Hutang Budi Stalin dan Tentara Merah Pada Umat Islam Rusia
Pada masa pemerintahan Komunis di Uni Soviet, hampir seluruh masjid di Rusia ditutup. Hanya Masjid Agung Moskow yang diizinkan tetap buka.
Mesjid Moskow dibangun pada 1904 berdasarkan inisiatif seorang ulama, B Alimov. Masjid itu dibangun di atas tanah yang dibeli oleh saudagar bernama Habibul Akbulatov dan Sabirzyan Bakirov pada 1901, seperti yang dikutip dari tabloid masjid berbahasa Rusia tersebut. Demikian ditulis Antara.
Masjid itu dibangun oleh arsitek ternama Rusia, Nikolai Nikolaevich Zhukov, pada Juni 1904. Bangunan masjid yang terbuat dari batu tersebut berdiri pada November 1904.
Pada saat itu, Imam Masjid Agung Moskow, B Alimov, mengajukan permohonan untuk bisa melakukan salat di sana.
Sebulan kemudian, komunitas Muslim Moskow memutuskan anak tertua B Alimov, Muhammed Safi Alimov, sebagai imam masjid.
Di bawah kepemimpinannya terjadi perluasan fungsi dan pembangunan mesjid. Tak hanya sebagai tempat salat tetapi juga sekolah.
Pada era Uni Soviet, Masjid Agung Moskow, merupakan satu-satunya masjid yang tidak ditutup.
Pada masa itu, terjadi pembantaian para ulama di sekitar masjid. Namun tak menyurutkan nyali umat Islam beribadah di masjid itu.
Pada masa Perang Dunia II, saat Tentara Uni Soviet mengalami kesulitan melawan Jerman, umat Muslim di Moskow justru penggalangan dana untuk membantu Tentara Merah dalam peperangan.
Pada saat itu, terkumpul 55.000 rubel dalam bentuk tunai dan 20.000 rubel dalam bentuk obligasi. Semua itu disumbangkan Muslim Moskow kepada Tentara Merah.
Tak ayal, pemimpin tertinggi Uni Soviet saat itu, Joseph Stalin, mengirimkan telegram yang berisi ucapan terimakasih kepada umat Muslim Moskow. Telegram itu ditujukan kepada Imam Masjid, Halil Nastrejinov, pada 1944.
“Mohon sampaikan salam saya dam ucapan terimakasih dari Tentara Merah kepada Umat Muslim Moskow,” demikian tulis Stalin.
Sejak itu, terjadi perubahan politik pemerintah dengan kehidupan beragama, serta terjadi normalisasi hubungan pemerintah dengan umat muslim Moskow.
Oleh karenanya, tak heran jika kemudian Presiden Rusia Vladimir Putin meresmikan masjid tersebut bertepatan dengan peringatan 70 tahun kemenangan Uni Soviet dari Nazi Jerrman pada Perang Dunia II. Sejatinya, masjid itu baru akan diresmikan pada 2015.
Setelah direnovasi pada 2005, luas masjid tersebut mencapai 19.000 meter persegi dan bisa menampung lebih dari 10.000 jemaah.
Renovasi masjid tersebut membutuhkan biaya 170 juta dolar AS atau Rp2,43 triliun.
Dana sebesar itu sebagian besar dibiayai anggota Dewan Federasi Rusia dari Republik Dagestan, Suleyman Kerimov, Turki dan negara Timur Tengah lainnya. Bahkan Palestina pun memberikan sumbangan 25.000 dolar AS.(jw/merdeka)
No comments:
Post a Comment