Abu Nawas Layani Tantangan Uji Memanah dari Baginda
BEBERAPA kali Baginda Raja dibikin kesal Abu Nawas. Sedangkan sudah berkali-kali pula Baginda mencoba membalas dendam. Hasilnya, Abu Nawas selalu lolos. "Ini orang sangat cerdas, cerdik dan licin," guman Baginda dalam hati.
Nah, suatu ketika Baginda ingin mempermalukan Abu Nawas. Lantaran Abu Nawas cerdas dan cerdik, sudah barang tentu Baginda menghindari risiko beradu pikiran. Maka diundangnya Abu Nawas ke tengah-tengah prajuritnya. Dunia prajurit, dunia otot dan ketangkasan. Bukan dunia pikir.
"Ayo Abu Nawas," ujar Baginda sangat bersahabat. "Di hadapan para prajuritku, tunjukkanlah kemampuanmu memanah. Panahlah sekali saja. Kalau panahmu dapat mengenai sasaran, hadiah besar menantimu. Tapi kalau gagal, engkau harus merangkak jalan pulang ke rumahmu," tantang Baginda yang membuat Abu Nawas pucat pasi.
Abu Nawas tetap saja berpikir keras agar lolos dari jebakan maut Baginda Raja. Ia menyadari posisinya sedang dalam bahaya. "Jalan merangkak? Huh, jangan sampai dah," gumamnya.
Abu Nawas dengan berat hati mengambil busur dan tempat anak panah. Otaknya terus berputar. "Gawat," pikirnya. Abu Nawas sadar panahannya pasti tak kan tepat sasaran. Sedikit-sedikit ia memang bisa memanah namun dianggap piawai masih jauh.
Akhirnya, dengan memantapkan hati, Abu Nawas membidik sasaran. Ia pun mulai memanah. Anak panah melesat jauh dari sasaran. Segera setelah itu, ia berteriak, "Demikianlah gaya tuan wazir memanah."
Segera dicabutnya sebuah anak panah lagi. Ia membidik dan memanah lagi. Masih juga panah meleset dari sasaran. Abu Nawas berteriak lagi, "Demikianlah gaya tuan walikota memanah."
Baginda menjadi tidak sabar. Ia berteriak, "Hai, Abu mana gaya memanahmu?""Tenang, Baginda... Gaya hamba tentu lebih baik," ujar Abu Nawas tetap sok berkonsentrasi.
Selanjutnya, Abu Nawas segera mencabut sebuah anak panah lagi. Ia membidik dan memanah lagi. Meleset lagi, bahkan makin jauh dari sasaran. Ia berteriak lebih keras lagi, "Ini gaya Tuan Lurah memanah."
"Halah, gayamu mana?" Baginda makin tak sabar,
Abu Nawas nyaris putus asa, tapi tetap menunjukan wajah lucunya. "Tenang ... Baginda. Tenang...," ucapnya seraya mengambil anak panah lagi.
Ini adalah untuk yang keempat kalinya, Abu Nawas mencabut anak panah. Beruntung bagi si cerdik, kali ini anak panah melesat dan secara kebetulan anak panah itu menyentuh sasaran. Ia pun lantas berteriak kencang, "Dan yang ini adalah gaya Abu Nawas memanah. Untuk itu kita tunggu hadiah dari Paduka Raja."
Akhirnya, tawa Baginda pun meledak. Dengan tetap tertawa Baginda menyerahkan hadiah Abu Nawas.
(mhy)
Miftah H. Yusufpati
No comments:
Post a Comment