Pesan dari Allah melalui Nabi yang Banyak Dilupakan sebagian Muslimin

Diriwayatkan oleh Imam ath-Thabrani Rahimahullahu Ta’ala, ada seorang sahabat yang bertanya kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam, “Ya Rasulillah, pesankan suatu hal kepadaku yang akan bermanfaat bagiku dari sisi Allah Ta’ala.”

Nabi nan mulia akhlaknya ini tersenyum, lalu bersabda kepada sahabatnya itu, “Perbanyaklah berdoa. Sesungguhnya engkau tidak tahu kapan doamu akan terkabul.”

Inilah pesan agung yang disampaikan oleh Allah Ta’ala kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam untuk umatnya. Sayangnya, pesan ini semakin sering dilupakan oleh sebagian kaum Muslimin lantaran satu dan lain sebab.

Sebagian kaum Muslimin malas berdoa karena terlalu mengandalkan ikhtiar. Dalam pemahamannya, berdoa, tidak akan mengubah banyak hal lantaran ikhtiarlah yang utama. Dalam tahap akut, mereka membenarkan kekeliruannya ini dengan banyak ayat dan hadits yang mereka tafsirkan dengan keliru.

Sebagian lainnya senantiasa berdoa, tapi minim dalam hal upaya. Mereka berpikir keajaiban. Lantas menggunakan kisah-kisah selayak Maryam ‘Alaihas salam sebagai pembenaran. Bahwa tatkala rajin berdoa, tanpa kerja pun akan diberi rezeki berupa buah-buahan dari surga.

Oleh karena itu, pemahaman terkait memperbanyak doa ini perlu direvisi. Ianya harus diletakkan secara proporsional. Dalam posisi yang moderat.

Bahwa tiada kasusnya beras turun dari langit, maka hendaknya mengiringi doa dengan ikhtiar menjemput rezeki, dengan bertebaran di muka bumi. Hanya dengan kombinasi pemahaman yang tepatlah maka seseorang akan selamat dari malapetaka salah paham.

Perlu juga dipahamkan kepada setiap individu Muslim bahwa doa merupakan kebutuhan seorang hamba. Hendaknya diperbanyak di berbagai situasi, terutama ketika, tengah, dan setelah melakukan amal shalih.

Apalagi doa merupakan senjata kaum Mukminin. Ia merupakan jaminan keterkabulan manakala dipanjatkan dengan cara yang benar, pada masa yang tepat, dan tiada penghalang antara dirinya dengan keterkabulan doa tersebut.

Keterkabulan doa ini banyak direkomendasi oleh Allah Ta’ala dalam ayat al-Qur’an, dan jaminan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam dalam banyak riwayat haditsnya.

Yang tak kalah pentingnya, hendaknya kita memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan akhirat dalam doa-doa kita. Sebab rezeki, meski dianjurkan untuk meminta, ianya sudah menjadi jaminan dari Allah Ta’ala kepada seluruh makhluk-Nya dan dilimpahkan secara spesial untuk orang bertaqwa. Sedangkan keimanan dan ketaqwaan tiada jaminan kecuali atas Kehendak-Nya. Dan, sunnatullah dalam menggapai kualitas iman dan taqwa terbaik harus senantiasa diupayakan hingga Hari Kiamat.

Mintalah akhirat, maka dunia pasti dibentangkan untuk kita. Aamiin.

Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]

No comments: