Kisah Sufi Besar Fariduddin Attar Meramalkan Jalaluddin Rumi

Fariduddin Attar
Foto: google.com
Kisah Attar dan Rumi
Kepanikan melanda Asia Tengah antara tahun 1215-1220 M. Di tengah situasi nan mencekam, penduduk kota Balkh, Afghanistan, berbondong-bondong mengungsi.
Mereka bergegas meninggalkan tanah kelahirannya untuk menyelamatkan diri dari kebiadaban pasukan tentara Mongol. Pasukan Hulagu Khan itu dengan membabibuta menghancurkan kota-kota Islam di wilayah Khurasan Raya.
Sebuah keluarga ulama terkemuka bernama Bahauddin Walad Muhammad bin Husain kemudian memutuskan untuk hijrah ke Anatolia. Di tengah perjalanan, sebuah keajaiban terjadi pada keluarga itu. Saat melintasi Kota Nishapur, Iran, keluarga itu bertemu dengan seorang penyair Persia terkemuka, Fariduddin Attar.
Attar terkagum-kagum saat melihat seorang bocah berusia delapan tahun yang tengah berjalan di belakang sang ayah.
Tiba-tiba, dari mulut Attar terucap sebuah kalimat, ‘’Tengah datang ke sini sebuah lautan (sang ayah) yang di belakanganya diikuti sebuah samudra (si bocah).’‘ Sang penyair besar itu pun meramalkan kelak si bocah akan menjadi tokoh spiritual yang besar.
Sang penyair besar itu pun lalu menghadiahkan sebuah kitab yang ditulisnya bertajuk Asrarnama kepada anak kecil itu. Berbilang tahun, ramalan Attar itu akhirnya menjelma menjadi sebuah kenyataan.
Ketika menginjak usia dewasa, bocah cilik itu benar- benar menjadi salah satu tokoh spiritual dan penyair sufi terbesar dalam sejarah peradaban Islam. Sang penyair sufi legendaris asal Persia itu bernama Jalaluddin Ar Rumi. Nama lengkapnya Mawlana Jalaluddin Muhammad bin Muhammad Al Balkhi Al Quniwi.
Hazrat Fariduddin Attar | Last minute travel deals, Last minute travel,  Travel
Keterangan foto: Makam Fariduddin Attar, di Nishapur.
Kisah Attar dan Rumi

Siapa Fariduddin Attar

Faridudin Attar adalah seorang penyair sufi yang cukup terkenal. Nama lengkapnya adalah Fariduddin Abu Hamid Muhammad bin Ibrahim. Fariduddin Attar merupakan nama julukan yang diberikan kepadanya saat masih muda. Julukan lain yang diterimanya adalah 'Attar' (Si Penyebar Wangi). Attar lahir pada tahun 1120 Masehi di kota Nishapur.  Attar wafat pada tahun 1230 Masehi.
Mengacu pada wikipedia, Fariduddin Attar lahir di desa Kerken pada masa pemerintahan Sultan Sanjar. Setelah berusia beberapa tahun, Attar dan ayahnya berpindah ke Schadbakh.

Ayahnya mendirikan sebuah toko obat daerah tersebut. Setelah ayahnya meninggal dunia, Attar mewarisi toko tersebut dan tetap menekuni perdagangan obat-obatan.

Keluarga Attar memang dikenal sebagai ahli yang bekerja di bidang perdagangan dan kesehatan. Keluarganya secara khusus menekuni perdagangan obat-obatan tradisonal.

Attar adalah nama julukan yang diberikan kepadanya. Attar sendiri berarti ahli kimia atau peramu minyak wangi. Masa mudanya dilalui dengan mengelola toko obat. Attar termasuk orang kaya di kota Nishapur. Toko obatnya mempekerjakan lebih dari 30 orang pekerja.

Attar | ghalandaran

  • Keterangan foto: Monumen Attar di Nishapur.
Ketika Attar mulai memasuki masa tuanya, hidupnya berubah karena dialog  singkat dengan seorang fakir miskin di tokonya. Attar mulai melakukan pengembaraan ke berbagai negeri untuk belajar ilmu tasawuf.
Attar mengembara selama 39 tahun. Attar mulai belajar ilmu tasawuf dari Syekh Buknaddin. Guru tasawufnya yang lain adalah Abu Sa’id bin Abil Khair. Attar juga belajar dari berbagai sufi lain yang bermukim di suatu daerah yang dilaluinya. Attar tidak belajar hanya dengan mendengar, ia juga mencatat segala pemikiran para sufi itu.
Attar mengembara ke negara-negara di kawasan Timur Tengah, Asia Tengah, dan Asia Selatan.  Setelah mengakhiri pengembaraan, Attar kembali ke Nishapur. Attar tinggal di Nishapur hingga akhir hayatnya.
Attar dimakamkan di sebuah komplek pemakaman di Nishapur. Makamnya berada di taman yang ada di area tengah komplek pemakaman. Makamnya memiliki kubah yang berwarna biru langit. Kubah ini dihiasi oleh kaligrafi  dan mozaik bergaya khas Persia. 
Dan, setelah melakukan pengembaraan yang panjang, Attar kembali ke Nishapur untuk memberi pengajaran kepada orang-orang di kota itu. Pengajarannya disampaikan dalam bentuk cerita yang ditulis dalam buku-buku yang dibuatnya. Beberapa karyanya yang terkenal adalah "Tadzkiratul Awliya, Ilah Nameh, Asrar Nameh, Musibat Nameh, dan Mantiqut Thair."

No comments: