Mengapa Nikmat dan Siksa Ditunda Hingga Akhirat Kelak?
Ini berkaitan dengan sikap masing-masing terhadap hukum Allah yang menyangkut alam dan masyarakat. Siapa saja yang menaati atau melanggar hukum-hukum Allah pasti mendapat imbalan di dunia. Misal, berupa kesejahteraan hidup atau kesulitan hidup.
Jika sanksi dan ganjaran itu disempurnakan di dunia maka sifatnya akan sangat sedikit sementara waktu. Warna kehidupan akan menjadi sangat lain. Kalau ganjaran dan sanksi diterima secara sempurna di dunia, ujian Allah SWT terhadap manusia tidak terlaksana. Misal, jika semua orang melakukan kebaikan dan langsung memperoleh ganjarannya, niscaya dia akan terus melakukannya. Namun, amal berikutnya bukan karena ketaatan kepada Allah melainkan sekadar ingin memperoleh ganjaran-Nya. Seketika itu, dia tidak teruji lagi.
Agama memang menyuruh seseorang untuk melakukan kebajikan sehingga dia mendapatkan ganjaran tapi hal tersebut harus tidak menghilangkan faktor ujiannya. Yakni, berupa kepercayaan akan ganjarannya diperoleh di akhirat nanti.
Apabila ganjarannya langsung diterima di dunia, faktor ujian menjadi hilang. Allah menciptakan hidup dan mati untuk menguji manusia agar melihat siapa di antara mereka yang lebih baik amalnya. Allah berfirman dalam surat al-Mulk ayat 2:
الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ Allażī khalaqal-mauta wal-ḥayāta liyabluwakum ayyukum aḥsanu 'amalā, wa huwal-'azīzul-gafụr.
“Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Mahapengampun.
No comments:
Post a Comment