Kisah Iblis Galau dan Memohon Tobat Lewat Nabi Musa
Ilustrasi Iblis laknatullah ketika meminta bantuan kepada Nabi Musa alaihissalam agar tobatnya diterima Allah Taala. Foto/Dok islam foundation channel |
Rusman H Siregar
Kisah Iblis laknatullah memohon tobat pernah terjadi di zaman Nabiyullah Musa 'alaihissalam (AS). Kisah ini diceritakan oleh ulama besar kelahiran Khurasan, Imam Abu Laits As-Samarqandi (wafat 373 H) dalam Kitab Tanbihul Ghafilin. Iblis laknatullah adalah nenek moyang bangsa jin yang bernama asli Azazil.
Kisah ini menarik untuk diulas karena berkaitan dengan keutamaan menahan marah. Seperti diketahui, marah datangnya dari setan dan setan diciptakan dari api. Dan api hanya bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaklah dia berwudhu. Demikian sabda Rasulullah SAW dalam satu hadisnya.
Dikisahkan, Iblis laknatullah datang kepada Nabi Musa dan berkata: "Engkaulah yang dipilih Allah Ta'ala untuk risalah dan langsung berkata-kata kepadamu, sedang aku seorang makhluk biasa, yang ingin juga bertaubat kepada Tuhan, maka tolonglah aku semoga dapat diterima taubatku".
Mendengar perkataan Iblis itu, Nabi Musa merasa gembira lalu beliau berwudhu' dan salat kemudian berdoa kepada Allah: "Ya Rabb, Iblis (laknatullah) adalah makhluk-Mu. Ia akan bertaubat, maka terimalah tobatnya". Maka turunlah wahyu kepada Nabi Musa: "Ya Musa, dia tidak akan bertobat". Nabi Musa berkata: "Ya Rabb, dia minta taubat". Maka wahyu turun lagi kepada Nabi Musa: "Aku telah menerima permintaamu Musa, maka suruhlah ia sujud ke kuburan Adam 'alaihissalam, maka Aku akan menerima taubatnya".
Nabi Musa sangat gembira dan menyampaikan wahyu itu kepada Iblis laknatullah, tiba-tiba Iblis laknatullah marah dan sombong seraya berkata: "Aku tidak sujud kepadanya di masa hidupnya, bagaimana akan sujud sesudah matinya?" Lalu Iblis laknatullah berkata: "Hai Musa, karena engkau telah menolongku kepada Tuhan, maka kini engkau berhak mendapat hadiah dariku. Maka aku berpesan kepadamu dengan tiga hal yaitu:
1. Ingatlah aku ketika marah, sebab aku di dalam tubuhmu mengikuti aliran darah.
2. Ingatlah aku ketika menghadapi musuh dalam perang sebab aku datang kepada anak Adam mengingatkan kepadanya keadaan istri dan anak keluarganya serta hartanya sehingga ia lari ke belakang.
3. Jangan duduk sendirian dengan perempuan yang bukan mahrom sebab aku menjadi utusannya padamu dan utusanku padanya.
Singkat kisah, keinginan Iblis untuk bertobat tidak terwujud dikarenakan sifat sombong dan marahnya kepada Nabi Adam. Iblis masih menyimpan dendam dan enggan untuk bersujud kepada manusia pertama dan bapak seluruh manusia itu. Semoga kita dipelihara dari kejahatan Iblis dan sifat marah yang diwarisinya.
Kemudian dikisahkan lagi Wabh bin Munabbih berkata: "Ada seorang ahli ibadah Bani Israil akan disesatkan oleh Iblis laknatullah namun tidak berhasil. Suatu hari ia keluar untuk satu hajat, maka setan mengikutinya kalau-kalau ia mendapat kesempatan. Setan dan bala tentaranya berusaha menggoda syahwat dan marahnya ternyata tidak berhasil.
Maka setan pun melakukan tipu daya untuk menakut-nakutinya, maka dibayangkan kepadanya seolah-olah akan dijatuhi batu bukit besar, tetapi ahli ibadah itu selalu berdzikir kepada Allah sehingga terhindar. Terkadang setan menakutinya dengan ular ketika ia salat hingga melingkar di kakinya hingga kepalanya. Ketika sujud, ahli ibadah ditakuti seakan-akan ular itu akan menelan kepalanya, maka ia hanya menyingkirkan dengan tangannya hingga dapat bersujud.
Ketika selesai salat, setan datang kepadanya dan berkata: "Saya sudah usaha untuk menyesatkanmu tetapi tidak berhasil. Kini saya akan berteman saja denganmu." Mendengar pengakuan setan itu, ahli ibadah itu berkata: "Saat engkau menakutiku, Alhamdulillah aku tidak takut, demikian pula sekarang aku tidak ingin bersahabat denganmu".
Lalu setan itu berkata: "Apakah engkau tidak tahu bagaimana keadaan keluargamu sepeninggalanmu?" Ahli ibadah itu menjawab: "Aku telah mati sebelum mereka". Kemudian setan berkata: "Lalu apakah kamu tidak bertanya padaku bagaimana aku dapat menyesatkan anak Adam?"
Ahli ibadah itu berkata: "Baiklah, bagaimana kamu menyesatkan anak Adam?" Iblis laknatullah menjawab: "Aku menyesatkan mereka dengan tiga hal yaitu: (1) Bakhil (kikir) (2) Marah dan (3) Mabuk".
Manusia apabila bakhil (pelit) maka ia akan enggan mengeluarkan hartanya untuk menunaikan kewajibannya. Apabila ia pemarah, maka setan akan mempermainkannya seperti anak kecil bermain bola. Meskipun ia dapat menghidupkan orang mati dengan doanya, setan tidak patah harapan untuk menyesatkannya. Sebab ia membangun dan setan akan merobohkan dengan satu kalimat saja. Demikian pula jika seseorang mabuk, maka setan akan mudah menuntunnya kepada kejahatan sebagaimana kambing dituntun oleh penggembala.
Demikian kisah pertobatan Iblis laknatullah yang tidak terwujud akibat kemarahannya kepada Nabi Adam. Iblis dan bala tentaranya juga memberitahukan rahasia bahwa kemarahan mencakup seluruh kejahatan.
Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)
No comments:
Post a Comment