5 Dampak Kemenangan Perang Khaibar untuk Umat Islam
Pertempuran ini menjadi salah satu pertempuran kaum Muslim paling sengit yang pernah diikuti Nabi Muhammad SAW karena kondisi pasukan Yahudi saat itu sangat kuat.
Pertama, menghancurkan kaum Yahudi yang memusuhi Islam. Khaibar adalah benteng terakhir orang-orang Yahudi di Hijaz, dan itu adalah sumber kejahatan dan hasutan, dan jebakan bagi Muslim. Muslim mengamankan sisi utara kota, karena orang-orang Yahudi tidak membangunnya.
Kedua, umat Islam dapat memanfaatkan harta rampasan perang. Setelah penaklukan Khaibar dan penyerahan benteng-bentengnya, Nabi membagikan rampasan kepada kaum Muslim, dan tentara Islam tidak mengambil rampasan seperti dalam pertempuran sebelumnya.
Khaibar juga merupakan daerah pertanian terkenal yang menanam kurma, dan ternak domba. Allah memberkati mereka dengan peternakan itu, mereka memeliharanya tetap orang-orang Yahudi meski mereka berhak mengolahnya, masih merampas kekayaan umat Islam.
Ketiga, mendapatkan peralatan dan senjata. Benteng Khaibar berisi gudang untuk peralatan dan senjata, dan salah satu orang Yahudi secara sukarela memberi tahu Rasulullah, tentang hal itu, setelah mereka ketakutan dan barisan mereka terguncang. Benteng bawah tanah memiliki ketapel, perisai, dan pedang.
Keempat, meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Mereka percaya kepada Allah dan percaya janji-Nya kepada mereka, ketika kabar baik tentang kemenangan diumumkan, dan mereka tidak takut pada banyak musuh mereka, karena mereka keluar di jalan Allah untuk meninggikan firman Allah SWT dengan sabar dan penuh harapan. Dan keberanian dalam hati mereka, dan keteguhan kaki mereka, dalam firman Allah surat Al Baqarah ayat 249:
فَلَمَّا فَصَلَ طَالُوتُ بِالْجُنُودِ قَالَ إِنَّ اللَّهَ مُبْتَلِيكُمْ بِنَهَرٍ فَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ فَلَيْسَ مِنِّي وَمَنْ لَمْ يَطْعَمْهُ فَإِنَّهُ مِنِّي إِلَّا مَنِ اغْتَرَفَ غُرْفَةً بِيَدِهِ ۚ فَشَرِبُوا مِنْهُ إِلَّا قَلِيلًا مِنْهُمْ ۚ فَلَمَّا جَاوَزَهُ هُوَ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ قَالُوا لَا طَاقَةَ لَنَا الْيَوْمَ بِجَالُوتَ وَجُنُودِهِ ۚ قَالَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو اللَّهِ كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Maka ketika Talut membawa bala tentaranya, dia berkata, "Allah akan menguji kamu dengan sebuah sungai. Maka barang siapa meminum (airnya), dia bukanlah pengikutku. Dan barang siapa tidak meminumnya, maka dia adalah pengikutku kecuali menciduk seciduk dengan tangan."
Tetapi mereka meminumnya kecuali sebagian kecil di antara mereka. Ketika dia (Talut) dan orang-orang yang beriman bersamanya menyeberangi sungai itu, mereka berkata, "Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan Jalut dan bala tentaranya."
Mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, "Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah." Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Kelima, lebih bersemangat dalam dakwah dan mendapat ilmu pengetahuan dari Yahudi. Para sahabat mengingatkan mereka untuk mengerahkan seluruh tenaga menyebarkan Islam, dalam jihad, dakwah, dan pendidikan, hingga dakwah Islam mencapai timur dan barat bumi.
Namun kaum Muslimin tetap menahan kaum Yahudi di Khaibar untuk mengolah tanah, hingga era Umar bin Khattab mengevakuasi mereka dari Khaibar, karena mereka telah menjadi sumber korupsi dan pengkhianatan dan menjadi perhatian bagi negara Islam.
Dalam sebuah riwayat, Umar bin Khattab menyampaikan wasiat Nabi untuk mengusir mereka dalam sabdanya:
لأخرجن اليهود والنصارى من جزيرة العرب، حتى لا أدع إلا مسلمًا
"Aku akan mengusir orang-orang Yahudi dan Nasrani dari Jazirah Arab, sehingga aku tidak akan meninggalkan siapa pun kecuali seorang Muslim (Makkah Madinah.”
Sumber: alukah
No comments:
Post a Comment