Tafsir Al-Baqarah, Ada 4 Ciri dan Karakteristik Orang Kafir

Tafsir Al-Baqarah, Ada 4 Ciri dan Karakteristik Orang Kafir
Ustaz Miftah el-Banjary, Dai yang juga pakar ilmu linguistik Arab asal Kalimantan Selatan. Foto/Ist
Ustaz Miftah el-Banjary

Pakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Al-Qur'an,
Pensyarah Kitab Dalail Khairat

Salah satu keistimewaan Surah Al-Baqarah adalah di dalamnya menerangkan karakteristik orang mukmin, kafir dan kaum munafik. Pada 5 ayat pertama, Al-Baqarah membicarakan ciri-ciri orang mukmin.

Di ayat berikutnya Allah menyebutkan ciri orang-orang kafir. Berikut penjelasannya.

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ

"(Wahai Muhammad) sesungguhnya orang-orang kafir (selalu mengingkari keesaan Allah dan kerasulanmu) bagi mereka sama saja, diberi peringatan atau tidak (engkau ancam dengan azab akhirat atau tidak kamu ancam) mereka tetap tidak akan beriman." (Al-Baqarah Ayat 6)

خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

"(Disebabkan kekafiran mereka itulah), maka Allah jadikan hati, pendengaran, penglihatan mereka tertutup untuk memahami kebenaran Islam. Dan kelak di akhirat, mereka mendapatkan adzab yang sangat berat." (Al-Baqarah Ayat 7)

Tafsir:
Sesungguhnya orang-orang yang kafir; orang yang mengingkari Allah dan kerasulanmu wahai Muhammad; meskipun engkau berikan peringatan dakwah baik berupa kabar gembira tentang kenikmatan surga atau pun ancaman tentang pedihnya siksaan api neraka, niscaya ajakan tersebut tidaklah lagi berpengaruh bagi mereka, mereka tidak pernah lagi mau beriman kepada Allah dan mengakui kerasulan-mu.

Kata "Kafir" terambil dari kata "Kafara" yang bermakna tertutup. Asal katanya berasal dari istilah seorang petani yang menutup tanamannya dari cahaya matahari, sehingga tanamannya menjadi mati. Orang kafir berarti orang yang menutup hatinya dari cahaya hidayah Islam.

Menurut Al-Imam Baidhawi di dalam Kitab Tafsir “Ma’alim Tanzil” membagi istilah kafir menjadi 4 kategori, yaitu:

1. Kafir Inkar
Seseorang yang tidak mengakui dan mempercayai keberadaan Allah Ta'ala. Contohnya: penganut paham Atheis.

2. Kafir Juhd
Seseorang yang secara zahirnya tidak mengakui dan mengimani adanya Allah, dan tidak pula mau mengakui secara lisannya, namun secara bathinnya dia masih mengakui kebenaran adanya Allah. Contohnya: orang-orang musyrikin Makkah yang menentang ketauhidan Allah, namun di dalam hati mereka masih mempercayai adanya kebenaran Islam, namun mereka tidak mau mengakuinya secara terang-terangan kebenaran tersebut secara lisan.

3. Kafir Inad
Seseorang yang secara zahirnya tidak beriman kepada Allah, namun secara bathinnya dia telah beriman kepada Allah, bahkan mengakui kebenaran Islam dengan lisannya. Akan tetapi dia masih enggan untuk memeluk agama Islam. Contoh: Abu Thalib; paman Nabi yang kafir secara zahir, namun beriman secara bathinnya.

4. Kafir Ni'mat
Orang yang tidak mau mensyukuri nikmat Allah, sedangkan dia masih beriman secara zahir dan bathinnya kepada Allah.

Adapun yang dimaksud pada ayat di atas, tentulah orang-orang yang termasuk dalam kategori kafir Inkar, kafir Juhd atau kafir Inad yang sudah tidak bisa lagi diharapkan keimanannya selama-lamanya. Hal tersebut disebabkan mereka sendiri yang telah menutup dan mengunci hati, pendengaran dan pandangan mereka dalam melihat sebuah kebenaran cahaya Islam, sehingga kemudian Allah pun menutup dan mengunci hati serta indera mereka dari rahmat dan hidayah yang datang.

Sedangkan kata "Khatama" bermakna menutup atau mengunci. Nabi Muhammad SAW diberikan gelar sebagai "Khataman Nabiyyin" sebab beliau merupakan penutup dari semua Nabi. Stempel dinamakan "Khatam" sebagai fungsinya sebagai pengesah dari sebuah surat atau stempel.

Kata "Gisyâwah" bermakna penutup botol. Kata ini digunakan untuk memberikan kesan betapa rapatnya upaya orang-orang yang kafir mengunci hati, pendengaran dan penglihatan mereka dari kebenaran cahaya hidayah Islam, sehingga seakan-akan tak ada celah untuk memasukinya.

Wallahu A'lam

(rhs) SINDOnews

 

No comments: