Cara Makan Rasulullah SAW dan Lauk Pauk yang Disukai Beliau

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam tak hanya teladan dalam urusan ibadah, Beliau juga sosok panutan dalam urusan makan dan minum. Foto/dok myhealth.gov.my
Rusman H Siregar
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) adalah sosok teladan dalam segala hal. Tidak ada dalam diri seseorang yang tersimpan kesempurnaan kecuali ada pada diri Rasulullah SAW.

Dalam Kitab Asy-Syamail Imam At-Tirmidzi dijelaskan bagaimana cara makan dan minum Rasulullah SAW. Salah satu sunnah beliau adalah menjilati jari jemarinya (sehabis makan) tiga kali. Yang dimaksud jari yang tiga yaitu jari tengah, jari telunjuk dan ibu jari. 

Lauk Pauk yang Disukai Rasulullah SAW
Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: "Saus yang paling enak adalah cuka". Beliau juga bersabda: "Makanlah minyak zaitun dan berminyaklah dengannya. Sesungguhnya ia berasal dari pohon yang diberkahi".

Nabi SAW juga menggemari buah labu. Pada suatu hari beliau diberi makanan itu, atau diundang untuk makan makanan itu (labu). Aku pun mengikutinya, maka makanan itu (labu) kuletakkan di hadapannya, karena aku tahu beliau menggemarinya. (Dari Qatadah yang bersumber dari Anas bin Malik RA)

Beliau SAW juga menyukai kue-kue manis (manisan) dan madu. Ketika Nabi diberi makan daging, maka diambilkan baginya bagian dzir'an. Bagian dzir'an kesukaannya. Maka Rasulullah SAW mencicipi sebagian daripadanya. Dzir'an adalah bagian tubuh binatang dari dengkul sampai bagian kaki.

"Daging yang paling baik adalah punggung". (Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Ahmad, dari Mis'ar, dari Syaikhan, dari Fahm,yang bersumber dari Abdullah bin Ja'far RA). 

Disebutkan dalam kitab tersebut, keluarga Nabi SAW juga menyukai roti. Akan tetapi tidak pernah makan roti sya'ir sampai kenyang dua hari berturut-turut hingga beliau wafat". Sya'ir, khintah dan bur, semuanya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan gandum, sedangkan sya'ir merupakan gandum yang paling rendah mutunya. Kadang kala ia dijadikan makanan ternak, namun dapat pula dihaluskan untuk makanan manusia. Roti yang terbuat dari sya'ir kurang baik mutunya sya'ir lebih dekat kepada jelai daripada gandum.

Rasulullah SAW tidak pernah makan di atas meja dan tidak pernah makan roti gandum yang halus, hingga wafatnya. Adapun buah yang dimakan Rasulullah SAW adalah qitsa dengan kurma (yang baru masak). Qitsa adalah sejenis buah-buahan yang mirip mentimun tetapi ukurannya lebih besar (Hirbis). "Sesungguhnya Nabi SAW memakan semangka dengan kurma (yang baru masak)".

Cara Minum Rasulullah SAW
Sesungguhnya Rasulullah SAW apabila minum air zamzam beliau meminumnya sambil berdiri. Selain air zamzam, beliau memerintahkan agar minum dengan posisi duduk. Beliau SAWjuga menarik nafas (di luar wadah) tiga kali apabila beliau minum. Kata beliau: "Cara seperti ini lebih menyenangkan dan menimbulkan kepuasan". (Dari Anas bin Malik RA)

Minuman yang paling disukai Rasulullah SAW adalah minuman manis yang dingin. Anas bin Malik RA memperlihatkan kepada kami tempat minuman yang terbuat dari kayu. Tempat minuman itu tebal dan dililit dengan besi. Kemudian Anas RA menerangkan: "Wahai Tsabit! Inilah tempat minum Rasulullah SAW."

"Sungguh ke dalam cangkir ini telah kutuangkan berbagai minuman untuk Rasulullah SAW baik itu air, nabidz, madu ataupun susu". (Anas bin Malik RA)

Nabidz adalah air kurma, yakni beberapa biji kurma dimasukkan ke dalam air kemudian dibiarkan (semalam) sampai airnya terasa manis. 
Doa Rasulullah Sebelum dan Sesudah Makan
Pada suatu hari, kami berada di rumah Rasulullah SAW, maka Beliau menyuguhkan suatu makanan. Aku tidak mengetahui makanan yang paling besar berkahnya pada saat kami mulai makan dan tidak sedikit berkahnya di akhir kami makan. Abu Ayub bertanya: "Wahai Rasulullah, bagaimanakah caranya hal ini bisa terjadi?" Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya kami membaca nama Allah waktu akan makan, kemudian duduklah seseorang yang makan tanpa menyebut nama Allah, maka makannya disertai setan." (Bersumber dari Abu Ayub Al-Anshari RA)

Rasulullah SAW bersabda: "Bila salah seorang dari kalian makan, tapi lupa menyebut nama Allah atas makanan itu, maka hendaklah ia membaca: "Bismillahi Awwalahu wa Akhirahu" (Dengan nama Allah pada awal dan akhirnya). (Dari Ummu Kultsum yang bersumber dari Sayyidah Aisyah RA)

Ummu Kultsum binti 'Uqbah bin Abi Mu'’ith Al Umawiyah adalah salah seorang sahabat Rasulullah SAW dan ia merupakan saudara seibu Utsman bin Affan RA. "Apabila Rasulullah SAW selesai makan, maka Beliau membaca: "Alhamdulillahil Ladzi Ath'amana wa Saqona wa Ja'alana Muslimin" (Segala puji bagi Allah yang memberi makan kepada kami, memberi minum kepada kami dan menjadikan kami orang-orang Islam). (Bersumber dari Abu Sa'id Al khudri RA)

Adapun Rasulullah SAW apabila hidangan makan telah diangkat dari hadapannya, maka beliau membaca: "Alhamdulillahi Hamdan Katsiran Thayyiban Mubarakan Fihi, Ghaira Muwadda'iw wa La Mustaghnan 'anhu Robbana" (segala puji bagi Allah, pujian yang banyak tiada terhingga. Pujian yang baik lagi berkah padanya pujian yang tidak pernah berhenti. Dan pujian yang tidak akan mampu lisan menuturkannya, Ya Allah Rabbal 'Alamin). 

Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)

No comments: