Seorang Mukmin Ibarat Lebah


“Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.”

SIAPA  yang tidak kenal dengan lebah madu. Hewan dari kelompok ordo hymenoptera ini memiliki manfaat yang sangat banyak bagi kehidupan manusia.   Ada madu beraneka warna dan rasa yang khasiatnya tidak perlu lagi diragukan. Ada senyawa propolis yang diproduksi dari liur lebah, hasil dari getah tumbuhan, yang  bernilai ekonomis tinggi. Sarangnya yang segi enam hexagonal mampu mempercepat penyembuhan luka dan juga sebagai bahan kosmetik kecantikan. Ada juga beepollen, yaitu serbuk sari tumbuhan yang disimpan di kantung kaki lebah mengandung anti oksidan tinggi.

Bahkan, penelitian mutakhir tentang kesehatan, bahwa makanan untuk ratu lebah, yang dibuat oleh lebah pekerja diistilahkan dengan royal jelly punya khasiat menambah stamina dan daya tahan tubuh. Semua itu sangat besar manfaatnya bagi kesehatan manusia.

Itu baru sisi apa yang dihasilkan lebah. Bagaimana dengan analisis ilmiah para ilmuwan tentang karakteristik lebah; sifatnya, kehidupannya dan pola interaksinya?

Dalam Al-Qur’an, ada banyak hewan yang disebut dan diabadikan menjadi nama surah (sapi, semut, laba laba, gajah, termasuk lebah), tapi lebah, selain diabadikan dalam kalam Ilahi tersebut dan menjadi nama surah,  juga satu satunya yang secara khusus diberi wahyu (ilham) oleh Allah Subhanahu Wata’ala.

Allah berfirman:

وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ (٦٨) ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلا يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (٦٩)…

“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS: An-Nahl: 68-69)

Wahyu disini adalah ilham, petunjuk, dan bimbingan bagi lebah, agar ia menjadikan gunung-gunung sebagai rumah yang menjadi tempat tinggal, juga pepohonan, serta tempat-tempat yang dibuat oleh manusia. (Lihat Dr Abdullah bin Muhammad Ishaq, Kitab Lubabut Tafsir)

Disebutkan juga bahwa sarang lebah sangat kuat dan sempurna (bagi ukuran lebah) dalam hal bentuknya yang persegi enam dan kerapatannya sehingga tidak ada lubang. Allah memberinya kemampuan untuk memakan berbagai jenis buah-buahan dan untuk menempuh jalan yang dimudahkan baginya sesuai dengan kemauannya, baik di udara, darat, lembah, maupun di pegunungan, lalu ia kembali ke sarangnya tanpa tersesat. (lihat Nasib ar-Rifa’i, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir).

Aidh al-Qarni juga menambahkan bahwa Allah membuat perut lebah dapat memproduksi madu yang bersih, ada yang berwarna putih, kuning, dan merah, yang sedap dipandang mata dan enak diminum, juga menjadi obat bagi orang sakit. (lihat Al-Tafsiir al-Muyassar).

Bahkan, Rasulullah ﷺ memberi perumpamaan seorang mukmin hendaknya seperti lebah.

عَبْدُ اللهِ بنُ عَمْرِ بْنِ الْعَاصِ اَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِنَّ مَثَلَ الْمُؤمِنِ كمثل النَّحْلَةِ اَكَلَتْ طَيْبًا وَوَضَعَتْ طَيْبًا وَوَقَعَتْ فَلَمْ تُكْسَرْ وَلَمْ تُفْسَدْ. (رواه أحمد فى المسند)

“Dari Abdullah bin Amru bin Ash bahwa ia mendengar Rasulullah  ﷺ bersabda: sesungguhnya perumpamaan seorang mukmin seperti lebah. Dia memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik, hinggap namun tidak memecah dan merusak.” (HR: Ahmad)

Sifat yang ada pada lebah itu karena adanya ilham dari Allah Ta’ala. Seorang mukmin pun sejatinya demikian karena telah memiliki wahyu dari Allah, yaitu al-Qur’an.  Hal itu mengisyaratkan bahwa seorang mukmin seyogianya meniru sifat-sifat positif yang dimiliki oleh lebah.

Bahwa lebah menjalani hidupnya di bawah naungan wahyu dari Tuhannya. Apapun yang ia lakukan tidak pernah melenceng dari perintah yang telah diwahyukan kepadanya. Ia taat dan penuhi titah dari ilham Tuhannya.  Lebah juga hanya hinggap di tempat-tempat pilihan. Tempat yang baik, indah lagi bersih. Tempat dihinggapinya pun akan diberi dampak positif.

Lebah selalu hinggap di bunga, pada kembang kembang yang lagi mekar, pada pepohonan yang bakal berbuah. Ia hinggap pada pohon tersebut. Ia bantu proses pembuahannya. Ia ambil sebagian nektar bunganya, tanpa ia rusak sedikitpun. Ibaratnya, lebah hanya memakan yang baik dan selalu berada di tempat yang baik pula, maka tidak heran jika yang dihasilkan pun sangat berharga.

Sebaliknya, lebah sangat jauh berbeda dengan lalat, yang hanya doyan pada tempat yang kotor dan bau. Amat mudah ditemui di tempat sampah, atau tempat-tempat yang beraroma kurang sedap. Ia hinggap disana, dan kelak yang dihasilkan adalah mudharat. Pembawa bibit penyakit dan penyebab kuman.

Seorang mukmin seperti lebah, makanan, tempatnya, dan yang dihasilkan adalah selalu bermanfaat. Allah SWT berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى ٱلْأَرْضِ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS: Al-Baqarah: 168)

Lebah juga mengeluarkan madu dan semisal dengannya sebagai obat untuk manusia. Ia produktif dengan kebaikan, dan hasilnya itu sangat bermanfaat bagi makhluk lainnya. Karena yang dimakan selalu yang baik, tempat yang dihinggapi selalu bersih, maka yang dihasilkan pun selalu manis dan bermanfaat. Begitulah karakter seorang mukmin mampu memberi kebaikan yang dirasakan oleh manusia dan makhluk lainnya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

“Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni, dari sahabat Jabir bin Abdullah)

Lebah juga tidak pernah merusak atau mematahkan ranting yang ia hinggapi. Bahkan membantu proses pembuahan yang kelak menjadi buah untuk dimakan manusia. Begitu pula seorang mukmin, ia tidak melakukan kerusakan dalam hal apapun baik dirinya maupun orang lain.

Dan terakhir, lebah selalu hidup berjama’ah dengan satu garis komando yang dipimpin oleh seekor ratu lebah. Kita pun idealnya demikian. Selalu hidup dalam bingkai imamah jama’ah dan keterpimpinan. Itulah karakter lebah, dan seperti itulah karakter seorang mukmin.*/Azhari

No comments: