaatu was salaam. Sebagaimana disebutkan bahwa Nabi Daud mendapatkan penghasilan dari hasil keringat tangannya sendiri. Sedangkan Nabi Zakariya ‘alaihis salam bekerja sebagai tukang kayu. Nabi kita ﷺ sendiri pernah menjadi pengembala kambing, bahkan pernah menjadi pedagang dengan menjualkan barang milik Khodijah radhiyallahu ‘anha.

Profesi Nabi Muhammad ﷺ sendiri menjual dan membeli dengan cara kontan maupun ditangguhkan. Setelah beliau membeli suatu barang, biasanya si penjual menawarkan diri untuk membawa barang beliau. Namun Nabi menolak penawaran tersebut, ”Pemilik barang lebih utama membawa barangnya.”

KH Ma’ruf Khozin, menukilkan riwayat dari kitab al-Mustadrak karya al-Hakim. Redaksinya sebagaimana berikut:

ﻓَﻘَﺎﻝَ: اﺩْﻥُ ﻣِﻨِّﻲ ﻓَﺄُﺣَﺪِّﺛُﻚَ ﻋَﻦِ اﻷَْﻧْﺒِﻴَﺎءِ اﻟْﻤَﺬْﻛُﻮﺭِﻳﻦَ ﻓِﻲ ﻛِﺘَﺎﺏِ اﻟﻠَّﻪِ

Ibnu Abbas berkata, Mendekatlah kepadaku akan ku ceritakan tentang para Nabi yang terdapat dalam al-Quran:

ﺃُﺣَﺪِّﺛُﻚَ ﻋَﻦْ ﺁﺩَﻡَ ﺇِﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﺒْﺪًا ﺣَﺮَّاﺛًﺎ

Nabi Adam adalah seorang hamba yang jadi tukang tanam pohon

ﻭَﺃُﺣَﺪِّﺛُﻚَ ﻋَﻦْ ﻧُﻮﺡٍ ﺇِﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﺒْﺪًا ﻧﺠﺎﺭا

Nabi Nuh adalah seorang hamba tukang kayu

ﻭَﺃُﺣَﺪِّﺛُﻚَ ﻋَﻦْ ﺇِﺩْﺭِﻳﺲَ ﺇِﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﺒْﺪًا ﺧَﻴَّﺎﻃًﺎ

Nabi Idris adalah seorang hamba yang menjadi penjahit

ﻭَﺃُﺣَﺪِّﺛُﻚَ ﻋَﻦْ ﺩَاﻭُﺩَ ﺃَﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﺒْﺪًا ﺯَﺭَّاﺩًا

Nabi Dawud adalah seorang hamba yang jadi tukang tenun

ﻭَﺃُﺣَﺪِّﺛُﻚَ ﻋَﻦْ ﻣُﻮﺳَﻰ ﺃَﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﺒْﺪًا ﺭَاﻋِﻴًﺎ

Nabi Musa adalah seorang hamba yang jadi penggembala

ﻭَﺃُﺣَﺪِّﺛُﻚَ ﻋَﻦْ ﺇِﺑْﺮَاﻫِﻴﻢَ ﺃَﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﺒْﺪًا ﺯَﺭَّاﻋًﺎ

Nabi Ibrahim adalah seorang hamba yang jadi petani

ﻭَﺃُﺣَﺪِّﺛُﻚَ ﻋَﻦْ ﺻَﺎﻟِﺢٍ ﺃَﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﺒْﺪًا ﺗَﺎﺟِﺮًا

Nabi Soleh adalah seorang hamba yang jadi pedagang

ﻭَﺃُﺣَﺪِّﺛُﻚَ ﻋَﻦْ ﺳُﻠَﻴْﻤَﺎﻥَ ﺃَﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﺒْﺪًا ﺁﺗَﺎﻩُ اﻟﻠَّﻪُ اﻟْﻤُﻠْﻚَ

Nabi Sulaiman adalah seorang hamba yang diberikan kerajaan

ﻭَﺃُﺣَﺪِّﺛُﻚَ ﻋَﻦِ اﺑْﻦِ اﻟْﻌَﺬْﺭَاءِ اﻟْﺒَﺘُﻮﻝِ ﻋِﻴﺴَﻰ اﺑْﻦِ ﻣَﺮْﻳَﻢَ ﺃَﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻻَ ﻳَﺨْﺒَﺄُ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻟِﻐَﺪٍ

Nabi Isa adalah seorang hamba yang tidak menyediakan makanan apapun untuk besok

ﻭَﺃُﺣَﺪِّﺛُﻚَ ﻋَﻦِ اﻟﻨَّﺒِﻲِّ اﻟْﻤُﺼْﻄَﻔَﻰ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺃَﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺮْﻋَﻰ ﻏَﻨْﻢَ ﺃَﻫْﻞِ ﺑَﻴْﺘِﻪِ ﺑِﺄَﺟْﻴَﺎﺩَ

Nabi Muhammad ﷺ adalah seorang hamba yang menggembala milik keluarganya.

Lantas profesi atau pekerjaan apa saja yang dianggap mendapat perhatian dari Allah dan Rasulnya. “Tidaklah seseorang memakan suatu makanan yang lebih baik dari makanan yang ia makan dari hasil kerja keras tangannya sendiri. Karena Nabi Daud ‘alaihis salam dahulu bekerja pula dengan hasil kerja keras tangannya.” (HR. Bukhari no. 2072). Hadis tersebut juga menerangkan bahwa mencari kerja dengan tangan sendiri sudah dicontohkan oleh para nabi seperti Nabi Daud AS.*/ Akbar Muzakki

No comments: