Sifat-sifat Asli Kaum Yahudi
Pemukim Yahudi (Arabi21) |
Imam Nur Suharno
Selai suka membunuh para nabi, kaum Yahudi suka mempermainkan ayat-ayat Allah SWT dan mengubah yang halal menjadi haram atau sebaliknya sesuai keinginannya
LE HISTORIE se REPETE, ” kata orang Prancis. Sejarah akan kembali berulang, termasuk sejarah kebencian kaum Yahudi terhadap umat Islam. Mereka tidak pernah senang dengan kedamaian yang didapatkan kaum muslimin, terutama Palestina. (QS: al-Baqarah [2]: 120).
Dalam ayat lain, kaum Yahudi memiliki sikap paling keras permusuhannya terhadap umat Islam. (QS: al-Maidah [5]: 82). Karena itu, kaum Muslimin hendaknya memahami sifat asli kaum Yahudi agar tidak mudah tertipu dengan tipu muslihatnya. Dan, hal ini telah diuraikan dalam Al-Quran.
Pertama, suka menyembunyikan kebenaran. Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.” (QS: al-Baqarah [2]: 42).
Kedua, suka ngeyel dan keras kepala. Allah SWT berfirman, “Mereka menjawab: “mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada Kami; sapi betina apakah itu.” Musa menjawab: “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu.”
“Mereka berkata: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya.” Musa menjawab: “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya.”
“Mereka berkata: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu).”
“Musa berkata: “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya.” Mereka berkata: ”Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya.” Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu.” (QS: al-Baqarah [2]: 68-71).
Ketiga, suka ingkar janji. Allah SWT berfirman, ”Dan mereka berkata: ”Hai ahli sihir, berdoalah kepada Tuhanmu untuk (melepaskan) kami sesuai dengan apa yang telah dijanjikan-Nya kepadamu; sesungguhnya kami (jika doamu dikabulkan) benar-benar akan menjadi orang yang mendapat petunjuk. Maka tatkala Kami hilangkan azab itu dari mereka, dengan serta merta mereka memungkiri (janjinya).” (QS: az-Zukhruf [43]: 49-50).
Keempat, memiliki sifat bakhil dan tamak. Firman Allah SWT, ”Ataukah ada bagi mereka bahagian dari kerajaan (kekuasaan)? Kendatipun ada, mereka tidak akan memberikan sedikitpun (kebajikan) kepada manusia.” (QS: an-Nisa [4]: 53).
Kelima, suka berbuat dosa, menyebarkan permusuhan, dan memakan yang haram. Allah SWT berfirman, ”Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu. Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu.” (QS: al-Maidah [5]: 62-63).
Keenam, suka mempermainkan ayat-ayat Allah SWT dan mengubah yang halal menjadi haram atau sebaliknya sesuai keinginannya. Allah SWT berfirman, ”(Yaitu) di antara orang Yahudi, yang mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Dan mereka berkata, ”Kami mendengar, tetapi kami tidak mau menurutinya.” Dan (mereka mengatakan pula), ”Dengarlah,” sedang (engkau Muhammad sebenarnya) tidak mendengar apa pun. Dan (mereka mengatakan), ”Raa’ina” dengan memutarbalikkan lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan, ”Kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami,” tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, tetapi Allah melaknat mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali sedikit sekali.” (QS: an-Nisa [4]: 46).
Ketujuh, suka membunuh para nabi hanya karena ajarannya tidak sesuai tradisi dan kebiasaan hidupnya. Allah SWT berfirman, ”Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. Mereka mendapat murka dari Allah dan (selalu) diliputi kesengsaraan. Yang demikian itu karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi, tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas.” (QS: Ali Imran [3]: 112).
Kedelapan, suka membunuh orang yang menyuruh manusia berbuat keadilan dan kebajikan. Allah SWT berfirman, ”Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar) dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, sampaikanlah kepada mereka kabar gembira yaitu azab yang pedih. Mereka itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya di dunia dan di akhirat, dan mereka tidak memperoleh penolong.” (QS: Ali Imran [3]: 21-22).
Masih banyak sifat buruk lainnya, maka pantas jika Allah menggambarkan kaum Yahudi sebagai binatang ternak, bahkan lebih sesat. ”Atau apakah engkau mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya.” (QS: al-Furqan [25]: 44).
Membela Palestina
Syeikh Abdul Khaliq as-Syarif menyebutkan kewajiban bagi setiap Muslim untuk membantu saudara Muslim Palestina. Paling tidak, as-Syarif menyebutkan 10 kewajiban.
Pertama, menegakkan agama Allah dalam diri kita dengan cara komitmen dengan hukum Allah, menegakkan kewajiban, dan syiar Islam dalam diri kita, rumah tangga, dan lingkungan sekitar.
Kedua, membaca doa qunut nazilah dalam setiap shalat, dan secara khusus pada shalat malam. Sepertiga malam merupakan waktu mustajab untuk dikabulkannya doa.
Ketiga, menumbuhkan ikatan emosional persaudaraan antar sesama Muslim. Ikatan inilah yang sengaja dijauhkan oleh musuh Islam. Ketauhilah bahwa, “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara.” (QS: al-Hujurat [49]: 10).
Nabi ﷺ menegaskan, “Perumpamaan orang Mukmin di dalam persahabatan dan rasa kasih sayangnya seperti tubuh yang satu. Apabila salah satu anggota tubuh itu sakit, maka semua anggota tubuh yang lain merasakan sakit.” (HR Bukhari dan Muslim).
Keempat, berjihad dengan harta. Berjihad dengan harta ini berlaku bagi kaum Muslim yang tidak mampu berjihad dengan jiwanya. Nabi ﷺ bersabda: “Barangsiapa yang membekali seorang mujahid untuk berperang di jalan Allah, maka sungguh ia telah ikut berperang, dan barang siapa yang menjadi penanggung jawab yang baik (terhadap harta dan keluarga mujahid), maka sungguh ia telah ikut berperang.” (HR Bukhari Muslim).
Kelima, menyebarkan permasalahan Palestina di seluruh lapisan masyarakat supaya mereka sadar bahwa permasalahan Palestina merupakan permasalahan umat Islam. Nabi ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang tidak peduli dengan urusan kaum Muslimin, maka ia bukan termasuk golongan mereka.” (HR Thabrani).
Keenam, mengenalkan permasalahan Palestina kepada para generasi muda bahwa agresi Israil terhadap Palestina merupakan bentuk penjajahan terhadap umat Islam. Hal ini bisa dilakukan melalui menyebaran buletin, majalah, juga dengan menggelar seminar dan aksi nyata menghimpun dana untuk Palestina.
Ketujuh, memboikot produk Yahudi dan sekutunya. Hal ini akan efektif dan terasa dampaknya jika masyarakat memiliki komitmen yang kuat untuk memboikot produk Yahudi dan para pemimpin memberikan teladannya.
Kedelapan, berpartisipasi positif dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina, seperti demonstrasi menentang agresi Israil, menyebarkan artikel tentang kejahatan Israil terhadap Palestina, dan lain sebagainya.
Kesembilan, menggunakan nama para syuhada menjadi nama jalan dan nama anak. Dan, kesepuluh, meningkatkan ruhul jihad dalam jiwa kita dengan membaca ayat-ayat Al-Quran dan hadis tentang jihad.
Dengan demikian, tidak kata lain kecuali merapatkan barisan dan bersatu padu untuk menyelesaikan permasalahan Palestina dan mendukung sepenuhnya menuju Palestina merdeka. Wallahu a’lam.*
Kepala HRD dan Personalia Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat
No comments:
Post a Comment