Berkat Doa Suami, Isya binti Imran Sembuh dari Kemandulan

Berkat Doa Suami, Isya binti Imran Sembuh dari Kemandulan
Perempuan muslimah yang divonis mandul, akhirnya bisa mengandung dan melahirkan berkat doa suaminya, ketaatannya pada Allah Taala serta kebesaran-Nya. Foto ilustrasi/ist
Bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala tak ada satu pun yang mustahil. Jika Allah berkehendak , maka apapun akan terjadi. Allah Maha Besar dan Maha Segalanya. Kekuasaan ini salah satunya ditunjukkan melalui kisah Nabi Zakaria Alaihissalam dengan istrinya, Isya' binti Imran. 

Perempuan muslimah yang divonis mandul , akhirnya bisa mengandung dan melahirkan berkat doa suaminya, ketaatannya pada Allah Ta'ala serta kebesaran-Nya. Bahkan, Isya' pun melahirkan seorang anak yang diutus Allah menjadi seorang nabi mulai, yakni Nabi Yahya Alaihissalam.

Isya' binti Imran adalah seorang perempuan beriman, mulia, baik dan asal usulnya suci. Ia tumbuh di asuhan kemuliaan , diberi makan di atas meja akan takwa, hidup di kehidupan yang suci, dan menyambung malam dan siangnya dengan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

Isya telah divonis sebagai perempuan mandul sejak masa remajanya. Kehidupan terus melaju hingga Isya' menikah dan menjadi isti Nabi Zakaria. Pasangan suami istri yang taat kepada Allah yang mengisi hari-harinya dengan beribadah dan melakukan kebaikan. Hingga pasangan ini berusia lanjut dan lemah. 

Nabi Zakaria Alaihissalam juga mengkhawatirkan nasib bani Israil yang masih lemah imannya. Ia berdoa kepada Allah Ta'ala agar diberikan keturunan yang akan meneruskan amanahnya. Namun, Isya' tak juga kunjung berbadan dua. Hingga memasuki masa menopause, ia belum juga hamil.

Doa-doa Nabi Zakaria senantiasa dikabulkan oleh Allah SWT. Ia pun kembali berdoa kepada-Nya, "Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah, kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku."

Ia meminta keturunan kepada Allah Ta'ala yang akan menjadi penerus Nabi Yaqub Alaihissalam. Ia juga berdoa agar penerusnya akan mewarisi jejaknya sebagai nabi, rasul, sekaligus cendekiawan. Allah Subhanahu wa Ta'ala kemudian mengabarkan akan memberi anak bernama Yahya.

Zakaria meminta Allah untuk memberi sebuah tanda yang menunjukkan kehamilan istrinya sebab istrinya mandul dan usianya telah tua. Allah Maha Kuasa, maka diberikanlah tanda kepada Zakaria Alaihissalam bahwa ia tidak akan dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga hari tiga malam, padahal dalam kondisi yang sehat.

Orang-orang merasa aneh dengan apa yang terjadi pada Zakaria. Mereka menunggu dia keluar dari tempat ibadah (mihrab). Nabi Zakaria AS keluar dengan wajah yang pucat hingga mereka bertanya apa yang terjadi padanya.

Nabi Zakaria menulis di atas tanah untuk mereka, "Agar kalian bertasbih pada waktu pagi dan petang ...."

Nabi Zakaria memang keluar menemui mereka tiap pagi dan petang. Ketika tiba waktu kehamilan istrinya, ia masih dalam keadaan tidak bisa bicara. Dia keluar memberi isyarat tentang berita kehamilan istrinya dan memerintahkan mereka untuk salat.

Saat usia kehamilan istri Zakaria telah genap sembilan bulan 10 hari, Isya akhirnya melahirkan bayi Yahya. Ketika Yahya berusia tiga tahun, Allah SWT memberikan kebijaksanaan kepadanya. Dia bisa membaca Taurat, padahal dia masih kecil.

Dalam Tarikh Ibnul Wardi, seperti dituliskan oleh Abu Malik Muhammad bin Hamid dalam bukunya 150 Perempuan Shalihah: Teladan Muslimah Sepanjang Masa, Isya' melahirkan Yahya hanya enam bulan setelah Maryam melahirkan Isa Alaihissalam. Yahya dilahirkan pada tahun ke-304 sejak ditaklukkannya Alexander. Ia datang ke muka bumi 5.548 tahun setelah turun Nabi Adam Alaihissalam ke dunia.

Yahya ditakdirkan oleh Allah Ta'ala menjadi lelaki yang memiliki akhlak dan sifat terpuji. Ia lahir ketika Nabi Zakaria AS berusia 120 tahun dan Isya berumur 98 tahun. 

Kisah ini diabadikan dalam Alquran dengan doa, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah waris yang paling baik." (QS al-Anbiya: 89).

Allah pun menjawab doa-doa Nabi Zakaria AS dengan lahirnya Yahya. Allah berfirman, "Maka, Kami memperkenankan doanya dan kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya, mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk." (QS al-Anbiya: 90) 

Ibu Nabi Mulia Yahya Alaihissalam

Kelahiran Nabi Yahya Alaihissalam adalah mukjizat karena lahir dari ibu dan bapaknya yang berusia lanjut, yang secara logika manusia tidak mungkin memiliki harapan mendapat keturunan. Yahya lahir setelah doa suci kedua orangtuanya.

Di antara karomah tambahan yang diberikan Allah Ta'ala kepada Isya' binti Imran, ibu Nabi Yahya ini bahwa Allah menyifati anaknya yakni Nabi Yahya dengan sifat-sifat yang agung dan menjadikannya mempunyai hanan. Hanan adalah cinta, lembut dan sayang.

Allah Ta'ala berfirman :

وَحَنَانًا مِّن لَّدُنَّا وَزَكَوٰةً ۖ وَكَانَ تَقِيًّا

"Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dan dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa,
(QS Maryam :13)

Isya', Nabi Zakaria dan Yahya Alaihissalam berada di puncak ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla. Mereka berlomba sesama mereka kepada Allah Ta'ala. Perlombaan seperti itu termasuk akhlak terpuji dan bersegera kepada kemuliaan adalah pujian terbaik kepada seseorang, karena itu menunnjukkan keinginan kuat untuk taat kepada Allah dan mencapai tingkatan takwa tertinggi.

Allah Ta;ala menyifati rumah penuh berkah keluarga Nabi Zakaria tersebut dalam firmannya :

فَٱسْتَجَبْنَا لَهُۥ وَوَهَبْنَا لَهُۥ يَحْيَىٰ وَأَصْلَحْنَا لَهُۥ زَوْجَهُۥٓ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ يُسَٰرِعُونَ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا۟ لَنَا خَٰشِعِينَ

Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami.

Nikmat lain yang diberikan Allah kepada Isya binti Imran bahwa dia menjadikan anaknya sebagai orang yang tawadhu, berbakti kepadanya dan sangat jauh dari durhaka kepadanya dengan perkataan, tindakan, perintah dan larangan. Karena tidak ada ibadah tertinggi setelah menganggungkan allah Ta'ala daripada kepada berbakti kepada orangtua.

Itulah kehidupan Isya' binti Imran, istri Nabi Zakaria dan ibunda Nabi Yahya Alaihissalam. Wanita mulia yang kisah hidupnya disebutkan dalam Al-Quran dan Allah Ta'ala memberinya karunia dengan menjadikannya melahirkan dalam usia sangat tua, padahal sejak remaja divonis sebagai wanita mandul. 

Wallahu A'lam
(wid)Widaningsih

No comments: