Perkakas Batu 200 Ribu Tahun Ditemukan di Qassim Arab Saudi
Selain itu, penemuan kapak juga merupakan indikasi yang jelas kondisi iklim di Jazirah Arab sangat cocok untuk kelompok manusia ini karena mereka mendapatkan keuntungan dari sumber daya alam yang tersedia. Gambar satelit menunjukkan Shuaib Al-Adgham dan situs lainnya terhubung dengan jalur sungai. Hal ini untuk memastikan manusia menggunakan sungai untuk menjangkau jauh ke dalam wilayah pedalaman Jazirah Arab pada zaman kuno. Dilansir di Saudi Gazette, Jumat (1/1), menurut distribusi spasial yang luas dari situs Asiria, situs-situs tersebut adalah konsentrasi terbesar dari tempat tinggal manusia di seluruh dunia.
Perkakas batu tersebut berasal dari periode Paleolitik Tengah.
Ini juga menunjukkan kelompok manusia di Jazirah Arab mampu melintasi petak yang luas dari jarak geografis. Sejumlah situs yang berpusat di sekitar lembah dan sungai kuno menunjukkan kelompok-kelompok ini secara bertahap menyebar dan menemukan situs baru saat mereka membutuhkannya.
Situs-situs ini memiliki ciri seperti adanya penyebaran pecahan batu dan peralatan pabrikan. Pihak berwenang menyatakan sejumlah besar informasi lingkungan dan budaya baru telah dikumpulkan.Hasilnya menunjukkan ada perubahan lingkungan yang signifikan, mulai dari yang sangat gersang hingga lembab. Bukti tersebut saat ini sangat mendukung pernyataan tentang keberadaan "Semenanjung Arab Hijau" di masa lalu.
Selama fase basah peradaban manusia, terdapat sungai dan danau di seluruh Jazirah Arab yang menyebabkan penyebaran dan perluasan kelompok manusia ini. Hal ini menegaskan Semenanjung Arab adalah persimpangan jalan utama antara Afrika dan seluruh Asia sepanjang masa prasejarah dan salah satu tempat permukiman pada periode Zaman Batu. Beberapa orang percaya migrasi kuno kelompok manusia ini melalui dua jalur utama, Selat Bab Al-Mandab dan Koridor Semenanjung Sinai.
No comments:
Post a Comment