Jatuh Cinta yang Membuat Ibnu Al-Mubarak Justru Bertaubat
Suatu malam, sebelum pertaubatannya, saat musim dingin ia berdiri di bawah jendela kamar
perempuan yang dikasihinya sampai pagi hari. Perbuatan itu dilakukannya hanya karena ingin melihat kekasihnya itu walau untuk sekilas saja. Salju turun sepanjang malam, ketika azan subuh terdengar, ia masih mengira bahwa itu adalah adzan untuk shalat 'Isya.
Sewaktu fajar menyingsing, barulah ia sadar betapa ia sedemikian terlena dalam merindukan kekasihnya itu.
"Wahai putera Mubarak yang tak tahu
malu!. Di malam yang indah seperti ini engkau dapat tegak
terpaku sampai pagi hari karena hasrat pribadimu. tetapi apabila seorang imam shalat membaca surah yang panjang engkau menjadi sangat gelisah," katanya kepada dirinya sendiri.
Sejak saat itu hatinya sangat gundah. Kemudian ia bertaubat dan menyibukkan diri dengan beribadah kepada Allah SWT. Setelah bertaubat itu Abdullah bin Mubarak meninggalkan Kota Merv untuk beberapa lama menetap di Baghdad. Di kota inilah ia bergaul dengan tokoh-tokoh sufi.
Abdullah lalu menjelma sebagai seorang ahli hadits yang terkemuka dan seorang zahid termasyhur. Abdullah bin Mubarak telah belajar di bawah bimbingan beberapa orang guru, baik yang berada di Merv maupun di tempat-tempat lainnya, dan ia sangat ahli di dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, antara lain di dalam gramatika dan kesusastraan.
Abdullah juga merupakan seorang saudagar kaya yang banyak memberi bantuan kepada orang-orang miskin. Ia meninggal dunia di Kota Hit yang terletak di tepi Sungai Euphrat pada tahun 181 H/797 M. Banyak karya-karyanya mengenai hadits."
No comments:
Post a Comment