Ujian Akidah dan Iman dalam Perang Uhud

Ujian Akidah dan Iman dalam Perang Uhud. Foto: Peziarah mengunjungi Bukit Rumat di Kompleks Syuhada Uhud, Madinah, Senin (10/9). Di bukit itu bertempat para pemanah Madinah yang meninggalkan posisi saat sedang unggul dalam Perang Uhud.
Pada perang Uhud, umat Muslim ditekuk mundur oleh kaum kafir meski sebelumnya unggul di awal peperangan. Sejatinya, perang Uhud merupakan ujian akidah dan iman umat Islam.

Kemenangan kaum Muslimin pada pagi hari dalam perang Uhud itu merupakan sebuah mukjizat. Dalam buku Sejarah Hidup Muhammad karya Muhammad Husain Haekal dijelaskan, dengan 600 orang pasukan di awal perang tersebut, umat Islam mampu mengalahkan 3.000 kaum kafir.

Namun sejatinya, dalam kekuatan besar yang hendak disampaikan adalah tentang kekuatan konsepsi, akidah, dan iman. Meski sempat memenangi peperangan, umat Islam akhirnya ditakukkan karena sibuk dengan harta rampasan perang.

Tak hanya itu, usai kemenangan sementara dalam perang Uhud itu, tak sedikit pasukan Muslim yang tak mematuhi perintah Rasulullah SAW. Pasukan pemanah pun melanggar perintah Nabi dan Khalid bin Walid akhirnya mengambil posisi mereka.

Mereka kemudian berselisih apakah akan tetap mengincar harta rampasan perang atau mengikuti perintah Nabi untuk meninggalkan tempat tersebut. Ketika itu Abdullah bin Jubair akhirnya berpidato agar para pasukan bersatu dan mengikuti perintah Nabi.

Namun sayangnya, sebagian besar dari mereka melanggar perintah tersebut. Akibat tidak terfokusnya niat untuk menyudahi peperangan dengan semangat akidah, maka pasukan yang tercerai berai itu pun hancur. Mereka dipukul mundur dan menjadikan kaum Muslimin kalah telah dihantam kaum kafir Quraisy.

Banyak kerugian yang menimpa kaum Muslimin atas kekalahan dalam perang Uhud. Untuk itulah tepat kiranya jika perang Uhud sejatinya merupakan ujian dalam keimanan dan akidah umat Islam, agar umat selanjutnya dapat memetik hikmah dari hal tersebut.

No comments: