Akhir Tragis Jasad Khalifah Fatimiyah yang Mengaku Tuhan
Setelah itu, hidup Al-Hakim berakhir dengan tragis. Pada suatu hari, ketika dia pergi pada malam hari ke Gunung Muqattam dengan keledai, untuk melihat bintang-bintang dan berpikir, dia tidak kembali ke istananya. Ketika tentara mencarinya, mereka hanya menemukan jubahnya berlumuran darah.
Tidak diketahui di mana tubuhnya berada, tetapi sekelompok orang Druze percaya bahwa Al-Hakim telah menghilang dan akan kembali suatu hari nanti.
Setelah itu, putra dari Al-Hakim, Ali al-Zahir, dinyatakan sebagai khalifah dari negara Fatimiyah. Sejak itulah tindakan keras terhadap kelompok Druze dimulai. Lalu banyak anggota sekte tersebut melarikan diri ke Syam. Beberapa peneliti mengaitkan ini dengan berakhirnya kelompok Druze saat itu. Namun terlepas dari persoalan Druze, sebetulnya siapa yang berada di balik hilangnya atau meninggalnya Al-Hakim?
Sebagian besar catatan sejarah merujuk pada saudara perempuannya, Sitt al-Malak, yang memandang bahwa kebijakan saudara laki-lakinya itu dapat menyebabkan keruntuhan negara.
Namun, masih ada pertanyaan yang membingungkan para peneliti dan sejarawan, yaitu tentang keanehan yang melingkupi periode pemerintahan Al-Hakim, misalnya soal hidupnya dan pengakuan dirinya sebagai Tuhan.
Tidak menutup kemungkinan, sebagian dari semua hal buruk yang melekat pada Al-Hakim hanyalah bentuk propaganda oleh orang-orang yang ingin menyingkirkannya, membunuhnya dan menyembunyikan tubuhnya, karena seluruhnya tercatat dalam sejarah.
No comments:
Post a Comment