Misteri Cincin Sakti Nabi Sulaiman Menurut Tradisi Yahudi
Dalam penjelasan tersebut, Dennis mengutip literatur buku 'Testament of Solomon', sebuah karya pseudepigrafik dari zaman purbakala akhir yang menjadi dasar untuk berbagai pengetahuan magis Sulaiman.
Dennis mengungkapkan, Raja Solomon menciptakan sebuah cincin menggunakan nama kekuatan ilahi dan tanda berupa heksagram, sebuah simbol yang bercirikan gabungan dari dua segitiga. Dengan cincin ini, dia mampu memperbudak iblis dan dia memaksa mereka ikut membangun Kuil di Yerusalem. Namun itu bukan satu-satunya literatur Yahudi yang menjelaskan soal cincin ajaib. Dalam buku klasik 'Jewish Antiquties' yang ditulis Josephus, juga disampaikan soal adanya cincin ajaib yang digunakan untuk melakukan pengusiran setan di kampung halamannya di Yudea.
Sementara itu, dalam literatur tentang Hechalot, dijelaskan bahwa cincin dan tanda merupakan tema yang berulang. Malaikat (Hechalot Rabbati) dan ahli (Merkavah Rabbah) menggunakan cincin dengan segel untuk memanfaatkan kekuatan ilahi.
Namun, cincin Sulaimanlah yang telah menarik perhatian orang-orang selama berabad-abad. Tidak hanya untuk pengusiran setan dan mangendalikan setan, tetapi juga memberi penggunanya kekuatan untuk berbicara dengan hewan.
Pembahasan dan diagram cincin Sulaiman muncul berulang kali di berbagai karya seperti karya Abad Pertengahan, Mafteach Shlomo (Kunci Sulaiman). Tanda pada cincin tersebut digunakan sebagai jimat untuk melindungi diri dari setan. Hal ini didasarkan pada buku 'Magic Spells and Formulas' yang ditulis Joseph Naveh dan Shaul Shaked.
Pada abad 17-18, selama puncak "Baal shems", yaitu para dukun yang bekerja di Eropa Timur, ditemukan beberapa referensi tentang cincin perak untuk perlindungan dan penyembuhan, yang disebut "cincin segulah". Ini diketahui sebagaimana dijelaskan dalam beberapa literatur, seperti buku 'Kav haYashar'.
Buku 'Kav haYashar' bahkan menggambarkan proses pembuatan cincin semacam itu. Cincin diyakini dapat mengendalikan epilepsi dan memberi keamanan dari siang hingga malam. Cincin ini bisa dikatakan sebagai pelindung dari bahaya fisik.
Simbol pada cincin Nabi Sulaiman juga diulas dalam laman Kementerian Luar Negeri Israel. Dalam ulasan itu, disampaikan bahwa simbol Raja Solomon pada cincinnya memang sungguh menakjubkan. Pemahaman ini sudah lumrah di kalangan Yudaisme, Kristen, dan Islam.
Simbol Raja Solomon yang berupa heksagram itu, alasanya berada di tanah dan ujungnya mencapai surga. Ini melambangkan harmoni yang berlawanan, yang maknanya bermacam-macam sekaligus multi-budaya. Ini mencerminkan tatanan kosmik, langit, pergerakan bintang-bintang di bidangnya, dan aliran abadi antara langit dan bumi, antara unsur-unsur udara dan api. Karena itu, simbol tersebut melambangkan kebijaksanaan manusia super dan pemerintahan.
Simbol heksagram, memiliki banyak konotasi, terutama bila diapit oleh lingkaran. Kekuatan super alami telah dikaitkan dengannya di banyak bagian dunia sejak zaman kuno.
Peradaban Islam adalah persimpangan budaya yang dinamis yang melaluinya pencapaian dunia kuno mengalir ke Eropa modern melalui informasi yang diteruskan dari timur ke barat dan kembali lagi. Berbagai kelompok etnis dari bahasa dan agama yang berbeda hidup berdampingan dan berkontribusi pada kemajuan budaya.
Makna yang paling jelas dari heksagram dikaitkan dengan teknik magis untuk menangkal kekuatan jahat. Profesor Gershom Scholem, sarjana Kabbalah (tulisan mistik Yahudi) mempelajari fungsi pelindung heksagram dan masuknya ke dalam Yudaisme dari tradisi Islam.
Dalam serangkaian artikel tentang Bintang Daud dan sejarahnya, Scholem mengeluarkan beberapa pendapat. Pertama: Heksagram adalah simbol universal, yang asosiasi Yahudinya berkembang secara bertahap. Ini dimulai sebagai simbol komunitas Yahudi di Praha, mungkin pada abad ke-14. Lalu diakui sebagai simbol orang Yahudi secara keseluruhan pada abad ke-19.
Pendapat kedua, beberapa contoh heksagram dan motif dekoratif Yahudi dan Kristen lainnya itu sudah ada dari zaman kuno dan kemudian dalam seni Islam. Pada abad ke-13, motif tersebut diturunkan dari salinan Alkitab, yang telah ditranskripsikan di negara-negara Islam, ke manuskrip Ibrani di Jerman dan Spanyol.
Di Spanyol, hingga abad ke-13, heksagram dikenal sebagai Lambang Raja Solomon oleh orang Yahudi. Dari abad ke-13 hingga abad ke-15, kedua nama tersebut digunakan secara bersamaan. Baru kemudian istilah Bintang Daud secara bertahap menjadi dominan dalam komunitas Ashkenazi, sementara simbol Raja Solomon diidentifikasikan dengan pentagram.
Pendapat Scholem yang ketiga, bahwa heksagram atau pentagram, muncul pertama kali pada mezuzot "ajaib" (gulungan tiang pintu) dan kemudian pada berbagai jimat dalam sastra. Simbol pada heksagram dan pentagram dikenal sebagai segel, sesuai dengan gagasan bahwa seseorang "mencap dirinya sendiri" dengan tanda-tanda ini untuk melindungi dirinya dari roh berbahaya.
Istilah ini terkait dengan legenda Raja Sulaiman yang mengendalikan setan melalui cincin bersimbol khusus yang di atasnya terukir Tettragramaton. Segel hanya memiliki kekuatan untuk satu hal yaitu memberikan perlindungan dari kekuatan jahat.
Ada kemungkinan bahwa heksagram berfungsi sebagai simbol Kuil pada tahap awal perkembangannya. Gambar Yahudi dari abad kesepuluh adalah contoh paling awal dari hubungan antara dua simbol. Tidak diketahui apakah asal-usulnya dalam tradisi Yahudi itu lebih awal, atau apakah itu mencerminkan hubungan dengan seni Islam.
Sebab di Spanyol, mulai abad ke-13, buku-buku agama Yahudi dihiasi dengan Bintang Daud, kadang-kadang sebagai kolofon dalam buku-buku yang ditulis dalam mikrografi. Heksagram telah muncul sebelumnya sebagai dekorasi yang digunakan untuk mengisi ruang atau untuk menunjukkan pembagian dalam bab-bab dalam manuskrip Ibrani dan Arab
No comments:
Post a Comment