Obat Bagi Semua Penyakit Hati Manusia adalah Ilmu

Obat Bagi Semua Penyakit Hati Manusia adalah Ilmu
Al-Quran yang merupakan sebaik-baik petunjuk untuk mengobati penyakit hati manusia.Foto ilustrasi/ist
Dalam tubuh, hati merupakan inti dari diri seorang manusia . Dan, Allah Ta’ala sangat memperhatikan kondisi hati setiap hamba-Nya. Hati yang dijaga akan senantiasa memancarkan kekuatan iman , semakin tenang dengan melakukan kebaikan-kebaikan, terutama kala mendengarkan ayat-ayat Allah dikumandangkan.

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. Al-Anfal : 2).

Sebaliknya, hati yang tidak terjaga maka akan banyak penyakit yang menghinggapinya. Penyakit hati sangat membahayakan pemiliknya. Karena itu, menurut Ustadz Abdullah Tasli MA, hati merupakan tempat tumbuhnya iman . Tempat takwa yang hakiki sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Takwa itu terletak di sini.” (HR. Muslim)

Maka sebab untuk bisa menyembuhkan penyakit hati yang menghalangi iman yang sempurna dan takwa yang hakiki ini -dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala- tidak lain adalah ilmu yang bermanfaat.

Imam Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala berkata bahwa hati manusia akan selalu diancam dengan dua penyakit yang mendatanginya. Kalau kedua penyakit ini benar-benar telah merasuk ke dalam hati manusia, itu akan bisa membinasakan dan mematikan hati. Tentu ini merupakan ancaman yang sangat berbahaya.
Dua penyakit inilah yang diistilahkan oleh para ulama sebagai penyakit syahwat dan syubhat. Karena syahwat itu berhubungan dengan keinginan jiwa, kecintaan yang berlebihan terhadap urusan-urusan dunia. Adapun syubhat adalah kesalahpahaman dalam memahami agama. Dua penyakit ini senantiasa mengancam hati manusia dan dua penyakit inilah yang merupakan kesimpulan dari semua godaan setan yang dilontarkan untuk merusak manusia dimulai dari hatinya dan kemudian merambah kepada seluruh anggota badannya.

Dai lulusan Universitas Islam Madinah ini menjelaskan, dua penyakit inilah yang merupakan pangkal atau pokok dari semua penyakit manusia kecuali orang yang dijaga oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Makanya dua penyakit ini adalah penghalang manusia untuk meraih takwa, untuk menyempurnakan iman, untuk meraih ikhlas, rasa takut, tunduk, cinta dan berharap kepada Allah Subhanahu wa Ta’al semata-mata. Dua penyakit ini adalah yang menghalangi semua kebaikan pada diri manusia.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dua penyakit ini di dalam banyak ayat Al-Qur’an. Ini penting untuk kita ketahui. "Karena dengan sebab ini kita tahu apa inti permasalahan yang menghalangi kita untuk menyempurnakan tauhid kepada Allah, menyempurnakan iman kepada Allah, memperbaiki ibadah kita kepada Allah, memperbaiki khusyuk kita dalam salat, dalam berdoa maupun ibadah-ibadah yang lain. Dua penyakit inilah sebab utamanya. Sumber penghalang utama yang menghalangi kita dari kebaikan,"ungkap ustadz yang rajin mengisi kajian ilmiah tentang 'hati' ini di berbagai tempat.

Dikutip dari ceramahnya, inilah penjelasan tentang penyakit hati dari Ustadz Abdullah Taslim MA ini. Berikut uraiannya:

1. Penyakit Subhat

Penyakit syubhat diambil dari kata-kata الاشتباه (Tercampur antara kebenaran dan kebatilan). Jadi ada kesamaran pada sebagian orang sehingga dia menyangka yang benar itu salah dan yang salah itu benar, kurang faham agama sehingga tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Adapun penyakit syubhat (kerancuan dalam memahami agama) ini adalah yang paling sulit dihilangkan dan paling besar pengaruhnya dalam membinasakan hati. Ini disebutkan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang orang-orang munafik:

فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّـهُ مَرَضًا

“Di dalam hati mereka ada penyakit, maka Allah menambah penyakit mereka.” (QS. Al-Baqarah: 10)

Kemudian pada firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang lainnya:

وَلِيَقُولَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَالْكَافِرُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّـهُ بِهَـٰذَا مَثَلًا

“Dan supaya orang-orang yang ada penyakit di hatinya serta orang-orang kafir itu akan mengatakan: ‘Apa yang Allah kehendaki dari perumpamaan ini?’” (QS. Al-Muddassir : 31)

Ini juga menyebutkan orang-orang yang ada penyakit syubhat di hatinya. Jadi jelas sekali orang yang punya penyakit syubhat tidak akan bisa mengambil dari perumpamaan-perumpamaan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan di dalam Al-Qur’an. Ini menunjukkan mereka akan terhalangi dari ilmu dan memahami Al-Qur’an dengan pemahaman yang benar.

Di ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

لِّيَجْعَلَ مَا يُلْقِي الشَّيْطَانُ فِتْنَةً لِّلَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَالْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ

“Agar Allah menjadikan apa yang dilontarkan oleh setan itu sebagai fitnah bagi orang-orang yang ada penyakit di hatinya dan orang-orang yang telah membatu hatinya.” (QS. Al-Hajj : )

Orang-orang yang telah kaku hatinya susah menerima kebenaran. Setan melontarkan syubhat yang syubhat ini berpengaruh bagi orang-orang yang punya penyakit di hatinya. Karena orang-orang yang bersih hatinya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menjaga dengan penjagaan yang sempurna dari sisiNya. Maka ini menggambarkan kepada kita tentang bahayanya penyakit hati yang namanya syubhat. Karena dia bisa menjadi sebab hati itu tertutup tidak bisa menerima kebenaran sama sekali –na’udzubillahi min dzalik– sebagaimana keadaannya orang-orang munafik.

Inilah tiga ayat di dalam Al-Qur’an dan yang dimaksud dengan “penyakit hati” di tiga ayat ini adalah penyakit kebodohan dan syubhat (kerancuan memahami agama/tidak memahami agama dengan benar/kesalahpahaman dalam memahami agama).

Jadi jelas sekali bahwa ini penyakit yang ada pada orang-orang munafik, orang-orang yang akan mudah termakan tipu daya setan dan orang-orang yang tidak bisa mengambil pelajaran dari ayat-ayat Al-Qur’an sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan di tiga ayat ini.

Oleh karena itu ini sangat-sangat berbahaya dan orang-orang yang beriman wajib memberikan perhatian besar untuk melindungi dirinya dari penyakit ini dengan selalu memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

2. Penyakit syahwat

Adapun penyakit syahwat adalah keinginan jiwa manusia yang berhubungan dengan ambisi untuk mendapatkan harta dan memuaskan keinginannya meskipun dari hal-hal yang tidak halal. Hal ini berhubungan dengan syahwat, kemaluan dan mulut.

Penyakit syahwat ini juga disebutkan juga di dalam beberapa ayat Al-Qur’an, di antaranya:

يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِّنَ النِّسَاءِ ۚ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَّعْرُوفًا ﴿٣٢﴾

“Wahai istri-istri Nabi, kalian tidak seperti sala seorang di kalangan perempuan yang lain. Maka jika kalian bertakwa kepada Allah, janganlah kalian melunakkan suara ketika berbicara sehingga menjadikan orang yang punya penyakit di hatinya berkeinginan…” (QS. Al-Ahzab : 32)

(Ini jelas keinginan syahwat. Sehingga ketika mendengarkan suara perempuan yang dilembut-lembutkan akan membangkitkan syahwat. Makanya dilarang ketika perempuan berbicara menggunakan bahasa-bahasa yang dilunakkan/dilembutkan. Ini bisa menjadi pemicu atau pemancing syahwat.

Disebutkan di ayat ini jelas tentang orang yang ada penyakit syahwat di hatinya akan bisa berhasrat ketika mendengarkan suara yang lembut ini.

Ini penyakit jenis kedua yang selalu menggerogoti hati manusia, yaitu penyakit syahwat. Oleh karena itu para ulama mengatakan bahwa kalau seorang perempuan berbicara dengan laki-laki yang bukan makhramnya, maka sepantasnya untuk dia tidak melembutkan suaranya dan mengeraskannya. Jadi jangan dijadikan lunak, dijadikan lembut, dia harus istilahnya mengkasarkan atau membesarkan suaranya. Jangan menjadikannya terlalu lirih karena ini menjauhkan dia dari keragu-raguan dan hasrat laki-laki kepadanya.

Ini termasuk adab yang penting dan ini termasuk pengajaran dari Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menciptakan jin dan manusia. Allah Maha Mengetahui tentang penyakit hati dan cara untuk mengobatinya. Oleh karena itu tidak boleh ada yang mengatakan “Ah, tidak mengapa bicara biasa saja, saya akan bisa menjaga diri,” ini lancang terhadap petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala dan RasuNya. Allah Yang Maha Mengetahui yang merintahkan seperti ini, menunjukkan kalau ini dilanggar akan berpotensi menimbulkan kerusakan.

Oleh karena itu Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam petunjuknya yang sempurna mencegah jalan-jalan terjadinya fitnah sebelum terjadi fitnah tersebut. Maka inilah anjuran yang diperintahkan bagi seorang perempuan ketika berbicara kepada laki-laki yang bukan mahramnya.

Memang hati mempunyai penyakit-penyakit lain seperti riya’, sombong, ‘ujub, selalu dengki, merasa kagung terhadap diri sendiri, ambisi menjadi pemimin, tapi penyakit hati ini tidak lepas dari dua asal penyakit tadi. Penyakit-penyakit ini merupakan komplikasi dari penyakit syubhat dan syahwat. ketika bercampur dua penyakit ini akan menimbulkan penyakit yang lebih parah karena masing-masingnya sudah parah.

Dan penyakit ini secara keseluruhan lahirnya dari kebodohan. Berarti tidak adanya ilmu adalah sebab utama penyakit hati yang merusak manusia lahir dan batin. Hal ini karena tidak belajar Al-Qur’an yang merupakan sebaik-baik petunjuk untuk mengobati penyakit hati manusia.

Dalilnya disebutkan dalam hadis yang shahih ketika ada seorang sahabat yang ditimpa luka parah di tubuhnya kemudian dia bertanya kepada para sahabat yang lain yang kemudian mereka menyuruhnya tetap untuk mandi wajib ketika sedang junub. Akhirnya menyebabkan sahabat ini meninggal dunia karena mandi dalam keadaan dia luka parah. 

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam ketika mendengar berita ini disampaikan, beliau berkata:

‏ قَتَلُوهُ قَتَلَهُمُ اللَّهُ أَلاَّ سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا فَإِنَّمَا شِفَاءُ الْعِيِّ السُّؤَالُ

“Mereka telah membunuhnya, celakalah mereka. Mengapa mereka tidak berusaha menanyakan kepada orang yang faham ketika tidak mengetahui satu permasalahan? Sesungguhnya obat dari ketidaktahuan adalah dengan cara bertanya.” (HR. Abu Dawud)

Yang menjadi poin perhatian di sini adalah “Sesungguhnya obat dari ketidaktahuan adalah dengan cara bertanya.” Artinya mencari ilmu dan mencari ilmu adalah obat, mencari ilmu adalah penyembuh dari penyakit jahil yang akan membinasakan manusia. Karena penyakit jahil ini merupakan pangkal dari dua penyakit utama yang selalu menyerang hati manusia, yaitu syubhat dan syahwat.

Wallahu A'lam
(wid)Widaningsih

No comments: