Pembiaran Iblis yang Justru Menyakitkan Baginya Kelak
Ia menolak karena dirinya diciptakan dari api, sementara Nabi Adam cuma dari segumpal tanah yang hina. Hanya sekali tidak bersujud, iblis terhempas dalam kutukan sepanjang masa.
Hanya kejernihan hati, ketajaman spiritual, keheningan jiwa, dan kepekaan sosial yang akan membuat kita waspada terhadap kemungkinan terjadinya istidraj. Istidraj adalah sebuah timbangan, alat ukur paling menakjubkan agar kita tidak terjerembap dalam dosa-dosa yang kita tidak sadar telah melakukannya.
Hancur selangkah demi selangkah, maksudnya adalah tergelincir ke jurang yang tanpa jalan keluar. Pencabutan nikmat-Nya bisa terjadi dengan serta-merta dan jelas atau bisa juga secara tidak kentara dan tampak sebagai berlanjutnya pemberian nikmat, tapi secara perlahan mendorong ke jurang yang licin.
Betapa banyak pendosa telah melakukan penyimpangan sedangkan kemurahan-Nya masih terus tercurahkan sampai terjadi kehancuran besar. Ibnu ‘Athoillah, pengarang Al-Hikam yang tersohor, mengatakan, istidraj seharusnya membuat kita takut. Ibnu Athaillah, mengatakan:
خف من وجود إحسانه إليك ودوام إساءتك معه أن يكون ذلك استدراجاً لك “Khaf min wujudi ihsanihi Ilayka wa dawami isa`atika ma'ahu an yakuna dzalika istidrajan laka.”
“Takutlah bila kebaikan Allah SWT selalu engkau peroleh saat engkau tetap berbuat maksiat kepada-Nya, lambat laun itu akan menghancurkanmu.”
No comments:
Post a Comment