Para Syuhada Itu Bernama Al-Ghazali, Manshur Al-Hallaj, dan Suhrawardi

Para Syuhada Itu Bernama Al-Ghazali, Manshur Al-Hallaj, dan Suhrawardi
Ilustrasi/Ist
Manshur al-Hallaj dipotong-potong saat masih hidup, dan ia adalah syuhada Sufi terbesar. Tetapi dapatkah engkau sebutkan orang yang memotongnya? (Baca juga: Kisah Sufi: Ucapan Terakhir Al-Hallaj Saat Dieksekusi Mati )

Suhrawardi dibunuh oleh hukum, tetapi siapa nama algojonya? 

Buku-buku al-Ghazali dilempar ke api, tetapi oleh tangan siapa? 

Tidak seorang pun mengingat nama-nama mereka ini, karena kaum Sufi menolak menyebut kembali nama-nama buruk. Siapa pun tahu nama al-Ghazali, Manshur dan Suhrawardi. (Baca juga: Imam Al-Ghazali, Sang Pemintal Dirinya Sendiri )

Tetapi ambillah cara lain. Kita ingat, dan kita menghargai nama guru-guru besar kita. Tetapi ingatkah kita apa yang sudah mereka ajarkan? 

Berapa banyak orang, bukan menjadi Sufi, yang memuja-muja sebutan salah satu dari ketiganya, sebagai balasan hukuman paling tinggi untuk pekerjaan mereka, merepotkan diri mereka sendiri untuk menyelidiki apa yang seharusnya dilakukan orang-orang tersebut dan yang sangat penting?

Kita mungkin tidak tahu nama-nama penjahat itu ..., tetapi penerus mereka membalas pada kita; karena mereka dianggap rendah di samping Hallaj, menerima lawan al-Ghazali sebagai salah satu dari mereka, dan menganggap bahwa Suhrawardi hanya terobsesi semata. 

Mereka menuntut-balaskan diri mereka sendiri pada ummat manusia untuk melupakan mereka. Apakah kita membiarkan mereka menang, sekali dan untuk selamanya?

Siapa diantara kita yang mengikuti jalan, dan menjelaskan kepada kalangan akademisi dan para pendeta, "Cukup, saudara, al-Ghazali, Suhrawardi dan Manshur tetap hidup!"? 

===

Itibaridinukil dari Idries Shah dalam The Way of the Sufi dan telah diterjemahkan Joko S. Kahhar dan Ita Masyitha dengan judul " Jalan Sufi: Reportase Dunia Ma'rifat " .
(mhy) Miftah H. Yusufpati

No comments: