Saat Raja Inggris Ingin Belajar dari Peradaban Islam Spanyol
Mereka terbelalak, mulanya, ketika mendapati teori bumi itu bulat dan mengelilingi matahari, bukan seperti doktrin gereja saat itu. Kebesaran rahmat Allah kepada Cordoba tergambar dalam buku sejarah Al Azhar, yang dikutip Al Wakil.
Ketika sang surya terbenam, kota-kota besar Eropa gelap gulita, sedangkan di Cordoba terang benderang disinari lampu-lampu. Eropa sangat kotor, padahal di Cordoba telah dibangun ribuan WC umum. Eropa terbenam dalam lumpur, di saat yang sama jalan-jalan di Cordoba mulus dan teratur. Bahkan, ketika anak-anak Cordoba mulai masuk sekolah, tokoh-tokoh (raja, bangsawan, dan pendeta) Eropa belum bisa menulis namanya sendiri.
Dengan kondisi itu, maka mustahil ada manfaat yang bisa diberikan Eropa. Cordoba pun tidak memerlukan apa-apa dari luar Islam. Fakta ini diakui sejarawan besar Barat Gustave Lebon yang menyatakan, ''Tidak ada hal-hal positif dari bangsa Barat yang brutal itu yang bisa ditiru dunia Timur.'' Benar, sebab mereka baru menggunakan sabun mandi setelah belajar dari umat Islam pada era perjanjian perdamaian seusai Perang Salib.
Sebelumnya, orang Eropa jarang mandi. Cordoba makmur dan mencurahkan rasa aman kepada rakyat, termasuk warga Kristen dan Yahudi, karena beriman dan menerapkan Islam dalam segala aspek kehidupan (lihat QS 7:96). Mereka hanya meniru Daulah Madinah, meski jelas tidak mampu menandingi keluhuran peradabannya.
No comments:
Post a Comment