5 Tanda Allah SWT Mencintai Hamba Muslim
Saat dicinta Allah SWT, maka seorang hamba akan mendapatkan penerimaan di muka bumi ini. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:
إذا أحبَّ الله العبدَ نادى جبريل: إن الله يحبُّ فلانًا فأحبِبْه، فيحبه جبريل، فينادي جبريل في أهل السماء: إن الله يحب فلانًا فأحِبُّوه، فيحبه أهل السماء، ثم يوضع له القبول في الأرض
“Apabila Allah mencintai seorang hamba maka Dia menyuruh Jibril. Sesungguhnya Allah mencintai Fulan maka cintailah dia, maka Jibril pun mencintainya. Lalu Jibril menyeru penduduk langit, ”Sesungguhnya Allah mencintai si fulan maka cintailah dia, maka penduduk langit pun mencintainya, kemudian menjadi orang yang diterima di muka bumi.” (HR Al Bukhari).
Kedua, diberikan pemahaman dan pengamalan agama
Jika Allah mencintai seorang hamba, maka Allah akan memberikan agama kepadanya. Sehingga, dia pun akan mudah melakukan perbuatan baik dan jauh dari perbuatan dosa. Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُعْطِي الدُّنْيَا مَنْ يُحِبُّ وَمَنْ لَا يُحِبُّ وَلَا يُعْطِي الدِّينَ إِلَّا لِمَنْ أَحَبَّ فَمَنْ أَعْطَاهُ اللَّهُ الدِّينَ فَقَدْ أَحَبَّهُ
”Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memberikan dunia kepada orang yang dicintai dan kepada yang tidak dicintai, namun tidak memberikan agama kecuali kepada orang yang dicintai-Nya. Maka, barangsiapa yang Allah berikan agama, berarti Allah mencintainya.” (HR Ahmad).
Allah akan mengisi lidah orang yang dicintainya dengan dzikir dan mengisi anggota tubuhnya dengan ketaatan, menghiburnya, serta menghindarkan dari kelalaian. Dengan demikian, hamba yang dicintainya tersebut akan selalu terhubung dengan Allah.<
إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيَّاً فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ. وَمَا تَقَرَّبَ إِلِيَّ عَبْدِيْ بِشَيءٍ أَحَبَّ إِلِيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ. ولايَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِيْ يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِيْ يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِيْ بِهَا. وَلَئِنْ سَأَلَنِيْ لأُعطِيَنَّهُ، وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِيْ لأُعِيْذَنَّهُ
“Sesungguhnya Allah berfirman: Barangsiapa yang memusuhi wali- Ku, sungguh Aku mengumumkan perang kepadanya. Tidaklah Hamba-Ku mendekat kepada- Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari pada hal-hal yang Aku wajibkan kepadanya. Hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekat kepada-Ku dengan Ibadah-Ibadah Sunnah hingga Aku mencintainya.
Jika Aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang dia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang dia gunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepada-Ku, Aku pasti memberinya. Dan jika dia meminta perlindungan kepada-Ku, Aku pasti melindunginya.” (HR Al Bukhari).
Keempat, memberikan cobaan untuk menyucikannya dari dosa dan perbuatan buruk. Jika Allah mencintai hambanya, maka Allah akan memberikan cobaan atau ujian kepadanya. Dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda:
إن عِظَم الجزاء مع عظم البلاء، وإن الله تعالى إذا أحَبَّ قومًا ابتلاهم، فمَن رضي فله الرضا، ومَن سخِط فله السخط
“Sesungguhnya besarnya balasan disertai besarnya bala, dan apabila Allah SWT mencintai suatu kaum Dia memberi cobaan kepada mereka. Maka siapa yang ridha maka baginya ridha dan siapa yang marah maka baginya kemarahan.” ( HR Bukhari)
Kelima, dibukakan pintu amal saleh sebelum meninggal
إذا أراد الله بعبدٍ خيرًا، استعمله قبل موته، فسأل رجلٌ من القوم: ما استعمله؟ قال: يهديه الله تبارك وتعالى إلى العمل الصالح قبل موته، ثم يقبضه عليه
Artinya: “Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada seorang hamba, Allah akan jadikan dia beramal, lalu dikatakan: apakah maksud dijadikan beramal itu? Beliau bersabda, “Allah bukakan untuknya amalan saleh sebelum meninggalnya, sehingga orang-orang yang berada di sekitarnya ridha kepadanya.” (HR Ahmad dan Al Hakim).
Sumber: alukah
No comments:
Post a Comment