Kisah Sahabat Abdullah Bin Salam Calon Penduduk Surga

Kisah Sahabat Abdullah Bin Salam Calon Penduduk Surga
Abdullah Bin Salam, sahabat Nabi yang dijuluki calon penghuni surga. Foto ilustrasi/dok oase-cbmagency.com
Abdullah bin Salam (عبدالله بن سلام) radhiyallahu 'anhu adalah seorang Sahabat Nabi bernama asli Hushain bin Salam bin Harits. Beliau adalah seorang pemuka Yahudi di Madinah. Sebagai seorang pemimpin Yahudi, beliau mengetahui isi kandungan dari Taurat dan mengetahui akan hadirnya Nabi terakhir. 

Abdullah bin Salam memeluk Islam setelah kedatangan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Beliau juga mengajak kaumnya untuk mempercayai dan mengikuti Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. 

Diriwayatkan oleh Kharasyah bin Al-Hurr, dia berkata: "Saya pernah duduk pada suatu halaqah (pengajian) di dalam Masjid Madinah yang dikelola seorang syaikh berpenampilan menarik, yaitu Abdullah bin Salam. Ketika Abdullah menyampaikan nasihat kepada para jamaah sambil berdiri, para jamaah berseru: "Siapa yang ingin melihat seseorang yang termasuk ahli surga, maka lihatlah syaikh ini!" Lalu saya berkata: "Demi Allah, saya pasti akan mengikutinya agar saya tahu di mana letak rumahnya."

Kemudian saya pun mengikuti syaikh itu berjalan hampir keluar dari Madinah hingga dia masuk ke dalam rumahnya. Kemudian saya meminta izin kepadanya dan dia pun mempersilakan saya untuk masuk ke rumahnya. Syaikh itu bertanya kepada saya: "Ada yang dapat saya bantu wahai anak muda?" 

Saya (Kharasyah bin Al-Hurr) menjawab: "Saya tadi mendengar para jamaah mengatakan tentang engkau ketika engkau berdiri: 'Barangsiapa ingin melihat seseorang yang akan masuk surga, maka lihatlah syaikh ini, hingga akhirnya saya mengikuti engkau." 

Abdullah bin Salam berkata: "Sebenarnya hanya Allah-lah Yang Maha Tahu tentang orang yang akan masuk surga." 

Abdullah bin Salam berkata: "Saya akan memberitahukan padamu tentang apa yang mereka katakan tadi. Saya pernah bermimpi dan dalam mimpi itu saya didatangi oleh seorang laki-laki. Kemudian laki-laki itu berkata kepada saya: 'Hai Abdullah, bangunlah!' Lalu dia memegang tangan saya dan pergi bersamanya. Ternyata di sebelah kiri saya ada jalan yang memanjang dan saya pun ingin laluu jalan itu. Tetapi laki-laki itu berkata kepada saya: 'Jangan kamu lalui jalan itu, karena itu jalan orang-orang yang sesat! Selain itu, ada pula jalan yang memanjang di sebelah kanan saya. Lalu laki-laki itu berkata kepada saya: "Laluilah jalan ini!"

Kemudian dia membawa saya ke sebuah gunung. Sampainya di sana dia berkata: 'Naiklah!' Tetapi, setiap kali saya naik, saya terjatuh di atas punggung saya. Kemudian dia mengajak saya pergi hingga sampai di sebuah tiang yang ujungnya di langit dan pangkalnya di bumi serta ada sebuah lingkaran di bagian atasnya. 

Laki-laki itu berkata kepada saya: 'Naiklah ke atas tiang ini!' Saya menjawab: 'Bagaimana saya dapat naik ke atas, sedangkan ujungnya ada di langit?' Lalu, laki-laki itu memegang tangan saya dan melemparkan saya ke atas hingga saya bergantungan di atas lingkaran yang ada di ujung tiang itu. 

Setelah itu, dia memukul tiang itu hingga runtuh, sedangkan saya tetap bergantungan di atas lingkaran itu sampai pagi. Abdullah bin Salam berkata: "Esok harinya saya datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menceritakan mimpi itu kepada beliau. 

Maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم menjelaskan mimpi itu kepada saya. Kata beliau: "Jalan yang kamu lihat di sebelah kirimu itu adalah jalan orang-orang yang sesat, sedangkan jalan yang kamu lihat di sebelah kanan itu adalah jalan orang-orang yang baik. Gunung adalah rumah para syuhada, tetapi kamu tidak dapat meraihnya. Tiang itu adalah agama Islam. Sedangkan lingkaran tempat kamu berpegangan adalah agama Islam yang akan kamu pegangi hingga kamu meninggal dunia." (Hadis Sahih Riwayat Imam Muslim) 

Wallahu A'lam
(rhs) 
Rusman H Siregar

No comments: