Sedekah yang Paling Utama Menurut Rasulullah
Para sahabat pun kaget dengan kalimat yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, “Satu dirham mengungguli seratus ribu dirham.” Maka mereka pun bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi?”
Jawab Nabi yang mulia sebagaimana diriwayatkan oleh Imam an-Nasa’i dan Ahmad bin Hanbal, “Seseorang hanya memiliki dua dirham, dan dia sedekahkan yang satu dirham. Sedangkan orang lain memiliki harta yang melimpah, dan hanya bersedekah dengan seratus ribu dirham dari hartanya itu.”
Inilah sedekah yang paling utama; bukan besarannya, tapi prosentase dari kekayaan yang dimiliki disertai kesungguhan, keihklasan, serta pengorbanan seseorang untuk beramal.
Maka orang pertama yang bersedekah dengan satu dirham lebih mulia dan unggul karena menyedekahkan lima puluh persen dari harta yang dimiliki.
Sedangkan orang kedua terungguli derajatnya, sebab melimpahnya kekayaan dan sedekah seratus ribu dirham tak ada maknanya bagi orang tersebut. Bahkan, saat disedekahkan sebanyak itu pun, orang ini masih memiliki berkali lipat harta dari yang disedekahkan itu.
Dalam riwayat yang lain dari Imam Ahmad bin Hanbal, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ditanya oleh Abu Dzarr al-Ghifari, “Ya Rasulullah, sedekah apakah yang paling utama?” Jawab Nabi, “Sedekah yang dikeluarkan dengan susah payah oleh orang miskin.”
Apa yang terkandung dalam dua riwayat ini dan riwayat yang semakna lainnya, setidaknya memiliki dua dimensi hikmah.
Pertama, motivasi bagi kaum muslimin yang miskin. Bahwa mereka bisa menggapai pahala yang melimpah, bahkan diganjari telah memberikan sedekah terbaik. Caranya, dengan senantiasa membiasakan bersedekah dengan niat beribadah kepada Allah Ta’ala.
Membiasakan bersedekah juga sangat baik bagi kehidupan mereka yang miskin agar tidak silau dengan gemerlap harta dunia. Sebab, mereka yang terbiasa memberikan sedekah dengan ikhlas akan melihat harta sebagai ujian sehingga tidak gila dengannya.
Kedua, peringatan bagi orang kaya; agar tidak sombong dengan harta yang dimiliki atau jumlah sedekah yang dikeluarkan. Bahwa ada hak dari harta yang dimiliki untuk orang miskin, dan sesamanya; yang butuh atau meminta-minta.
Maka, siapa pun kita, semoga senantiasa bersemangat untuk bersedekah demi memakmurkan agama Allah Ta’ala. Aamiin. [Pirman]Kisahhikmah
No comments:
Post a Comment