Yang Dilakukan Umar bin Abdul Aziz Saat Sholat Tahajud

Umar bin Abdul Aziz tak pernah melewatkan sholat tahajud setiap malam sholat tahajud/ilustrasi

Umar bin Abdul Aziz tak pernah melewatkan sholat tahajud setiap malam sholat tahajud/ilustrasi

Umar bin Abdul Aziz tak pernah melewatkan sholat tahajud setiap malam

Sholat tahajud mempunyai banyak keutamaan. Bertebaran ayat-ayat yang mengungkap keutamaan sholat pada sepertiga malam ini. 

Di antaranya tercantum pada QS as-Sajadah: 16. Allah SWT berfirman dalam Alquran: تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا "Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya. Sementara, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap. Keutamaan ini pun tak disia-siakan para generasi salaf. Di antaranya Umar bin Abdul Aziz. Umar bin Abdul Aziz, salah satu penguasa Muslim paling sukses di zamannya pun tak kendor sholat tahajud. Kesaksian tahajud Umar disampaikan istrinya, Fathimah binti Abdul Malik, kepada Al Mughirah ibn Hakim, sebagaimana dinukilkan dari kitab Al-Zuhd, karya Imam Ahmad bin Hanbal.

"Hai Mughirah, saya tahu bahwa kadang-kadang di antara manusia ada orang yang lebih rajin sholat dan puasa daripada Umar. Akan tetapi, saya tidak pernah melihat orang yang dekat kepada Tuhannya seperti kedekatan Umar. Setelah sholat Isya pada akhir waktu, dia merebahkan diri di atas tempat sujud. Dia berdoa dan menangis hingga tertidur. Kemudian, dia bangun, lalu berdoa dan menangis hingga tertidur. Demikian seterusnya hingga Subuh..

Umar bin Abdul Aziz punya mushala khusus di tengah rumahnya. Tidak seorang pun boleh memasukinya. Di sana, pada akhir malam dia mulai bermunajat hingga terbit fajar. Fathimah pun pernah dibuat sedih saat mendapati Umar sedang gundah usai membacakan sebuah ayat pada malam ketika dia sholat. "Pada hari itu, manusia seperti anai-anai bertebaran dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan." Sang Amirul Mukminin pun menjerit. "Oh betapa buruknya keadaanku pada Subuh ini. Kemudian, dia duduk dan merebahkan diri. Dia mulai bersikap dingin kepada istrinya.

Dia pun melanjutkan perkataannya. "Celaka aku! Bagaimana aku pada hari manusia seperti anai-anai yang bertebaran dan gunung-gunung seperti bulu-bulu yang dihamburkan." Dia pun jatuh seperti mayat hingga terdengar suara azan Subuh. Fatimah, istrinya, kerap berderai air mata saat mengingat kejadian itu.

 

No comments: