2 Bajak Laut Legenda Ottoman Ternyata Mualaf dari Yunani

 

2 bajak laut mualaf asal Yunani bergabung membela Ottoman . Ilustrasi Pasukan Ottoman

2 bajak laut mualaf asal Yunani bergabung membela Ottoman . Ilustrasi Pasukan Ottoman

Foto: wikipedia
2 bajak laut mualaf asal Yunani bergabung membela Ottoman
Para pelaut Yunani turut menjadi andalan untuk mendukung kejayaan maritim Utsmaniyah sejak abad ke- 15. Di antara yang paling terkemuka adalah Barbarossa Bersaudara. Dua tokohnya yang legendaris, yakni Oruc (Aruj) dan Hayreddin (Khair ad-Din), membawa kebesaran negeri Islam itu di seluruh Mediterania. 

Dalam berbagai literatur, Barbarossa Bersaudara kerap disebut sebagai sebuah kelompok bajak laut. Namun, istilah itu pertama-tama mesti ditelaah sesuai dengan konteks zaman mereka. Bruce Masters dalam artikelnya di Encyclopedia of the Ottoman Empire(2008) menje laskan, terminologi bajak laut pada akhir Abad Pertengahan di Eropa tidak serta merta dapat disamakan dengan masa kini. Bajak laut kala itu bukan hanya soal perompakan atau pelbagai bentuk kejahatan lainnya yang terjadi di bahari.

Kawanan bajak laut (pirate) dapat berperan sebagai kelompok liar, abdi negara (privateer), atau di antara keduanya. Jika menjadi gerombolan liar (outlaw), mereka bertindak demi kepuasan pribadi.

Sebagai kelompok privateer, mereka mengabdikan kepiawaiannya dalam menempuh lautan untuk kepentingan sebuah negara. Misalnya, mengawal ekspedisi berbendera negara tertentu agar aman saat melintasi kawasan perairan atau merampas kapal-kapal milik armada musuh negara itu.

Masters mengatakan, di Laut Mediterania sejak medio abad ke-14 ada peran bajak laut yang sama independennya seperti kelompok outlaw, tetapi mereka bertindak demi kejayaan negeri tertentu. Itulah yang disebut sebagai corsair. Terminologi corsair berasal dari bahasa Italia, corsaro, yang berakar dari bahasa Latin Abad Pertengahan, cursarius.

Artinya, secara harfiah, `bajak laut' atau `pelarian. ' Pemakaian istilah tersebut, Marsters melanjutkan, mulai marak seiring dengan pecahnya Perang Salib pada abad ke-12.

Kelompok-kelompok corsairpun muncul baik dari kaum Salibis maupun Muslimin. Bahkan, Masters menegaskan, konotasinya di Mediterania cenderung mengatasnamakan agama. Menjadi anggota corsair Kristen berarti menarget kapal-kapal milik Muslim. Menjadi anggota corsair Muslim pun berarti mengincar kapal- kapal berbendera Salib.  

Corsair Kristen paling terkenal pada masa itu ialah Ksatria Santo John yang bermarkas di Pulau Malta. Sementara, Barbarossa Bersaudara menjadi corsair termasyhur dari kubu Muslimin. 

Sebelum mengabdi pada Kekhalifahan Turki Utsmaniyah, karier Barbarossa bersaudara bermula dari Yunani, tepatnya Lesbos di pesisir timur Laut Aegea. Saat dewasa, mereka berpindah iman dari Kristen menjadi Muslim. Keahliannya dalam menerjang lautan membuatnya cepat terkenal sebagai salah satu kelompok paling tangguh di seluruh Mediterania.

Si sulung yang akrab disapa Baba Oruc berperan besar dalam menolong ribuan umat Islam dan Yahudi Andalusia pada akhir abad ke-15. Para pengungsi itu terusir dari Spanyol akibat gelombang Inkuisisi sehingga harus menyeberang ke Maghribi.

2 bajak laut mualaf asal Yunani bergabung membela Ottoman

Istilah Bajak Laut Dulu Dikonotasikan Juga Angkatan Laut

Kisah kepahlawanan mereka menjadi buah bibir bagi masyarakat Muslimin Afrika Utara, tetapi justru menjadi stigma di tengah orang-orang Nasrani. Folklor Italia memelesetkan namanya menjadi si janggut merah-barbarossadalam bahasa setempat.  

Pada dasawarsa awal abad ke-16, Baba Oruc berjuang mengusir invasi Spanyol dari Afrika Utara, khususnya Aljir (Aljazair). Sejak 1516, ia menjadi pemimpin wilayah Aljazair dan sekitarnya. Untuk melindungi rakyat setempat, pilihan terbaiknya ialah bekerja sama dengan Utsmaniyah. Ia mengirimkan utusan dan berbagai hadiah kepada Sultan Selim I. Sebagai balasan, dirinya ditunjuk selaku gubernur (bey) Utsmaniyah untuk kawasan Mediterania Barat yang berkedudukan di Aljir. Sang sultan juga memberikan untuknya dukungan persenjataan, armada, dan beberapa pasukan yanisari. 

Pada Mei 1518, Spanyol menyerang Tlemcen-sekitar 500 km arah barat Aljir. Oruc gugur dalam pertempuran di sana. Sepeninggalannya, Hayreddin mengambil alih komando atas pasukan untuk melawan aliansi Spanyol. Setelah berjuang sekian lama, akhirnya pada 29 Mei 1529 Aljir dapat direbut kembali oleh corsair Muslim ini. 

Keberhasilan itu dicapai terutama berkat dukungan dari Konstantinopel. Kepada Heyreddin, Sultan Suleiman I al-Qanuni memberikan dana, berbagai artileri, dan lebih dari 2.000 pasukan yanisari.

Sokongan demikian dapat dipahami. Sebab, sejak Januari 1529 Utsmaniyah mendeklarasikan perang terhadap sang penerus raja Spanyol Charles V, Ferdinand I. Baik sultan maupun sang corsairmenghadapi musuh bersama, yakni rezim Kristen-Andalusia. 

photo
Kekuasaan Utsmani (Ottoman). - (pinterst)
Pada 1531, Hayreddin sukses merebut Tunis untuk Utsmaniyah.Konstantinopel pun kian yakin akan keandalannya sebagai pemimpin pertempuran di lautan. Dua tahun kemudian, dirinya diundang secara khusus ke Ibu Kota. Di hadapan Sultan Suleiman I dan Perdana Menteri Ibrahim Pasha, corsair Muslim itu diangkat sebagai marsekal atau kapudan pasha.  

Di bawah kepemimpinan Hayreddin Barbarossa, Angkatan Laut Utsma niyah mencapai masa gemilang.Setelah menjadi kapudan pasha, ia langsung menjalankan ekspedisi militer gabungan Turki-Prancis.  

Setelah sukses menyerang bandar-bandar di Teluk Naples, sasaran selanjutnya adalah Lazio, Terracina, bahkan Ostia-yang hanya berjarak 30 km dari Roma. Karena itu, penduduk Roma segera membunyikan lonceng-lonceng gereja mereka sebagai tanda keadaan sangat genting. "Keahliannya dalam menerjang lautan membuatnya cepat terkenal sebagai salah satu kelompok paling tangguh di seluruh Mediterania. 

sumber : Harian Republika

No comments: