Pengakuan Ali Bin Abi Thalib Ketika Nabi Muhammad Ajak Bani Muthalib Masuk Islam
Sayyidina Ali bin Abi Thalib adalah remaja dari kalangan keluarga besar Bani Mutahalib yang langsung menerima kanabian Muhammad. Abdullah bin Abbas mengungkap bagaimana Ali bin Abi Thalib pertama masuk Islam. Ali bercerita secara detail saat Rasulullah mengundang keluarga besarnya untuk memeluk Islam.
Menurut Ali, ia dipanggil Rasulullah setelah turun ayat 214 Surah Asy Syura (perintah Allah kepada Rasul-Nya supaya memperingatkan kaum kerabat yang terdekat).
"Hai Ali," ujar Nabi Muhammad SAW. "Allah telah memerintahkan supaya aku memberi peringatan kepada kaum kerabatku yang terdekat. Aku merasa agak sedih, sebab aku tahu, jika aku berseru kepada mereka melaksanakan perintah itu, aku akan mengalami sesuatu yang tidak kusukai. Oleh karena itu
aku diam saja sampai datanglah Jibril yang berkata kepadaku, 'Hai Muhammad, jika engkau tidak berbuat seperti yang diperintahkan kepadamu, Tuhan akan menjatuhkan azab kepadamu'.".
Setelah itu Rasulullah memerintahkan Ali untuk memasak. "Buatlah makanan. Masaklah paha kambing dan sediakan untuk kita susu sewadah besar. Setelah itu kumpulkan keluarga Bani Abdul Mutthalib. Mereka hendak kuajak bicara dan akan kusampaikan apa yang diperintahkan Allah kepadaku," ujar Rasulullah.
Ali berkisah bahwa semua yang diperintahkan Nabi Muhammad kepadanya, ia kerjakan segera. "Kemudian anggota-anggota keluarga Bani Abdul Muttalib kuundang supaya hadir. Jumlah mereka yang hadir kurang lebih 40 orang. Di antara mereka itu terdapat para paman Rasulallah s.a.w., seperti Abu Thalib, Hamzah, Abbas dan Abu Lahab," ucap Ali.
Setelah semuanya berkumpul, Rasulullah memanggil Ali dan memerintahkan supaya makanan segera dihidangkan. Ali pun menghidangkan sajian itu. Rasulullah mengambil sepotong daging, lalu meletakkan kembali pada tepi baki. Beliau mempersilakan mereka mulai menikmati hidangan: "Silakan kalian makan, Bismillah!" Rasulullah mempersilakan.
Mereka semua makan dan minum sekenyang-kenyangnya. "Demi Allah, mereka masing-masing makan dan minum sebanyak yang kuhidangkan," ujar Ali berkisah.
Ketika Rasulullah hendak mulai berbicara, menurut Ali, beliau didahului oleh Abu Lahab. Abu Lahab berkata kepada hadirin dengan sinis: "Kalian benar-benar sudah disihir oleh saudara kalian!"
Menurut Ali, karena ucapan Abu Lahab semua yang hadir pergi meninggalkan tempat. Keesokan harinya, Rasulullah kembali memerintahkan Ali menyiapkan hidangan seperti kemarin. Setelah semua makan minum secukupnya, Nabi Muhammad berkata kepada mereka:
"Hai Bani Abdul Mutthalib. Demi Allah, aku tidak pernah mengetahui ada seorang pemuda dari kalangan orang Arab, yang datang kepada kaumnya membawa sesuatu yang lebih mulia daripada yang kubawa kepada kalian. Untuk kalian aku membawa kebajikan dunia dan akhirat. Allah memerintahkan aku supaya mengajak kalian ke arah itu. Sekarang, siapakah di antara kalian yang mau membantuku dalam persoalan itu dan bersedia menjadi saudaraku, penerima wasiatku dan khalifahku?"
Ali bercerita pada saat itu semua yang hadir bungkam. "Hanya aku sendiri yang menjawab: Aku !"
Waktu itu Ali orang yang hadir paling muda usianya dan masih hijau. "Ya, Rasul Allah, akulah yang menjadi pembantumu!" ujar Ali mengulang.
Rasulullah mengulangi ucapannya dan ALi pun mengulangi kembali pernyataannya. Rasulullah kemudian memegang tengkuk ALi, seraya berseru kepada semua yang hadir: "Inilah saudaraku, penerima wasiatku dan khalifahku atas kalian!"
Semua yang hadir berdiri sambil tertawa terbahak-bahak. Mereka berkata hampir serentak kepada Abu Thalib: "Hai Abu Thalib! Dia (yakni Muhammad) menyuruhmu supaya taat kepada anakmu!"
Menurut Al Hamid Al Husaini dalam bukunya berjudul "Sejarah Hidup Imam Ali bin Abi Thalib RA" hadis yang senada dengan apa yang dikemukakan Abdullah bin Abbas, juga diriwayatkan oleh Abu Ja'far At Thabary dalam bukunya "At Tarikh".
(mhy)
Miftah H. Yusufpati
No comments:
Post a Comment