Ketika Mukmin Dijemput Malaikat Maut Pencabut Nyawa

 Meninggal dunia (ilustrasi)

Meninggal dunia (ilustrasi)

Foto: Ilustrasi/Mardiah
Ruh seorang mukmin dicabut malaikat maut keluar seperti air.
Semua yang berjiwa pasti akan merasakan kematian. Namun, kematian seperti apa yang akan dihadapi setiap Muslim tergantung apa yang dilakukan semasa hidup dan yang diucapkan di ujung tarikan napasnya ketika ruhnya dicabut malaikat pencabut nyawa. Setelah melewati proses dicabutnya nyawa, semua manusia akan mendiami alam kubur.

Namun, alam kubur tak selamanya menyeramkan. Seorang hamba bahkan bisa merasakan alam setelah mati seperti tidur layaknya pengantin baru. Ketika itu, amal kebajikannya di dunia menjadi buah manis yang siap untuk dipetik. Para mukmin pun mendapat perlakuan berbeda dengan orang kafir dan munafik sejak malaikat maut menjemput.

Al-Bara' bin Azib selain menerangkan tentang sakitnya mati juga menceritakan tentang kenikmatannya. Imam Ibnu Qayyim al-Jauziy dalam bukunya, Roh, menjelaskan tentang hadits ini. Saat mengurus jenazah di Baqi' al-Fardad, Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam mendatangi Bara' dan kawan-kawan. Rasulullah duduk dan mereka juga ikut duduk mengelilingi Nabi.

Rasulullah menghadap ke arah mayat yang baru dikuburkan. Beliau bersabda tiga kali, "Aku berlindung kepada Allah dari siksa kubur."

Nabi pun bersabda, "Sesungguhnya jika hamba itu menuju ke akhirat dan terputus dari dunia, maka para malaikat turun kepadanya. Seakan-akan wajah mereka matahari. Mereka duduk di hadapannya sepanjang mata memandang. Kemudian, malaikat pencabut nyawa datang hingga duduk di dekat kepalanya. Malaikat itu berkata, "Hai jiwa yang tenang, keluarlah kepada ampunan Allah dan keridhaan-Nya."

Maka, jiwa itu keluar seperti air yang mengalir. Malaikat itu pun mengambilnya. Para malaikat lain tidak membiarkannya ada di tangannya sekejap mata pun hingga mereka mengambilnya lalu meletakkannya di kafan. Jiwa itu keluar dengan bau yang harum, seharum embusan minyak kesturi di muka bumi.Rol
Ruh seorang mukmin dicabut malaikat maut keluar seperti air.

Nabi melanjutkan ceritanya, "Lalu para malaikat membawa jiwa itu naik. Mereka tidak melewati sekumpulan malaikat, tetapi sekumpulan malaikat ini berkata, 'betapa harumnya ruh ini.' Para malaikat yang membawanya berkata, "Ini adalah fulan bin fulan."

Mereka menyebutkannya dengan nama yang paling baik seperti biasa manusia menyebut namanya di dunia hingga mereka tiba di langit dunia. Mereka meminta agar langit itu dibuka. Langit itu pun dibukakan baginya.
 
Dia diantarkan dari satu langit ke langit berikutnya hingga tiba di langit tempat bersemayam Allah. Allah berfirman, "Tulislah kitab hamba-Ku di Illiyin dan kembalikan ia ke bumi. Sesungguhnya Aku menciptakan mereka dari tanah dan di dalam tanah pula Aku mengembalikan mereka dan dari tanah pada kali yang lain Aku mengeluarkan mereka. "

Ruhnya pun dikembalikan kepada jasadnya. Kemudian, ada dua malaikat yang mendatanginya lalu mendudukkan mayatnya. Dua malaikat bertanya, "Siapakah Rabbmu?" Dia menjawab, "Rabbku Allah". "Apa agamamu? tanya dua malaikat. Dia menjawab, "agamaku Islam." Siapakah orang yang diutus di tengah kalian?" tanya dua malaikat. "Dia adalah Rasul Allah," jawabnya. "Apa yang kamu ketahui tentang benda ini?" tanya dua malaikat. "Aku membaca Kitab Allah, maka aku beriman kepadanya dan aku membenarkan," jawabnya.

Dari arah langit, terdengarlah suara penyeru, "Hamba-Ku benar. Maka hamparkan surga baginya dan bukakan baginya salah satu pintu surga. "Hamba itu pun didatangkan dengan aroma ruh yang harum semerbak. Kuburnya dilapangkan baginya sejauh mata memandang. Dia didatangi seorang lelaki berwajah menawan. Pakaiannya indah dan baunya harum. Orang itu berkata, "Ini adalah hari yang dijanjikan kepadamu"

Hamba itu bertanya, "Siapakah engkau? Wajahmu adalah wajah yang datang sambil membawa kebaikan," "Aku adalah amalmu yang saleh." Hamba itu berkata, "Ya Rabbi, datangkanlah hari kiamat agar aku dapat kembali kepada keluargaku dan hartaku."

No comments: