Hablun Minallah dan Hablun Minannas


Siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik

IMAM  Ibnul Qayyim rahimahullah (wafat tahun 751 H) berkata,

للعبد ستر بينه وبين الله، وستر بينه وبين الناس؛ فمن هتك الستر الذي بينه وبين الله هتك الله الستر الذي بينه وبين الناس.

“Seorang hamba memiliki tirai antara dirinya dengan Allah dan tirai antara dirinya dengan sesama manusia. Siapa saja yang merobek tirai antara dirinya dengan Allah maka Allah akan merobek tirai antara dirinya dengan sesama manusia.” (Fawaidul Fawaid)

Manusia dibalas sesuai dengan muamalahnya kepada Allah. Barangsiapa yang beriman kepada Allah, mengagungkanNya, mencintaiNya, taat kepadaNya dengan ikhlas dan bersungguh sungguh dalam beramal shalih maka Allah akan mencintainya dan menggerakkan hati orang-orang shalih untuk mencintainya.

Sebaliknya barangsiapa yang menampakkan kepada manusia sebagai orang yang shalih tapi dibalik itu ia meremehkan dosa dan menerjang apa apa yang diharamkan Allah maka Allah murka kepadanya dan menimpakan hukuman kepadanya di antaranya dengan menggerakkan hati manusia untuk membencinya dan menghinakannya. Allah memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada sesama manusia.

Allah melarang kita berbuat zalim kepada sesama.   Manusia memiliki naluri untuk dihargai dan diterima oleh sesamanya. Hal ini manusiawi dan wajar. Yang tidak boleh adalah mencari ridha manusia dengan cara berdosa dan membuat murka Allah.

Rasulullah ﷺ bersabda,

مَنِ الْتَمَسَ رِضَا اللَّهِ ، بِسَخَطِ النَّاسِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، وَأَرْضَى عَنْهُ النَّاسَ ، وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ ، سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِ ، وَأَسْخَطَ عَلَيْهِ النَّاسَ “.

“Barangsiapa mencari ridha Allah meskipun manusia benci kepadanya, niscaya Allah akan ridha kepadanya dan Dia akan menjadikan manusia ridha kepadanya pula. Dan barangsiapa mencari ridha manusia dengan cara membuat Allah murka kepadanya, niscaya Allah akan murka kepadanya dan Dia akan menjadikan manusia murka kepadanya pula.”  (HR. Ibnu Hibban di dalam Shahihnya)

Di dalam riwayat lain, Nabi ﷺ bersabda,

مَنْ أَرْضَى النَّاسَ بِسَخَطِ اللهِ وَكَلَهُ اللهُ إِلَى النَّاسِ وَمَنْ أَسْخَطَ النَّاسَ بِرِضَا اللهِ كَفَاهُ اللهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ

“Barangsiapa mencari ridha manusia dengan membuat Allah murka, maka ia diserahkan oleh Allah kepada manusia. Dan barangsiapa membuat manusia murka disebabkan ia mengutamakan ridha Allah, maka Allah akan mencukupinya dari  manusia.”  (HR. Ibnu Hibban dan dimuat dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir)

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

Di antara dampak maksiat adalah mewariskan kehinaan, karena sebenar-benar kemuliaan hanyalah dengan ketaatan kepada Allah. Allah berfirman,

مَن كَانَ يُرِيدُ ٱلْعِزَّةَ فَلِلَّهِ ٱلْعِزَّةُ جَمِيعًا ۚ

“Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya.” (Surat Fathir 10)

Carilah kemuliaan dengan menaati Allah, seseorang tidak akan mendapatkan kemuliaan melainkan dengan ketaatan kepada Nya.

Sebagian salaf berdoa,  اللهمَّ أعِزَّني بطاعتك، ولا تذلَّني بمعصيتك

Allahumma a’izzanii bithaa’atika wa laa tudzillanii bima’shiatika

“Ya Allah, muliakanlah aku dengan menaatiMu dan jangan hinakan aku dengan mendurhakaiMu.”

Imam Hasan Al Bashri rahimahullah berkata,

إنهم وإن طقطقت بهم البغال، وهملجت بهم البراذين، إن ذل المعصية لا يفارق قلوبهم، أبى الله إلا أن يذل من عصاه.

“Meskipun hentakan kaki bighal-bighal mereka mengeluarkan suara gemerincing dan kuda-kuda mereka berlari kencang, namun kehinaan maksiat tetap tidak terpisah dari hati mereka. Allah pasti menghinakan orang yang mendurhakaiNya.” (Ad Daa’ Wa Ad Dawaa’)

Seringkali manusia ketika diberi nikmat berupa kekayaan, kecerdasan, jabatan dan kekuasaan mereka tidak bersyukur kepada Allah dengan menggunakan kenikmatan tersebut di jalan yang diridhai Nya, bahkan mereka menggunakan kenikmatan tersebut untuk bermaksiat dan melanggar aturan-aturanNya. Maka Allah akan menghukum mereka dengan berbagai hukuman, diantaranya menjadikan mereka terhina di dunia sebelum di akhirat. Semoga Allah melindungi kita dari kehinaan.

Jika terjadi kerenggangan antara suami istri, orang tua dan anak, kakak dan adik, seseorang dan tetangga atau sahabatnya maka hendaklah kita masing-masing segera mengevaluasi diri dan bertaubat kepada Allah.

Mari kita bersama sama meningkatkan kwalitas iman dan memperbanyak amal shalih guna menggapai ridha Allah dan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Allah berfirman,

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ ٱلرَّحْمَٰنُ وُدًّا

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (Surat Maryam 96)

مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Surat An Nahl 97).*/Fariq Gasim Anuz

No comments: