Kisah Sayyidah Fathimah Az-Zahra dan Baju dari Surga
Sayyidatuna Fathimah Az-Zahra radhiyallahu 'anha adalah satu dari empat perempuan pemuka surga. Putri Rasulullah صلى الله عليه وسلم ini dijuluki penghulu wanita surga dan teladan terbaik bagi kaum perempuan di muka bumi.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم menggambarkan kecintaannya kepada putri beliau yang juga suami dari Sayyidina Ali karamallahu wajhah ini. Dari Ummul Mukminin Sayyidah Aisyah radiyallahu 'anha, beliau berkata: "Belum pernah aku melihat orang yang paling mirip dengan Rasulullah dalam berbicara melebihi Fathimah. Apabila dia masuk menemui Nabi, maka Nabi berdiri untuk menyambutnya dan menciumnya, serta melapangnya tempatnya. Begitu pula sebaliknya perlakukan Fathimah terhadap Nabi." (HR Abu Dawud)
Berikut kisah Sayyidah Fathimah yang mengagumkan hingga membuat perempuan Yahudi mengucap kalimat Syahadat. Dikisahkan, suatu malam Fathimah Az-Zahra menangis. Nabi bertanya mengapa ia menangis. Putrinya menjawab: "Engkau tahu, aku tidak suka dunia. Tetapi malam ini engkau menatap pada kefakiranku dan aku khawatir Ali akan bertanya, aku harus datang dengan membawa apa?"
Nabi kemudian berkata: "Tenanglah wahai putriku, engkau aman. Ali itu orangnya selalu ridha dan dirihai."
Beberapa hari kemudian, seorang perempuan Yahudi yang kaya raya menikah. Dia mengundang banyak perempuan Yahudi yang juga kaya seperti dia. Para tamu undangan menggunakan baju mereka yang paling mewah.
"Bagaimana kalau kita mengundang putri Muhammad? Ingin sekali aku melihat penampilannya, kefakiran dia," kata sebagian mereka. Yang lain pun setuju. Mereka lantas mengundang Fathimah untuk hadir pada pesta pernikahan besar itu.
Kemudian Malaikat Jibril pun turun dengan membawa baju dari surga untuk Fathimah. Fathimah lalu mengenakan baju tadi dan membalutnya dengan baju luaran yang juga dibawa oleh Jibril. Kemudian putri Rasul ini datang ke pesta pernikahan dengan mengenakan baju itu.
Ketika duduk di antara perempuan-perempuan dari golongan orang-orang berada, beliau menyingkap pakaian luarannya sehingga nampaklah cahaya dari baju tadi. melihat itu, perempuan-perempuan kafir tercengang kagum.
"Darimana engkau mendapatkan baju ini Fathimah?" tanya mereka."Dari ayahku," jawab Fathimah.
"Ayahmu dari mana?" "Dari Malaikat Jibril."
"Jibril mendapatkannya dari mana?" "Dari surga."
Mendengar itu, seketika itu juga mereka mengucapkan syahadat dan masuk Islam. "Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad itu utusan Allah."
Sebagian suami mereka ada juga yang masuk Islam, sementara sebagian lainnya tetap memeluk agama Yahudi. Suami-suami yang masuk Islam melanjutkan hubungan pernikahan, sedang yang tidak masuk Islam minta berpisah.
Dalam kisah "Baju Dari Surga" versi lain dari Ibnul Jawzi dikisahkan bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم menyuruh Fathimah mewarnai gamisnya yang sudah usang. Usai mewarnainya, Fathimah mengembalikan gamis tadi kepada ayahnya. Tiba-tiba dia teringat Firman Allah:
"Tidaklah kalian menggapai kebajikan sejati (surga) sampai kalian memberikan apa yang kalian senangi."
Fathimah urung memberikan baju usang tadi dan menggantinya dengan gamis lain yang masih baru. Pada malam pengantin perempuan Yahudi dalam kisah ini, kala arak-arakan pengantin pria kian dekat, Malaikat Jibril turun dan berkata:
"Ya Muhammad, Allah Ta'ala mengucap salam kepadamu dan memerintahkan kepadaku untuk menyampaikan salam kepada Fathimah. Dia mengirimkan pula hadiah berupa baju dari surga yang terbuat dari sutra sundus berwarna hijau."
Nabi صلى الله عليه وسلم menyampaikan salam kepada putrinya dan memakaikan baju dari surga yang diberikan Jibril. Beliau membalut baju tersebut dengan luaran sementara Jibril menutupinya dengan sayapnya sehingga sinar baju tersebut tidak menyilaukan mata.
Ketika Fathimah duduk di antara tamu undangan yang semuanya mengenakan baju mewah berkilauan. Jibril lalu mengangkat sayapnya dan menyingkap baju luaran Fathimah sehingga tampaklah sinar yang amat terang dari baju putri Rasulullah itu. Sinar itu memancar bependaran hingga ke ujung timur dan barat.
Kala sinar itu mengenai mata para undangan, tiba-tiba kekufuran tercabut dari hati mereka dan mereka pun mengucapkan dua kalimat syahadat. Masya Allah, jika Allah berkehendak, apapun terjadi sesuai kehendak-Nya.
Putri-kesayangan Rasulullah yang juga penghulu wanita surga ini wafat pada 3 Ramadhan 11 Hijriyah. Kepergian Fathimah hanya berselang enam bulan dari wafatnya sang ayah, Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Jenazahnya dimakamkan di Baqi' Madinah.
Wallahu A'lam
(rhs)
Rusman H Siregar
No comments:
Post a Comment