Kisah Umar Bin Khattab dan Unta yang Disewanya
Sayyidina Umar Bin Khattab radhiyallahu 'anhu, khalifah kedua pengganti Abu Bakar Ash-Shidiq dikenal dengan julukan "Al-Faruq" oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم karena dapat memisahkan antara kebenaran dan kebatilan. Di tangannyalah peradaban Islam berkembang maju hingga ke berbagai wilayah.
Beliau memiliki watak keras namun sangat bijaksana dalam mengemban amanah sebagai Amirul Mukminin. Umar juga dikenal sebagai orang terdepan membela Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan tidak pandang bulu dalam menegakkan keadilan.
Umar memeluk Islam ketika para penganut Islam di Makkah kurang lebih 40 orang. Tak hanya kafir Quraisy yang takut kepada Umar, setan dari bangsa Jin juga memilih kabur apabila bertemu Umar Bin Khattab. Beliau memang dikenal berani dan sangat bijaksana. Fisiknya kuat, posturnya tinggi besar bagaikan kesatria, sampai-sampai ia sanggup naik ke atas kuda hanya dengan berpegangan pada telinga kuda.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda: "Wahai Ibnul Khatthab, demi Allah yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya tidaklah setan menemuimu sedang berjalan di suatu jalan kecuali dia akan mencari jalan lain yang tidak engkau lalui." Dalam hadis lain, beliau bersabda: "Sungguh aku melihat setan dari kalangan manusia dan jin lari dari Umar." (HR at-Tirmidzi).
Ada satu kisah beliau yang sangat menyentuh hati. Kisah ini mengajarkan kita bagaimana menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana. Diceritakan dalam Buku "The Great of Two 'Umars" karya Fuad Abdurrahman, suatu hari khalifah Umar bin Khattab menyewa unta untuk membesuk sahabatnya.
Tanpa disadarinya sorban beliau tersangkut pohon dan terlepas. Ketika diberitahu sorbannya jatuh, Khalifah Umar bergegas turun dari untanya dan lari mengambil sorbannya, lalu cepat-cepat menaiki kembali untanya.
Sang pemilik unta berkata: "Kenapa engkau tidak putar saja untanya kembali ke belakang sedikit untuk mengambil sorbanmu wahai khalifah?"
Khalifah Umar berkata dengan tersenyum: "Sebab unta ini akadnya aku sewa untuk pergi dari rumahku menuju rumah sahabatku. Tidak ada perjanjian balik sebentar untuk keperluan lain."
Pemilik unta: "Kalau begitu, kenapa kau tidak menyuruh aku sebagai rakyat terhadap khalifah untuk mengambil sorbanmu?"
Khalifah Umar menjawab: "Karena sorban itu milikku bukan milikmu, kenapa aku mesti menyuruhmu? Apakah engkau kira jabatan khalifah punya wewenang untuk memerintahkan orang lain mengerjakan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan tugasku?"
Masya Allah, begitulah tingginya adab Umar dan akhlak beliau mengajarkan kebijaksanaan. Tak heran jika umat muslim begitu hormat (takzhim) kepada beliau disebabkan kepemimpinannya yang adil dan bijaksana.
Wallahu A'lam
(rhs)
Rusman H Siregar
No comments:
Post a Comment