Saat Orang Ini Mati, Nabi Muhammad Sujud Syukur

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pernah bersujud lama di luar shalat hingga disangka wafat oleh ‘Abdurrahman bin ‘Auf. Peristiwa itu terjadi ketika beliau menerima kabar dari Malaikat Jibril bahwa Allah Ta’ala akan memberikan balasan kepada umatnya yang berkirim shalawat dan salam kepadanya.

Beliau juga pernah bersujud setelah doanya dikabulkan. Beliau meminta kepada Allah Ta’ala supaya bisa memberikan syafaat kepada umat-umatnya. Maka beliau bersujud setelah doanya dikabulkan sebagai wujud syukur kepada Allah Ta’ala.

Dalam riwayat oleh Imam Abu Daud, sebagaimana disebutkan dalam al-Futuh, Imam Muhamamd bin Ishaq menuturkan, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pernah bersujud ketika mendengar kabar kematian seseorang.

Siapakah orang itu? Seberapa jahatkah ia hingga Nabi bersujud ketika mendengar kabar wafatnya?

Datanglah seorang laki-laki yang membawa kabar tewasnya Abu Jahal dalam Perang Badar. Tidak langsung mempercayai, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pun memerintahkan orang itu untuk bersumpah sebanyak tiga kali.

“Demi Allah, yang tiada Tuhan selain Dia. Aku sungguh melihat Abu Jahal terbunuh.” Setelah kalimat sumpah itu diucapkan tiga kali, “Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pun bersujud.”

Kejahatan dan kebiadaban yang dilakukan Abu Jahal kepada Islam, Rasulullah, dan dakwah yang diperintahkan-Nya adalah hal lain yang tidak akan hapus hanya karena ia hidup di zaman Nabi.

Demikianlah keadilan Islam. Nilai kebenaran Islam akan tetap, di mata generasi mana pun. Islam akan senantiasa adil dalam memandang umatnya sesuai dengan amal yang merupakan bukti imannya kepada Allah Ta’ala.

Kejadian tewasnya Abu Jahal dan sujudnya Nabi sebagai wujud syukur ini juga menjadi pelajaran amat berharga bagi kita. Bahwa dalam proses menjalani hidup, ada orang-orang yang kematiannya ditunggu dan disyukuri oleh orang lain.

Sebabnya, selama hidup orang tersebut tidak memberikan manfaat, justru madharat kepada diri dan sekitarnya. Ketiadaan mereka lebih diharapkan dibanding adanya.

Karenanya, mari perbaiki hidup. Mari niatkan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi sekitar. Sehingga banyak orang yang kelak menangisi dan merasa kehilangan serta mendoakan saat kita wafat. Aamiin. [Pirman]

No comments: