Rute Perjalanan Cucu Nabi Imam Husain Sebelum Dibantai

Cucu Nabi Muhammad SAW Husain dibantai di Karbala. Ilustrasi rute perjalanan Husain

Cucu Nabi Muhammad SAW Husain dibantai di Karbala. Ilustrasi rute perjalanan Husain

Foto: Pixabay
Cucu Nabi Muhammad SAW Husain dibantai di Karbala
— Cucu Rasulullah ﷺ, Al-Husain wafat dalam tragedi berdarah di Karbala pada Oktober 680 M. Husain melewati sejumlah tempat sebelum akhirnya tiba di Karbala. 

Dikutip dari buku Hasan dan Husain the Untold Story karya Sayyid Hasan al-Husaini, selama dalam perjalanan, setidaknya 12 tempat dilewati sebelum sampai di Karbala, dan selama itu pula dia menghadapi sejumlah peristiwa. Berikut tempat-tempat yang dilalui al-Husain. 

1. Tan'im 

< Berdasarkan Al-Kamil fit Tarikh, Al-Husain bersama rombongannya bergerak menuju Kufah pada hari Tarwiyah, tepatnya pada 8 Dzulhijjah. Mereka melewati Tan'im. 

2. Shafah 

Setelah melewati Tan'im, al-Husain meneruskan perjalanan menuju Shafah. Di tempat ini al-Husain bertemu al-Farazdaq dan bertanya kepadanya: "Sampaikan kepadaku berita tentang orang-orang yang kau tinggalkan," maksudnya sikap penduduk Kufah terhadap al-Husain.

Al-Farazdaq menjawab: "Kamu bertanya kepada orang yang tepat. Ketahuilah, hati mereka bersamamu namun pedang mereka bersama Bani Umawiyah!" (Lihat: Tarikh ath-Thabari).

3. Bathnur Rummah 

Al-Husain yang tetap pada pendiriannya meneruskan perjalanan bersama rombongan hingga tiba di Bathnur Rummah. Di tempat ini al-Husain menulis surat kepada penduduk Kufah, guna memberitahukan bahwa ia sudah sampai di Bathnur Rummah. 

Dia ingin meyakinkan mereka bahwa dia pasti datang. Surat ini dibawa oleh Qais bin Mus-hir ash-Shaidawi (Lihat: Al-Akhbar ath-Thiwal). Namun, Qais ditangkap oleh al-Hushain bin Tamim saat berada di wilayah al-Qadisiyah. Qais kemudian dibawa ke hadapan Ubaidullah bin Ziyad lalu dihukum mati ( Lihat: Ath-Thabaqat).

4. Zarud 

Al-Husain terus melanjutkan perjalanan hingga tiba di Zarud. Di sinilah dia menderumkan untanya untuk beristirahat (Lihat: Al-Akhbar ath-Thiwal). Ketika akan bertolak dari Zarud, al-Husain baru mendapatkan informasi tentang terbunuhnya Muslim bin Aqil dan Hani bin Urwah. Dia pun ber-istirja: "Innalillahi wa inna ilaihi raji'un".

Sementara itu, orang-orang dari Bani Aqil berkata: "Bagi kami, tidak ada gunanya hidup setelah Muslim bin Aqil terbunuh. Kami tidak akan kembali sampai kami mati". Mendengar pernyataan demikian, al-Husain pun berkata: "Lantas papa gunanya aku hidup setelah mereka (Bani Aqil) mati". Maka, dia dan rombongan meneruskan perjalanan mereka (Lihat: Al-Akhbar ath-Thiwal).

Berbagai berita duka yang datang dari Kufah membuat... Cucu Nabi Muhammad SAW Husain dibantai di Karbala

Berbagai berita duka yang datang dari Kufah membuat perasaan al-Husain mengharu biru. Bagaimana tidak? Orang-orang terdekatnya mati terbunuh, sementara para pembelanya di Kufah tidak ada yang berusaha menolong mereka.

Ketika itulah al-Husain berkata kepada semua orang yang ikut bersamanya: "Siapa yang ingin kembali, silakan dia pulang". Benar saja, mendengar ucapan itu sejumlah orang pun langsung berpencar ke arah kanan dan kiri, meninggalkan al-Husain (Lihat: Tarikh ath-Thabari). Sehingga hanya rombongan dari Madinah yang tetap bersamanya. 

5. Tsa'labiyah 

Setelah meninggalkan Zarud, al-Husain melanjutkan perjalanannya hingga tiba di Tsa'labiyah.  

6. Zubalah 

Setelah itu al-Husain tiba di Zubalah, di sinilah dia bertemu dengan utusan Umar bin Sa'ad dan Ibnul Asy'ats yang membawa surat Muslim bin Aqil, yang menyampaikan ketidakpedulian penduduk Kufah terhadap dirinya. Malam itu, al-Husain menginap di Zubalah. Pada waktu sahur esok harinya, dia memerintahkan para budak miliknya agar membawa banyak perbekalan air (Lihat: Al-Bidayah wan Nihayah). 

7. Bathnul Uqbah 

Dari Zubalah, al-Husain meneruskan perjalanannya hingga sampai ke Bathnul Uqbah. Dia pun singgah di sana. 

8. Syaraf 

Dari Bathnul Uqbah, al-Husain melanjutkan perjalanan hingga ke Syaraf pada satu Muharram. Menjelang tengah hari, salah seorang pengikutnya mengumandangkan takbir. Al-Husain bertanya kepadanya dengan nada heran: "Kenapa kamu bertakbir?" "Aku melihat pepohonan kurma," jawabnya. 

Dua orang dari Bani Asad kemudian menanggapi: "Di kawasan ini tidak ada pepohonan kurma, sama sekali!"

"Lantas, apa yang dimaksud pepohonan kurma itu?" tanya al-Husain. 

"Yang dilihatnya adalah pasukan perintis yang dikirim oleh Ubaidullah bin Ziyad," jelas keduanya. Ketika itu, Ubaidullah Ziyad mengirim al-Hurr bin Yazid untuk menghadang rombongan al-Husain. 

9. Dzu Husam 

Setelah melihat pasukan perintis Ubaidullah di Syaraf, aI-Husain melanjutkan perjalanannya ke arah utara hingga singgah di Dzu Husam.   

Ketika al-Husain dan rombongannya akan meninggalkan Dzu Husam... 10. Udzaibul Hajanat dan al-Qadisiyah 

Ketika al-Husain dan rombongannya akan meninggalkan Dzu Husam, al-Hurr dan pasukannya berusaha menghalangi mereka. Al-Husain kemudian mengambil arah kiri hingga melintasi Wilayah Udzaibul Hajanat dan al-Qadisiyah.

Al-Husain terus berjalan memimpin rombongannya, sementara al-Hurr dan pasukannya membuntuti mereka. Al-Husain kemudian menyampaikan khutbah kepada mereka di Baidhah. Mendengar al-Husain mengatakan bahwa dirinya tidak takut mati, maka al-Hurr sedikit menjauh dari mereka. 

11. Qashr Bani Muqatil 

Al-Husain meneruskan perjalanannya dari al-Qadisiyah hingga tiba di Qashr Bani Muqatil. Di sana, dia tertidur sejenak lalu terjaga dan mengucapkan kalimat istirja: Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Lalu dia berkata: "Aku bermimpi seakan-akan ada prajurit berkuda mengikuti kita, dan mereka berkata: 'Rombongan itu terus berjalan, padahal kematian kian mendekati mereka'" (Lihat: Siyar A'lamin Nubala).

Menjelang akhir malam, al-Husain memerintahkan semua rombongan untuk meninggalkan Qashr Bani Muqatil dan segera melanjutkan perjalanan. Al-Husain lalu bergerak meninggalkan wilayah ini, namun dia tetap diikuti pasukan al-Hurr bin Yazid. Setiap kali hendak mengarah ke wilayah pedalaman, mereka pun langsung menghadangnya. 

12. Karbala 

Karena selalu dihalang-halangi pasukan al-Hurr, sehingga tidak dapat bergerak ke wilayah pedalaman, akhir perjalanan al-Husain bertempat di suatu daerah yang bernama Karbala. Al-Husain bertanya kepada rombongannya: "Apa nama tempat ini?" "Karbala", jawab mereka. Al-Husain berkata: "Namanya terdiri dari dua kata: Karb (musibah) dan Bald (petaka)". Al-Husain kemudian berjalan sedikit ke arah kanan, lalu beristirahat di sana. 

Yazid ar-Rasyak menuturkan salah satu peristiwa yang dialami al-Husain dalam perjalanan menuju Kufah. Peristiwa ini didengarnya dari seseorang yang berbicara langsung dengan al-Husain, sebagai berikut. 

Aku melihat tenda didirikan untuk al-Husain di atas hamparan tanah. Aku lantas mendatangi tenda itu. Setelah kulihat, ternyata di dalamnya ada seorang tua yang tengah membaca Alquran sementara derai air mata membasahi kedua pipinya. Aku kemudian berkata: "Semoga ayah dan ibuku menjadi tebusan bagimu, wahai cucu Rasulullah. Apa yang membawamu sampai ke gurun yang tidak berpenghuni ini?"

Al-Husain menjawab: "Ini surat-surat dari penduduk Kufah, yang mereka kirim kepadaku. Aku yakin mereka pasti akan membunuhku. Jika mereka melakukan itu, berarti mereka telah menodai semua yang disucikan Allah. Sebagai balasannya, Allah pasti akan menjadikan mereka dikuasai suatu kaum yang akan menghinakan mereka" (Lihat: Tarikh al-Islam)

No comments: