Sahabat Rasulullah Sangat Mulianya Akhlak Tawadhunya, Ini Dialognya
Pada zaman Nabi Shallallahu aliahi wa sallam dan sahabat, terkenal dengan sebutan generasi emas atau zaman keemasan umat islam. Bukan zamannya yang emas, tetapi orang-orangnyalah yang mempunyai akhlak emas dan berhati emas. Mereka mendapat bimbingan langsung dari Al Qur'an dan mereka mengimaninya dengan yakin. Akhlak dan sikap tawadhu mereka sangat terkenal, seperti contoh dalam kisah berikut ini.
Pada suatu hari, Sayyidina Abu Bakar radhiyallahu 'anha (ra) dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah pergi berkunjung ke rumah Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam. Setibanya di depan pintu rumah Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam, satu sama lain saling mempersilahkan rekannya untuk masuk terlebih dahulu.
Sayyidina Abu Bakar : "Engkau masuklah duluan, wahai Ali!"
Sayyidina Ali : "Mana mungkin aku akan mendahuluimu, ya Abu Bakar, sedang Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam sendiri pernah bersabda tentangmu: “Belum pernah matahari terbit atau terbenam atas seseorang sesudah para Nabi, lebih utama dari Abu Bakar.”
Sayyidina Abu Bakar : "Mana mungkin aku akan mendahuluimu, wahai Ali, sedang Rasulullah juga pernah bersabda tentangmu: “Aku telah menikahkan wanita terbaik kepada lelaki terbaik, aku nikahkan putriku Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib.”
Sayyidina Ali : "Mana mungkin aku akan mendahuluimu, ya Abu Bakar, sedang Nabi pernah bersabda: “Kalau iman umat ini ditimbang dengan iman Abu Bakar, tentu akan berat timbangan iman Abu Bakar.”
Sayyidina Abu Bakar: "Mana mungkin aku akan mendahuluimu, wahai Ali, sedang Rasulullah pernah bersabda tentangmu: “Dikumpulkan Ali bin Abi Thalib di Mahsyar pada hari Kiamat kelak dengan berkendaraan bersama Fatimah, Hasan dan Husain, lalu orang-orang bertanya-tanya, “siapa gerangan orang tersebut itu?” Lalu ada yang menjawab, “ia bukan seorang Nabi, tetapi Ali bin Abi Thalib dan keluarganya.”
Sayyididna Ali: "Mana mungkin aku akan mendahuluimu, wahai Aba Bakar, sedang Rasulullah pernah bersabda tentang engkau: “Kalau aku harus mempunyai kekasih selain dari Rabbku, tentu aku akan memilih Abu Bakar sebagai kekasihku.”
Sayyidina Abu Bakar: "Mana mungkin aku akan mendahuluimu, wahai Ali, sedang Rasulullah pernah bersabda: “Pada hari kiamat aku bersama Ali, lalu Allah berfirman kepadaku: “Wahai kekasihku, aku telah pilihkan untukmu, Ibrahim al-Khalil sebagai ayah terbaikmu, dan Aku telah pilihkan untuk Ali sebagai saudara dan sahabat terbaikmu.”
Sayyidina Ali: "Mana mungkin aku akan mendahuluimu, ya Abu Bakar, sedang Allah Ta’ala pernah berfirman tentangmu: “Dan orang yang datang membawa kebenaran dan orang yang membenarkannya, mereka itu adalah orang-orang yang bertaqwa (QS. Az-Zumar: 33)
Sayyidina Abu Bakar: "Mana mungkin aku akan mendahuluimu, wahai Ali sedang Allah Subhanahu wa Ta'ala juga telah mengisyaratkan mu dalam firman-NYA: Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari kerelaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Baqarah: 207)"
Lalu, seperti dinukil di Sirah Sahabat, pada waktu keduanya sedang asyik memperbincangkan keutamaan sahabatnya, Malaikat Jibril datang berkunjung kepada Rasulullah, seraya berkata: “Ya Rasulullah, di luar sana ada Abu Bakar dan Ali hendak menemuimu. Pergilah, sambutlah keduanya!”
Maka Rasulullah segera bangkit dari duduknya, menyambut mesra dan mempersilakan masuk kedua sahabatnya yang mulia.
Beliau Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam menempatkan Abu Bakar di sebelah kanannya dan Ali di sebelah kirinya, seraya berkata kepada mereka, “Demikianlah kami kelak dibangkitkan di hari Kiamat.”
Wallahu'alam
(wid) Widaningsih
No comments:
Post a Comment