Rasulullah Teladan Umat
Dalam sejarah dakwahnya Rasulullah SAW , figur Rasulullah merupakan figur yang sangat menarik. Figur yang dari semua sisi tidak ada cela baginya. Tutur katanya adalah teladan, termasuk sikap dan kepribadiannya. Karena itu Allah SWT memberikan satu statement yang menarik pada kita ummatnya, yang dijelaskan pada Q.S Al-Qalam ayat 4 :
وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْم
Artinya : ''Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang baik.''
Keagungan dan kemuliaan akhlak dari Rasulullah SAW inilah yang menebarkan empati dan simpati umat, khususnya masyarakat arab ketika itu dan orang-orang makkah dan madinah yang menjadi medan dakwah Rasulullah SAW. Sejarah mencatat, bagaimana Rasulullah SAW dari masa kecil hingga remaja di tengah masyarakat yang jahiliyah, banyak sekali masyarakat yang gemar mabuk dan melakukan maksiat.
Namun nabi selamat dari perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai oleh syariat. Sehingga ada satu modal kejujuran yang dibanggakan oleh orang-orang mekkah pada saat itu, oleh pamannya,saudaranya, sahabatnya, bahkan oleh tokoh-tokoh quraisy. Nabi sampai mendapatkan gelar Al-Amin (orang yang dapat dipercaya), inilah yang menjadi modal utama Rasulullah dalam menjalankan dakwahnya dan memiliki 4 sifat utama yang mulia.
Yang pertama, keteladanan dibangun dari rasa kejujuran (as-sidik). Nabi orang yang jujur, ketika berdagang nabi selalu berperilaku jujur. Kejujuran Rasulullah SAW ini membangun satu keyakinan bagi umatnya bahwa pantas kalau kita berada dalam barisannya Rasulullah SAW dibawah panji kejujuran. Nabi juga memiliki sifat amanah, dapat dipercaya.
Amanah beliau sebagai hamba Allah, beliau amanah untuk terus beribadah. Sebagai seorang Rasul, beliau amanah dalam menyampaikan risalah ilahi kepada umatnya. Sebagai seorang kepala negara, beliau amanah dalam memegang pesan-pesan umatnya dan menjadi pelayan ummat. Inilah yang menarik, seorang pemimpin yang menjadi pelayan ummat.
Komunikasi dakwah nabi sangat dinantikan oleh umatnya (sifat tabligh). Beliau pandai mengambil simpati, karena beliau paham apa yang harus dilakukan oleh tutur katanya yang menimbulkan kesejukan dalam aturan-aturan di ajaran Islam. Nabi memiliki sifat fathonah, keteladanan nabi memiliki sifat cerdas yang digunakan untuk membangun umat islam dan peradaban islam. Oleh karena itu, mari kita belajar dari keteladanan Rasulullah SAW dimulai dari keempat sifat Rasul.
(aww)
No comments:
Post a Comment