Catatan Panjang Penghinaan Agama (1)

  Youtube

Youtuber M Kece yang dianggap telah memecah hubungan Islam dan Kristen
Arif Wibowo

PERDAMAIAN antara gereja Katolik dan Protestan membutuhkan waktu 5 abad, sedangkan hubungan Islam dan agama Kristen membutuhkan waktu 13 abad untuk memulai suatu kehidupan yang baru, demikian tulis Dr. TH. Sumartana, seorang Doktor Sosiologi dan Sejarah Gereja. Bagi saya pribadi, sosok satu ini bukan sosok baru, sebab kalau bapak saya membeli majalah Tempo, saya sering ketemu opini beliau, yang entah paham atau tidak saya baca, maklum anak usia SMP.

Gaya bahasanya lugas dan tidak berbelit, karena beliau orang Banjarnegara, ora ngapak ora penak. Watak egaliter kaum ngapak ini memang lebih tinggi, termasuk bahasanya yang lebih terus terang, berbeda dengan kultur dekat kraton yang penuh eufimisme.

Pak TH. Sumartana, menghitung angka 13 abad itu dari Konsili Vatikan II, dimana akhirnya dunia Kristen, yang diwakili Gereja Katolik mengakui eksistensi Islami. Ia memasukkannya ke dalam barisan agama monoteistik bahkan memiliki Tuhan yang sama sekalipun dengan penyebutan yang berbeda.

Saya tidak hendak membahas konsekuensi teologis yang akhirnya jadi perdebatan panjang dan sampai sekarang belum juga ketemu, atas tafsir relasi agama Islam – Kristen dalam Konsili Vatikan II, karena memang itu bukan bidang saya, dan Konsili itu muncul dari sistem keagamaan Kristen.

Bukan hanya kesimpulan tersebut, pengantar yang membawa kepada kesimpulan tersebut menjadi sangat penting, sebab, akhirnya dengan Konsili Vatikan II menolak untuk mengakui adanya hubungan, baik teologis maupun historis antara wahyu alkitabiah dengan kelahiran Islam dan juga tempat Ismael yang khusus dalam sejarah Islam. Islam adalah kerja dari Roh Kudus dari sanad yang terpisah.

Bagi saya, penjelasan pak TH. Sumartana ini memberikan gambaran yang jelas, tentang bagaimana salah kaprah dunia Kisten dalam memandang Islam selama ini. Pandangan Klasik dunia Kristen Barat ini dapat dilihat dari pendapat Southern dalam bukunya Western Views of Islam in the Middle Ages, menulis bahwa “Orang Kristen ingin agar Timur dan Barat Eropa bersepakat bahwa Islam adalah Kristen yang sesat.

Bahkan tidak sedikit yang menulis bahwa Muhammad adalah penyebar wahyu palsu, tokoh penipu, tidak jujur, pelaku sodomi dan sebagainya yang kesemua itu diambil dari doktrin keagamaan yang dibawanya.

Selama berabad-abad pandangan dunia Kristen terhadap Islam, sebagaimana yang dikemukakan Shoutern di atas. Sebagai konsekuensi dari pandangan tersebut, maka Al Qur;an dan Nabi Muhammad menjadi bahan hinaan dan cacian selama berabad-abad, dari satu generasi ke generasi lainnya.

Puncak kebencian pada sosok Muhammad itu nampak dari karya Dante (1285 – 1321 M) The Divine Comedy. Maometto –Muhammad- oleh Dante ditempatkan pada lapisan kesembilan dan sepuluh lapisan Bogias of Maleboge, gugusan parit kelam yang mengelilingi kubu setan di Neraka.

Dalam pandangan Dante, Muhammad dikategorikan penyebar skandal dan perpecahan, dengan hukuman tubuhnya terus menerus dibelah dua dari dagu hingga ke anus, bagaikan, kata Dante, sepotong kayu yang papan-papannya dirobek-robek.

Kebencian Dante terhadap sosok Muhammad memang tidak muncul begitu saja, ia bahkan muncul semenjak Nabi Muhammad belum lahir. Kalau saja Abrahah berhasil menghancurkan Ka’bah, mungkin sejarah dunia akan berjalan lain. Abrahah sudah membangun Qullays yang megah (Qullays ini kemungkinan sebutan orang Arab untuk menyebut Ecclesia/Gereja) untuk menggantinya.

Thomas Right, penulis buku Early Christianity in Arabia menangisi kekalahan pasukan Abrahah ini. Menurutnya, kalau saja misi Abrahah berhasil maka kemungkinan seluruh jazirah Arab akan berada di tangan Kristen, akan ada salib yang terpampang di Ka’bah dan Muhammadpun mungkin mati sebagai pendeta* (Bersambung)

Peneliti Pusat Studi Peradaban Islam, Solo

Rep: Admin Hidcom
Editor: Bambang S

No comments: